Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#464

penerus trah prabu brawijaya

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
464
Jaka Tingkir.
Seri Danang Sutawijaya.

Tumpeng dengan ingkung ayam jago telah tertata rapi. Tumpeng sebagai simbul syukur atas nama telatah Mentaok yang tadi sudah disampaikan oleh Ki Pemanahan menjadi Mataram. Namun ternyata dalam kenyataannya, rencana hunian di sekitar pohon beringin tua itu juga diberi nama, Kotagede. Demikian pula Ki Pemanahan telah bergelar Ki Ageng Mataram.
Sebelum tumpeng dengan ingkung ayam jago itu dipotong, Ki Prengga telah meminta kepada seorang ulama sepuh, Ki Kasan Kariya untuk memanjatkan doa syukur atas pemberian nama-nama yang telah disebutkan oleh Ki Pemanahan tadi.
Ki Kasan Kariya dengan khusuk memanjatkan doa, semilirnya angin hutan seakan menghantar doa-doa itu. Mereka yang hadir juga dengan khusuk mengamini doa yang dipanjatkan oleh Ki Kasan Kariya.

Setelah acara doa selesai, Ki Pemanahan dibantu oleh dua orang gadis yang membawa tumpeng tadi memotong ujung tumpeng. Ujung tumpeng kemudian diletakkan di atas piring yang kemudian dilengkapi lauk pauk dan kelengkapannya.
Piring yang isinya telah komplit itu kemudian oleh Ki Pemanahan diberikan kepada Ki Juru Martani alias Ki Patih Mandaraka.
Tepuk tangan kembali bergema di Kotagede itu setelah Ki Patih Mandaraka menerima piring beserta isinya dari Ki Pemanahan.
Ki Patih Mandaraka pun tertawa lebar pertanda suka cita atas syukuran itu.

Ki Prengga kemudian meminta kepada Ki Patih Mandaraka untuk memberi sambutan.
“Puji syukur yang tak terhingga aku panjatkan kepada Sang Pencipta Alam Semesta, hari ini kita semua bersyukur dan bergembira karena anugerah alam yang indah dan subur makmur ini. Alam Alas Mentaok yang kini telah bernama telatah Mataram. Syukur pula atas anugerah tempat ini yang semula belum bernama, kini telah bernama Kotagede. Demikian pula aku ucapkan selamat kepada pimpinan telatah Mataram, Ki Ageng Mataram…..!” Berkata Ki Patih Mandaraka sambil mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Ki Ageng Mataram.
Tepuk tangan kembali bergema di Kotagede itu. Seakan ucapan selamat mereka telah terwakili oleh Ki Patih Mandaraka alias Ki Juru Martani.
Ki Patih Mandaraka masih menambahkan.
“Kami rombongan yang dari kepatihan juga amat beruntung, kami datang tepat waktu. Beruntung pula perjalanan lancar sehingga kami bisa ikut menyaksikan peristiwa agung dan penting ini. Kami katakan beruntung karena kami hanya beristirahat dua kali, tadi kami akan beristirahat satu kali lagi, namun tidak jadi sehingga kami sampai di sini telah berkumpul saudaraku sekalian…..!” Imbuh Ki Patih Mandaraka.
Mereka kembali bertepuk tangan walau tidak semeriah sebelumnya.

Setelah itu, Ki Prengga mempersilahkan Ki Patih Mandaraka, Ki Ageng Mataram, Ki Ageng Giring, Ki Demang Karanglo, Raden Mas Danang Sutawijaya dan Ki Kasan Kariya untuk menikmati hidangan di atas panggung. Tumpeng besar yang di atas panggung itu yang menjadi hidangan bagi mereka.
Ki Prengga kemudian memberitahukan kepada semua yang hadir bahwa telah disajikan delapan puluh ingkung tumpeng di belakang panggung. Mereka semua dipersilahkan untuk mengambil sendiri-sendiri dengan wadah pincuk daun pisang yang telah disediakan. Saat itu memang sudah saatnya untuk makan siang. Tumpeng-tumpeng dengan lauk dan segala kelengkapannya di tata agak berjauhan sehingga mereka tidak perlu antri berderet panjang. Satu tumpeng bisa untuk tujuh atau delapan orang.
Suasana pun gaduh riuh sambil bercanda ria. Mereka tak perlu berebut karena sajian itu lebih dari cukup untuk semua orang.
Minuman pun banyak pilihan, ada wedang sere, wedang jahe, wedang teh, bahkan air degan kelapa muda juga tersedia. Mereka bebas menikmati sepuasnya.
Ki Purwareja, Ki Suteja dan para prajurit dari kepatihan juga ikut berbaur bersama mereka. Mereka pun senang karena kesempatan seperti ini tak akan terulang lagi.
………….
Bersambung………..
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *