Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(560)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.
Kanjeng Sultan Hadiwijaya tersenyum, ia memang masih ingat ketika itu. Ketika ia menitipkan gadis kecil dari Jepara. Seorang gadis yang telah yatim piatu karena ayah ibunya menjadi korban keganasan prajurit Jipang yang diutus oleh Harya Penangsang untuk menghabisi keluarga Kanjeng Ratu Kalinyamat. Seandainya prajurit Jipang tidak terhambat oleh perlawanan para prajurit, termasuk ayah dari gadis kecil itu, bisa jadi Kanjeng Ratu Kalinyamat pun bisa menjadi korban. Maka gadis kecil itu kemudian dipersembahkan kepada Kanjeng Sultan Hadiwijaya. Namun gadis kecil itu kemudian dititipkan kepada keluarga Ki Pemanahan di Laweyan. Dahulu Kanjeng Sultan memang pernah berpesan, jika gadis itu telah akhil balik agar dipersembahkan kembali ke keraton Pajang. Namun ternyata gadis itu ikut boyongan ke Alas Mentaok. Dan kini gadis itu dikatakan oleh Ki Pemanahan telah akhil balik.
“Gadis itu sekarang belum bersama kami, Kanjeng. Ada sesuatu yang ingin kami sampaikan berkaitan dengan Mas Danang ini, Kanjeng…..!” Berkata Ki Ageng Mataram.
“Ada sesuatu maksudnya apa, Kakang……..?” Bertanya Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
“Biarlah yang melakoni yang mengatakannya, dia sudah dewasa dan sekarang ada menghadap di sini…..!” Berkata Ki Ageng Mataram sambil melirik Raden Mas Danang Sutawijaya.
Keringat dingin membawahi punggung Raden Mas Danang Sutawijaya. Namun demikian, ia tidak bisa mengelak dari tanggungjawab. Seperti yang dikatakan oleh Ki Ageng Mataram bahwa ia memang sudah dewasa, tidak sepantasnya masih menggantungkan kepada orang tuanya. Terlebih yang terjadi adalah urusan pribadi antara dirinya dengan Ni Mas Mirah.
“Mohon maaf sebelumnya jika yang akan saya haturkan nanti tidak berkenan di hati Ramanda Sultan. Bahkan Danang siap menerima amarah atau hukuman dari Ramanda Sultan…..!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya dengan jelas.
“Katakan yang sejujurnya, Mas Danang, ada apa…..!” Berkata Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
Raden Mas Danang Sutawijaya kemudian menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dengan Ni Mas Mirah. Bahkan hubungan yang sudah terlalu jauh pun ia haturkan pula. Raden Mas Danang Sutawijaya juga mengatakan bahwa keduanya sudah saling mencintai dan akan membangun rumah tangga yang sesungguhnya.
“Oleh karena itu, Danang mohon maaf jika dalam kesempatan ini memberanikan diri untuk melamar Ni Mas Mirah kepada Ramanda Kanjeng Sultan……!” Berkata Raden Mas Danang Sutawijaya tanpa ragu.
Ia tidak tahu apakah Kanjeng Sultan Hadiwijaya akan marah dan menghukumnya atau sebaliknya.
Raden Mas Danang Sutawijaya justru terkejut ketika melihat bahwa Kanjeng Sultan Hadiwijaya justru tersenyum.
“Mas Danang…..! Aku bangga, kau telah menjadi seorang yang berani bertanggungjawab. Mirah aku serahkan kepadamu, jadikan ia istrimu. Jangan kau sia-siakan, ia sudah tidak memiliki siapa-siapa. Biarkan ia tinggal di Mataram……!” Berkata Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
“Ooh terimakasih Ramanda Sultan……!” Hanya itu yang terucap dari Raden Mas Danang Sutawijaya.
Ki Ageng Mataram pun tidak mengira akan kebesaran hati dari Kanjeng Sultan Hadiwijaya. Ia mengira akan menerima kemungkinan yang paling buruk. Kanjeng Sultan Hadiwijaya akan marah dan bahkan mengusirnya. Namun yang terjadi adalah sebaliknya.
Mereka kemudian berbincang tentang banyak hal. Kanjeng Sultan Hadiwijaya lebih banyak bertanya tentang perkembangan Mataram. Meskipun sesungguhnya Kanjeng Sultan Hadiwijaya sudah banyak mendengar dari senopati telik sandi yang menerima laporan dari prajurit sandi yang ditempatkan di sekitar Mataram.
Ki Ageng Mataram pun mengatakan dengan jujur tentang perkembangan Mataram. Bahkan Ki Ageng Mataram lebih banyak merendah tentang perkembangan Mataram.
“Sesungguhnya Mataram belum layak disebut sebuah negeri, tetapi lebih layak disebut perkampungan…..!” Berkata Ki Ageng Mataram.
……………
Bersambung…………..
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo
Berikan like dan komentar.