Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(572)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.
Lintang panjer sore telah masuk ke haribaan pertanda telah menjelang tengah malam.
Raden Mas Danang Sutawijaya segera meloncat ke batu karang tempat yang selama ini untuk menunggu wanita cantik jelita.
Lintang gubuk penceng masih berkerlap-kerlip berpasangan lima titik bintang yang membentuk seperti gubuk yang miring. Tidak ada awan yang menutupi sehingga jelas terlihat.
Dari arah letak bintang gubuk penceng itulah biasanya wanita cantik jelita itu muncul.
Raden Mas Danang Sutawijaya sudah duduk bersila di atas batu kadang yang permukaannya datar itu. Ia mengatupkan kedua tangan di dada, dan mata terpejam mengambil sikap bak seorang pertapa.
Angin laut cukup kuat menerpa sang pertapa, namun tak Ia rasakan. Gemericik ombak pun semakin lama semakin kencang. Demikian pula angin laut semakin kuat menerpa.
Raden Mas Danang Sutawijaya menyadari, itu semua adalah tanda- tanda bahwa yang ditunggu akan segera tiba. Bahkan terpaan ombak air laut cukup kencang menghantam batu karang tempat Raden Mas Danang Sutawijaya duduk bersila. Pakaian bagian depan yang ia kenakan pun basah, namun ia abaikan.
Raden Mas Danang Sutawijaya tetap memejamkan mata. Namun dengan mata tertutup itu ia justru bisa melihat sebuah kereta yang meluncur dari tengah lautan. Kereta yang ditarik enam ekor kuda putih yang teji – tinggi besar. Kereta yang seakan meluncur di atas air. Bukan derap kaki kuda yang terdengar, namun gemerincingnya lonceng-lonceng kecil yang terpasang di kaki-kaki kuda.
Kini kereta yang sangat indah itu terasa telah berada di samping batu karang tempat Raden Mas Danang Sutawijaya duduk bersila.
Raden Mas Danang Sutawijaya serasa melayang dari tempat duduknya. Dan kini telah duduk bersanding dengan seorang wanita cantik jelita yang berbusana dengan warna hijau gadung.
“Marilah Raden……!” Sapaan lembut wanita cantik jelita itu.
Raden Mas Danang Sutawijaya pun hanya tersenyum.
Kereta tanpa kusir itu kemudian berbalik arah menuju ke tengah lautan lepas.
Seperti yang terjadi beberapa kali sebelumnya, kereta itu seakan meluncur menuju ke sebuah istana indah yang serba keperakan. Di sana, Raden Mas Danang Sutawijaya seakan melihat banyak dayang-dayang wanita- wanita cantik, namun tak terdengar suara apapun.
Raden Mas Danang Sutawijaya merasa digandeng wanita itu untuk menuju ke sebuah bangsal yang sangat indah.
Mereka berdua kemudian masuk ke dalam bangsal yang pintunya membuka dengan sendirinya. Dan kemudian, pintu itu pun menutup dengan sendirinya pula.
Tidak diceritakan apa yang kemudian terjadi di bangsal pribadi yang sangat indah itu. Hanya dua insan berlainan jenis, dan yang sesungguhnya juga berlian alam itu yang mengetahui.
Namun Laut Kidul yang maha luas itu tetap tenang. Debur ombak pun mengalun kecil. Bintang gemintang berkerlap-kerlip di angkasa raya. Di tengah malam itu, bulan yang sudah tidak bulat utuh baru menampakkan diri di ufuk timur.
Lintang panjer esuk telah berkerlap-kerlip di ufuk timur. Ketika itu kereta kencana tanpa kusir yang semula membawa Raden Mas Danang Sutawijaya ke tengah lautan, kini telah meluncur ke arah pantai.
Seorang wanita cantik jelita duduk bersanding dengan Raden Mas Danang Sutawijaya. Senyuman menawan selalu tersungging di bibir yang manis. Tangan kanannya selalu bergenggaman dengan tangan kiri Raden Mas Danang Sutawijaya.
Raden Mas Danang Sutawijaya merasa telah sampai di samping batu karang tempat ia duduk bersila sebelumnya.
Wanita cantik jelita itu, seakan bersama Raden Mas Danang Sutawijaya melayang dan hinggap di atas batu karang.
“Hari telah menjelang pagi, aku harus segera kembali. Selapan hari lagi kita bertemu kembali…..!” Berkata wanita cantik jelita itu.
“Baik Kanjeng Ratu….! Aku juga akan segera kembali. Mataram harus segera terwujud menjadi sebuah negari…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya.
“Jika memerlukan bantuan, datanglah ke tempat ini tidak harus hari pasaran seperti saat ini…..!” Berkata wanita cantik jelita itu.
…………..
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo