Penerus Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(586)
Mataram.
Seri Danang Sutawijaya.
Pakaian Raden Mas Danang Sutawijaya masih basah kuyup ketika ia berdiri di tengah sisi kiri perahu getek dengan memegang satang. Dalam keadaan seperti itu tidak ada seorang pun yang mengira bahwa dia adalah putra mahkota Pajang yang juga putra dari Ki Ageng Mataram yang mendapat kuasa atas tanah Mentaok. Walau ia berwajah tampan, namun orang mengira hanyalah sebuah kebetulan. Walau ia berbadan tegap dan berotot kencang, orang mengira hanya karena kerja kerasnya sebagai tukang satang.
Sesungguhnya, dua orang pria penunggang kuda itu pernah melihat Raden Mas Danang Sutawijaya dalam suatu kesempatan di Pajang. Namun pasti mereka tidak akan mengira bahwa orang tersebut sekarang berada di sampingnya.
Namun orang yang berwajah tampan dan tenang itu sempat mengernyitkan dahinya.
“Sepertinya orang muda itu pernah aku kenali wajah dan perawakannya…..!” Batin orang muda yang tenang itu.
Namun orang muda yang tambun dan kekar itu justru berseloroh.
“Heee….., kau tukang satang baru ya? Dulu ketika aku lewat kau belum ada….!”
Orang tambun dan orang tampan itu memang sudah tiga empat kali naik perahu getek itu.
“Yaaa benar…..! Saya memang ingin melanjutkan pekerjaan sebagai tukang satang…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya tanpa berpikir panjang.
“Ha ha ha ha……! Badanmu kokoh kuat. Pasti kau berbakat sebagai tukang satang…..!” Seloroh orang muda yang tambun.
Raden Mas Danang Sutawijaya hanya tersenyum.
Dua orang wanita muda itu sempat melirik Raden Mas Danang Sutawijaya yang memang bertubuh kencang dan kuat. Namun orang muda yang tampan dan tenang itu kembali mengernyitkan dahinya. “Mungkinkah orang ini, dia orang yang amat tersohor itu….?” Batinnya.
Namun demikian ia hanya diam dan tak ia katakan.
“Heee….., mengapa kau tidak melamar saja menjadi seorang prajurit….? Tanah Perdikan Menoreh tentu memerlukan prajurit seperti kau ini….!” Berkata orang muda yang tambun.
“Oooh terimakasih, tidak terpikirkan untuk menjadi seorang prajurit…..!” Jawab Raden Mas Danang tanpa ia pikirkan. Namun ia sempat berpikir, apakah orang ini salah seorang prajurit menoreh?
“Atau menjadi prajurit pengawal di Sangkalputung…..? Pasti langsung kami terima….!” Berkata orang tambun namun kencang itu.
“Terimakasih…..! Sangkalputung itu di mana, saya belum tahu…..!” Jawab Raden Mas Danang Sutawijaya. Namun sesungguhnya ia terkejut pula bahwa orang itu mengatakan jika menjadi prajurit pengawal Sangkalputung pasti diterima.
“Hee…., apakah orang ini putra Ki Demang Sangkalputung….? Aku pernah melihat orang ini…..! Ooo…., benar orang ini adalah putra Ki Demang Sangkalputung…..!” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya. Namun tidak ia katakan.
Raden Mas Danang Sutawijaya memang pernah melihat orang tambun itu dalam suatu kesempatan. Namun memang belum pernah berbincang. Ia pun pernah mendengar dari Ki Demang Karanglo bahwa Ki Demang Sangkalputung berbesanan dengan Ki Gede Menoreh.
“Apakah orang ini anak Ki Demang Sangkalputung dan baru dari Tanah Perdikan Menoreh…..?” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya yang cerdas itu.
“Apakah salah satu dari dua orang wanita itu adalah istrinya….?” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
Raden Mas Danang Sutawijaya sempat memperhatikan dua orang wanita muda itu. Ia sempat tertegun, wanita yang cantik yang lembut itu masih ada bekas rambut sinom di atas dahi yang tercukur.
“Sepertinya dia temanten baru…..!” Batin Raden Mas Danang Sutawijaya.
Namun demikian, Raden Mas Danang Sutawijaya tidak sempat berpikir panjang, karena perahu sudah mulai melaju. Raden Mas Danang Sutawijaya tidak canggung memegang satang, karena ia telah beberapa kali naik perahu getek seorang diri di tempuran kali Opak.
Orang muda yang berwajah tenang yang sedang memegang kendali kuda itu heran. Ia menjadi ragu dengan ingatannya sendiri. Tidak mungkin orang yang ia pikirkan itu berada di tempat ini dan menjadi seorang tukang satang yang sudah biasa.
……………
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo.