Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(695)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Ki Tumenggung dengan wajah dingin menjawab perkataan Senopati Telik Sandi itu.
“Sungguh kejam orang yang telah tega membunuh anak ini…..!”
“Tentu tidak mudah untuk menelusur sebab kematian ini…..!” Berkata Senopati Telik Sandi.
“Aku percayakan kepadamu Adi Senopati……!” Berkata Ki Tumenggung Mayang.
Ketika acara pemakaman di sore hari itu, banyak sekali yang hadir. Mereka bukan semata karena ingin memberi penghormatan yang terakhir kepada Raden Pabelan, namun karena kematiannya yang banyak menarik perhatian. Tak terkecuali mereka para orang tua gadis yang putrinya pernah memiliki hubungan dengan Raden Pabelan. Banyak dari mereka pula yang bukan menyesali atas kematian Raden Pabelan, namun justru mensyukuri. Namun yang banyak menjadi perbincangan para pelayat adalah me-racau-nya Nyi Tumenggung Mayang yang menyesalkan sang suami – Ki Tumenggung Mayang yang telah membujuk Raden Pabelan untuk mendekati Gusti Putri Sekar Kedaton.
Dan khabar tentang Raden Pabelan yang tidak pulang selama tiga hari pun ramai diperbincangkan. Celakanya, cerita itu dihubungkan dengan khabar bahwa Raden Pabelan telah menginap di keputren selama tiga hari pula. Entah siapa yang pertama kali menyebarkan khabar itu.
Mereka kemudian menghubung-hubungkan cerita-cerita itu menjadi sebuah cerita. Namun belum ada yang tahu bagaimana Raden Pabelan sampai tewas dengan memar di rahang. Bahkan ketika dimandikan, kemudian diketahui ada memar pula di lambung dan di ulu hati.
“Memar karena hantaman, bukan karena senjata….!” Berkata seseorang yang melihat memar itu.
“Pasti tangan seorang yang ber-ilmu tinggi…..!” Sahut yang lain.
“Yaa….., tetapi mengapa sampai terapung di pinggir sungai…..?” Sahut yang lain pula.
“Itulah yang kita tidak tahu…..!” Timpal yang lain pula.
Namun yang kemudian menjadi pertanyaan banyak orang adalah, sampai dengan selesainya upacara pemberangkatan jenazah, Kanjeng Sultan Hadiwijaya tidak tampak melayat. Padahal seorang Tumenggung adalah jabatan tinggi di dalam keraton.
“Apakah karena tangan Kanjeng Sultan Hadiwijaya sendiri yang menewaskan Raden Pabelan…..?” Pertanyaan banyak orang.
Namun tidak ada yang berani secara terus terang menuduh Kanjeng Sultan Hadiwijaya sendiri yang melakukannya.
Bahkan para senopati pun tidak ada yang tahu bagaimana ceritanya sampai Raden Pabelan tewas dan kemudian jasadnya terapung di tepi sungai. Kecuali Senopati Prabandaru dan Senopati Telik Sandi dan dua orang lurah prajurit.
Namun di dalam kalangan keraton telah tersebar luas bahwa malam tadi Raden Pabelan telah dijemput oleh seorang senopati. Namun kemudian dikabarkan bahwa Raden Pabelan telah melarikan diri, bukan tewas dibunuh.
Akhirnya cerita simpang siur pun telah menyebar di dalam keraton.
Dalam pada itu, sore setelah upacara pemakaman jasad Raden Pabelan selesai, Senopati Prabandaru dan Senopati Telik Sandi telah menghadap Kanjeng Sultan Hadiwijaya.
Setelah saling berkabar keselamatan sesuai adat istiadat keraton, Senopati Prabandaru kemudian melaporkan kejadian secara runtut dan tidak ditutupi.
Senopati Prabandaru sebelumnya telah menerima laporan dari Senopati Telik Sandi. Sedangkan Senopati Telik Sandi telah menerima laporan dari lurah prajurit sandi maupun para prajurit sandi yang ia sebar ke berbagai tempat. Dari laporan-laporan itu kemudian tersusun cerita yang runtut dan masuk akal.
Bahkan dilaporkan pula oleh Senopati Prabandaru kepada Kanjeng Sultan Hadiwijaya bahwa Raden Pabelan namanya telah tercemar karena sering ingkar janji kepada para gadis maupun para janda. Bahkan berani menggoda istri orang. Bahkan pula pernah diusir dari sebuah padepokan karena menggoda seorang endang padepokan dan tidak mau bertanggungjawab.
Dilaporkan pula oleh Senopati Prabandaru bahwa Ki Tumenggung Mayang-lah yang telah membujuk Raden Pabelan untuk masuk ke keputren.
Kanjeng Sultan Hadiwijaya mendengarkan dengan sungguh-sungguh laporan dari Senopati Prabandaru.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.