Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#705

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(705)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Senopati Wirajaya terkejut ada tiga orang yang berani menghentikan mereka. Semula ia mengira bahwa tiga orang itu adalah begal. Namun jika begal terlalu berani menghentikan sepasukan prajurit Pajang. Namun Senopati Wirajaya terpaksa berhenti karena tiga orang tersebut berada di tengah jalan yang sengaja menghentikan mereka. Sedangkan Ki Tumenggung Mayang tahu bahwa orang tersebut adalah Dhandhang Wisesa yang dahulu juga berasal dari Manahan. Sepengetahuan Ki Tumenggung Mayang, bekal olah kanuragan Dhandhang Wisesa dahulu masih terbatas. Namun jika ia dipercaya oleh Panembahan Senopati tentu bisa dipercaya.
“Ada apa Ki Lurah…..?” Bertanya Ki Tumenggung Mayang kepada lurah prajurit yang juga sebagai kusir kereta.
“Mungkin begal salah sasaran…..!” Jawab kusir kereta yang ragu dengan jawabannya sendiri.
Dua orang lurah prajurit segera mendampingi Senopati Wirajaya, berjaga jika terjadi sesuatu.
“Heee….., ada apa kalian menghentikan kami….?” Bertanya Senopati Wirajaya dengan keras.
“Harta apa nyawa….?” Bentak Ki Dhandhang Wisesa.
“Gila….! Tidak mungkin mereka ini begal….! Tangkap…..!” Teriak Senopati Wirajaya.
Namun kemudian dijawab dengan dentangan pedang beradu tiga kali.
“Claaang…., claaang….., claaang…..!”
Sekejap kemudian terdengar teriakan mengaduh dari para prajurit Pajang yang masih di atas panggung kuda.
Banyak dari mereka terkena anak panah dari arah samping. Yang di sebelah kanan terkena sasaran di tubuh sebelah kanan pula. Sedangkan yang di sebelah kiri terkena di tubuh sebelah kiri pula. Kebanyakan yang terkena adalah tangan dan kaki, ada beberapa yang tertusuk di lampung. Bahkan ada yang terkena di dua atau tiga tempat.
“Gilaaa…..! Ini pasti ada hubungannya dengan Tumenggung Mayang…..!” Teriak Senopati Wirajaya yang langsung menyerang Ki Dhandhang Wisesa. Namun Ki Dhandhang Wisesa telah bersiaga dengan pedang rangkapnya.
Demikian pula dua orang lurah prajurit telah menyerang Ki Singa Dangsa dan Ki Sura Patil. Namun dua orang tersebut adalah guru padepokan dan kaya pengalaman. Ki Singa Dangsa kali ini bersenjatakan trisula yang tidak terlalu panjang. Sedangkan Ki Sura Patil bersenjatakan pisau belati rangkap bagai sepasang patil lele.
Sentara itu Nyi Singa Dangsa segera meloncat ke atas kereta.
“Tenang Nyi….., aku adalah utusan dari Panembahan Senopati….!” Berkata Nyi Singa Dangsa yang langsung membopong Nyi Tumenggung Mayang.
Tidak ada yang sempat menghalangi wanita yang membopong Nyi Tumenggung Mayang tersebut. Hampir semua yang berada di sekitar kereta telah terkena sasaran anak panah.
Ki Tumenggung Mayang yang segera tanggap langsung menotok simpul saraf lurah prajurit yang juga sebagai kusir kereta itu. Kusir kereta tidak berdaya seketika.
Ki Tumenggung Mayang masih mengamati keadaan. Ia percaya bahwa sang istri akan aman bersama wanita tadi. Ia melihat para prajurit kewalahan mengatasi serbuan anak panah.
Kuda-kuda menjadi riuh tak terkendali, apalagi ada beberapa kuda yang terkena anak panah pula. Banyak dari mereka yang berusaha berbalik ke seberang jembatan. Namun gaduhnya kuda-kuda menyulitkan mereka. Terlebih banyak dari mereka telah terluka. Walau tidak sampai terbunuh, namun sangat mengganggu untuk mengadakan perlawanan. Bahkan juga untuk mengendalikan kuda.
Yang di seberang sungai tak sedikit pula yang menjadi sasaran anak panah. Karena luncuran anak panah hampir serentak ke banyak sasaran. Mereka yang telah terluka memilih untuk menjauh dari jembatan. Karena akan sangat berbahaya jika memaksakan diri. Mereka sama sekali tidak menduga akan mendapat serangan yang sangat tiba-tiba itu. Mereka masih belum mengerti siapakah mereka yang telah menyerang itu.
Namun ada yang sempat mendengar ketika seorang wanita yang membopong Nyi Tumenggung Mayang mengatakan bahwa mereka utusan dari Panembahan Senopati.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Kunjungi pula situs saya di Youtube. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *