Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#734

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(734)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Sejenak kemudian kereta di atas laut telah hilang di balik cakrawala. Panembahan Senopati termangu di atas baru cadas. Sesaat kemudian ia meloncat di pasir pantai. Kemudian ia berlari ke tempat kuda yang ditambatkan tak jauh dari pantai. Ia tak perlu lagi menyusur sungai Opak dan kemudian sungai Gajahwong seperti dahulu. Sekarang bisa naik kuda walau harus sedikit memutar lewat Lipura. Namun dengan naik kuda tentu perjalanan menjadi jauh lebih cepat. Ia ingin segera bertemu dengan Ki Juru Martani untuk membicarakan rencana yang telah disampaikan oleh sang penguasa laut Kidul.

Ki Juru Martani sedikit heran karena Panembahan Senopati begitu cepat kembali dari pantai laut selatan. Biasanya lebih dari dua hari dua malam.
“Begitu cepat tiba, Angger Panembahan….?” Sapa Ki Juru Martani.
“Yaa Uwa….., Danang langsung ingin bertemu Uwa….!” Berkata Panembahan Senopati yang menyebut dirinya dengan sebutan Danang.
Namun sebelum Panembahan Senopati memulai cerita yang akan disampaikan, Ki Juru Martani lebih dahulu mengatakan laporan dari prajurit sandi yang ditempatkan di Pajang.
“Khabar yang disampaikan oleh prajurit sandi, bahwa sebagian senopati Pajang mendukung agar Pajang menyerbu Mataram secepatnya….!” Berkata Ki Juru Martani.
“Itulah yang akan kita perbincangkan, Uwa…..!” Jawab Panembahan Senopati.
“Heeem….., baiklah…..!” Sahut Ki Juru Martani.
Panembahan Senopati kemudian bercerita panjang lebar tentang perbincangan di atas lautan. Terutama tentang kemungkinan Pajang akan menyerbu Mataram. Diceritakan pula tentang pandangan Ki Juru Martani kepada Wanita penguasa Laut Kidul bahwa Mataram jauh lebih kecil dan lebih sedikit pasukan yang bisa dihimpun. Dari sudut mana pun, Mataram sulit untuk bisa mengimbangi Pajang. Namun demikian, Mataram sebagai pihak yang diserbu tidak akan menyerah begitu saja.
“Kau katakan pandangan-ku perimbangan kekuatan antara Pajang dan Mataram…..?” Bertanya Ki Juru Martani.
“Benar Uwa…..!” Jawab Panembahan Senopati.
“Bagaimana pendapat beliau….?” Bertanya Ki Juru Martani.
“Membesarkan hati, karena beliau tidak rela jika Mataram menjadi korban penyerbuan dari Pajang. Bahkan beliau bersedia membantu dengan caranya…..!” Lanjut Panembahan Senopati.
“Bagaimana-kah cara itu…..?” Bertanya Ki Juru Martani.
Panembahan Senopati kemudian bercerita panjang lebar tentang rencana itu. Tentu saja bantuan itu bukan berupa prajurit atau pasukan segelar sepapan, tetapi dalam bentuk lain.
“Beliau juga berpesan agar rencana itu hanya boleh diketahui oleh Uwa sendiri. Jangan sampai orang lain, siapa pun mendengarnya…..!” Lanjut Panembahan Senopati.
“Heeem….., sampai sedemikian besar perhatian beliau…..?” Berkata Ki Juru Martani.
“Demikianlah Uwa….! Namun demikian, harapannya adalah penyerbuan tidak akan pernah terjadi. Karena peperangan sekecil apapun akan terjadi korban para prajurit…..!” Lanjut Panembahan Senopati.
“Yaaa….., aku sependapat. Semoga Kanjeng Sultan tidak terbujuk oleh para senopati dan para sentana yang tidak senang dengan berdirinya negeri Mataram…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Jika hal itu benar tidak terjadi, Danang akan menghadap Bapa Sultan di Pajang, Uwa….!” Janji Panembahan Senopati.
“Atau sebaliknya, agar hal itu tidak terjadi, Angger Panembahan menghadap beliau terlebih dahulu….?” Pertanyaan balik dari Ki Juru Martani.
“Danang ingin membuktikan terlebih dahulu bahwa Alas Mentaok bisa menjadi sebuah negeri yang besar. Hinaan para senopati itu sangat menyakitkan, Uwa. Juga sikap Paman Wuragil ketika itu…..!” Panembahan Senopati berdalih.
Ki Juru Martani menyadari, sulit untuk membujuk Panembahan Senopati untuk segera menghadap ke Pajang.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *