Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(736)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.
Ki Juru Martani kemudian mengusulkan agar warga Karanglo tidak ikut maju ke medan laga, tetapi ikut mendukung dari belakang yang tak kalah pentingnya.
“Apakah itu, Kakang Juru….?” Bertanya Ki Demang Karanglo.
“Sesungguhnya berat juga, tetapi yang terdekat dengan sungai Opak hanyalah kademangan Karanglo. Ada kademangan Kalasan, tetapi kami tak terlalu berharap kepada Ki Demang Kalasan….!” Berkata Ki Juru Martani.
“Ki Demang Kalasan sudah terlalu sepuh, sedangkan anak-anaknya semua perempuan dan para menantunya sepertinya kurang peduli dengan perjuangan Mataram…..!” Dalih Ki Demang Karanglo yang kenal dekat dengan Ki Demang Kalasan.
“Yaaa…., kami mengerti. Warga Karanglo nanti bisa terlibat dalam pengadaan makanan dan minuman untuk para pengawal Mataram…..!” Lanjut Ki Juru Martani.
“Ya…., kami bersedia….! Apakah tidak sebaiknya para pengawal itu nantinya mendirikan pasanggrahan di Karanglo saja…..?” Tawaran dari Ki Demang Karanglo.
“Jika di Karanglo masih cukup jauh untuk sebuah pasanggrahan. Kita rencanakan di ara-ara dekat dengan dusun Randugunting…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Yaa….., di Randugunting ada padang ara-ara yang cukup luas. Tempat itu cocok untuk pasanggrahan, dekat sungai pula sehingga berbagai keperluan akan mudah…..!” Berkata Ki Demang Karanglo.
Kemudian disepakati bahwa para pengawal Mataram nantinya akan membuat pasanggrahan di padang ara-ara di dekat dusun Randugunting.
“Tetapi harapan kita semua, semoga pasukan Pajang urung menyerbu ke Mataram…..!” Lanjut Ki Demang Karanglo.
“Yaa….., harapan kita semua…..!” Sahut Ki Juru Martani.
Kemudian Panembahan Senopati mengalihkan perbincangan.
“Apakah sudah ada khabar dari utusan yang ke Kaliangkrik, Bukit Tidar dan yang ke Lembah Merapi Merbabu…..?”
“Sementara belum ada, bahkan yang diutus juga belum kembali….!” Jawab Ki Juru Martani.
“Baiklah, mungkin baru nanti malam mereka akan kembali….!” Berkata Panembahan Senopati.
Sementara itu, adik Panembahan Senopati yang juga adik dari Nyi Tumenggung Mayang yang selama ini sedang berguru jauh dari Pajang maupun dari Mataram telah ikut bergabung di Mataram. Ia pun terlambat mengetahui bahwa sang ayah, Ki Pemanahan telah berpulang. Setelah beberapa waktu ia baru mendengar berpulangnya sang ayah. Maka ia bergegas ke Mataram, dan kini ikut bergabung. Ia adalah salah satu putra Ki Pemanahan yang bernama Gagak Baning.
Demikian pula Ki Tumenggung Mayang telah bergabung pula.
Panembahan Senopati bergembira dengan bergabungnya adik-adiknya. Dengan demikian bisa menambah kekuatan pengawal Mataram.
Panembahan Senopati tahu bahwa sang adik, Raden Gagak Baning menguasai permainan panah. Oleh karenanya ia dipercaya untuk melatih para pengawal Mataram menggunakan senjata panah.
“Sebagai pasukan yang diserang, senjata panah sangat diperlukan baik untuk bertahan maupun menyerang, Dimas…..!” Berkata Panembahan Senopati kepada sang adik.
“Baik Kangmas, pengawal Mataram akan aku bimbing bermain senjata panah…..!” Berkata Raden Gagak Baning.
Mulai saat itu, Raden Gagak Baning melatih para pengawal Mataram untuk bisa memainkan senjata panah.
Sementara itu, keadaan di Pajang berbeda dengan yang di Mataram. Jika yang di Mataram berharap agar penyerbuan pasukan Pajang tidak terjadi. Sedangkan yang di Pajang banyak yang mendorong agar penyerbuan ke Mataram segera terjadi. Bagi para senopati Pajang, untuk menggilas Mataram suwe mijet wohing ranti – semudah meremas buah ranti. Dari segi manapun, Mataram tidak sebanding dengan Pajang. Bahkan banyak para senopati yang mendorong Kanjeng Sultan agar Pajang menunjukkan kebesarannya dengan mengirim pasukan yang besar dan kuat. Mereka menginginkan agar Mataram tidak hanya ditundukkan, tetapi juga diduduki dan dikuasai.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.