Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#747

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(747)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Kemudian Panembahan Senopati bertanya bagaimana akan mengambil anak itu.
“Katakan saja di Pal Bapsng ada ular besar dan cantik. Suruh anak itu untuk menangkap. Dia senang bermain ular, pasti dia tidak akan menolak….!” Berkata wanita cantik jelita itu.
Panembahan Senopati belum mengerti sepenuhnya maksud dari wanita cantik itu. Namun ia tidak menolak permintaan itu.
“Ular itu menggelantung di pohon beringin besar…..!” Lanjut wanita cantik jelita.
“Baiklah….! Akan aku katakan kepada anak itu…..!” Berkata Panembahan Senopati.
Kedua pria wanita itu masih berbincang beberapa saat sebelum matahari semburat merah di ufuk timur.
Namun setelah kelelawar dan kalong kembali ke sarangnya, wanita cantik jelita itu segera minta diri untuk kembali ke laut lepas.
Panembahan Senopati masih memandang ke tengah laut sampai kereta yang ditarik enam ekor kuda putih itu lenyap di balik cakrawala.
Namun demikian, Panembahan Senopati juga segera meloncat ke pasir pantai dan berlari kecil ke tempat kudanya ditambatkan.
Kudanya sudah sempat makan rumput di sekitar tempat itu.

Hari telah terang tanah ketika Panembahan Senopati memacu kudanya kembali ke Mataram.
Ia tidak singgah di Lipura, tetapi terus melaju agar segera sampai di Mataram.
Sesampai di Mataram, yang ditemui pertama kali adalah Ki Juru Martani.
Ki Juru Martani sedikit heran karena sepagi itu Panembahan Senopati telah kembali dan menemuinya. Pasti ada hal yang perlu dibicarakan.
Panembahan Senopati langsung menyampaikan masalah Raden Rangga. Ia akan diambil oleh yang menitipkannya.
“Heee……, anak itu memiliki bakat yang luar biasa. Ia masih bisa kita didik…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Tetapi kita tidak bisa menolak niat dari yang menitipkan…..!” Dalih Panembahan Senopati.
“Apakah akan diantar ke pantai selatan….?” Bertanya Ki Juru Martani.
“Tidak Uwa….., Rangga dipancing untuk menangkap ular yang besar dan cantik di Pal Bapang….!” Jawab Panembahan Senopati.
“Kapankah itu akan terjadi….?” Bertanya Ki Juru Martani.
“Siang sampai sore ini, Uwa…..!” Jawab Panembahan Senopati.
“Ya sudah kalau itu sudah menjadi keputusan. Harus kita turuti…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Sekarang anak itu berada di sanggar. Seperti yang kita duga, ia akan pulang dengan sendirinya dan tanpa merasa bersalah…..!” Lanjut Ki Juru Martani.

Mereka kemudian menemui Raden Rangga di sanggar. Raden Rangga menyambut kehadiran sang ayah dan eyangnya tanpa merasa bersalah atas kejadian kemarin yang mengakibatkan beteng ambrol.
Panembahan Senopati tanpa basa-basi langsung menyampaikan maksudnya.
“Rangga….., aku melihat di Pal Bapang ada ular besar dan bagus warna-warni. Kau pasti suka, bisa untuk klangenan di sini. Tangkaplah sekarang juga mumpung belum pergi. Ular itu sepertinya kekenyangan dan bergelantung di pohon beringin besar. Jika ditunda besuk, ular itu pasti sudah pergi…..!” Bujuk Panembahan Senopati.
Wajah Raden Rangga cerah, menangkap ular adalah kesukaannya. Ia tidak pernah gagal menangkap ular, walau yang besar sekalipun. Apalagi tadi dikatakan ular yang besar dan bagus warna-warni.
“Ya Bapa….., sekarang juga Rangga berangkat…..!” Berkata Raden Rangga yang kemudian berlari menuju kandang kuda.
Ia segera meloncat ke punggung kuda kesayangannya. Kuda pun segera berpacu dengan cepat.
Raden Rangga sudah tahu tempat beringin tua di Pal Bapang tersebut. Ia pernah berteduh di bawah beringin tua itu ketika ke padang rumput di Lipura.
Ki Juru Martani dan Panembahan Senopati segera mengejar Raden Rangga. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di Pal Bapang nanti.
Mereka yang melihat Raden Rangga memacu kuda dengan cepat hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Mereka tidak berani menegur anak itu karena bisa terjadi salah paham.
Ki Juru Martani dan Panembahan Senopati mengejar, namun tertinggal cukup jauh.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *