Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#756

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(756)
Mataram.
Seri Panembahan Senopati.

Kelakar dan senda gurau mewarnai berkumpulnya para prajurit dari berbagai kadipaten dan kademangan.
Pandangan mereka hampir sama, sama-sama menganggap pasukan besar ini bukan untuk berperang, melainkan untuk pergi pelesiran. Sudah tersebar luas bahwa pasukan Mataram hanyalah pasukan yang kecil. Dan mereka bukanlah dari para prajurit yang sesungguhnya, tetapi seluruh warga yang dilatih olah kanuragan dengan dadakan.
“Ha ha ha ……, mereka melihat pedang saja pasti sudah ketakutan, lha kok mau berperang….!” Seloroh seorang prajurit.
“Ha ha ha ha….., itu bagai sulung mlebu geni – ibarat laron masuk perapian…. ha ha ha ha…..!” Sahut yang lain.
“Kabarnya, mereka itu hanyalah para tukang kayu yang dilatih pegang pedang….!” Timpal yang lainnya.
“Sebaiknya memakai gelar perang brubuh saja. Setiap prajurit Mataram melawan lima belas prajurit dari pasukan gabungan Pajang. Belum sampai matahari naik sejengkal, Mataram sudah bisa kita gulung…..!”
Seloroh seorang prajurit lagi.
“Itu tidak perlu, cukup pasukan Jipang yang di paling depan sudah mrantasi – mampu menggulung pasukan Mataram….!” Timpal seorang prajurit dari Jipang.
Sebagian besar prajurit Jipang memang memendam dendam kesumat kepada Danang Sutawijaya yang sekarang bergelar Panembahan Senopati. Mereka masih belum bisa menerima tewasnya Harya Penangsang oleh Danang Sutawijaya.
Perbincangan hampir senada mewarnai perbincangan gabungan prajurit Pajang.
Hampir semua adalah para prajurit pilihan yang dikirim oleh tiap-tiap kadipaten atau kademangan.
Baru kali ini mereka merasakan suka ria ketika sedang menuju medan laga. Bagi mereka, kemenangan sudah di depan mata. Di ukur dari segi apapun, pasukan Mataram tidak mungkin bisa bertahan lebih dari satu hari.

Sementara itu, para petinggi Mataram telah mendengar bahwa pasukan gabungan telah berkumpul di Pajang. Yang mereka dengar, besuk pagi pasukan besar itu akan berangkat. Oleh karena itu, pasukan Mataram besuk juga sudah harus bersiap. Bahkan harus sudah menempati barak perkemahan yang telah dibangun di Randu Gunting.
Malam itu para petinggi Mataram berkumpul untuk mematangkan rencana bertahan pasukan Mataram dari serbuan pasukan Pajang.
“Gelar perang yang akan kita pakai besuk adalah seperti gelar perang gedong minep, tetapi tidak sepenuhnya seperti itu…..!” Berkata Ki Juru Martani.
Panembahan Senopati kemudian menjelaskan secara rinci rencana bertahan pasukan Mataram.
Panembahan Senopati juga menjelaskan bagaimana dan di mana pasukan panah menempatkan diri. Demikian juga pasukan berkuda harus bagaimana dan di mana serta tugas apa nantinya.
Sedangkan pasukan yang lain diminta untuk menunggu pasukan lawan. Pasukan Mataram tidak perlu menyongsong dan kemudian beradu muka dengan pasukan lawan.
“Ingat dan sadari bahwa pasukan kita jauh lebih kecil dari pasukan lawan. Namun kita tahu, dalam perang Barata Yudha, pasukan Pandawa jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pasukan Hastinapura. Tetapi hasilnya apa….? Pandawa-lah yang unggul. Demikian juga dalam perang Alengka, pasukan Pancawati jauh lebih kecil dari pasukan Alengka. Namun apa hasilnya? Pasukan Pancawati yang menang…..!” Lanjut Panembahan Senopati untuk membesarkan hati para prajurit Mataram.
Para petinggi Mataram itu mengangguk-angguk memahami maksud dari Panembahan Senopati.
Ki Juru Martani masih memberikan banyak arahan kepada para petinggi Mataram tersebut. Agar pasukan Mataram yang kecil jumlahnya itu jangan sampai berkecil hati.
Panembahan Senopati pun masih menambahkan dengan berkata dengan nada rendah; “Aku berpesan, jika di suatu tengah malam kalian mendengar suara atau melihat sesuatu yang tidak wajar tetaplah tenang. Dan kalian tetaplah tetap di tempat…..!”
Para petinggi Mataram itu kembali mengangguk-anggukan kepala walau tidak sepenuhnya mengerti maksud dari Panembahan Senopati.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *