Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#764

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(764)
Mataram.

Kedatangan Kanjeng Sultan Hadiwijaya di barak perkemahan disambut dengan gegap gempita seluruh prajurit. Bahkan kawula di sekitar barak perkemahan pun berdatangan. Mereka ingin melihat lebih dekat raja mereka. Selain itu, mereka juga ingin melihat gajah yang selama ini belum pernah mereka lihat. Mereka kagum terhadap gajah yang besar dan didandani dengan indah dan mewah.
Mereka semua yang telah tiba di barak perkemahan itu melampiaskan kegembiraan dengan berorak sorai dengan diiringi aneka tetabuhan. Bunyi terompet menggetarkan alam sekitar yang telah merambat malam. Sungguh suasana suka cita bagai merayakan sebuah pesta. Tak sedikitpun mereka rasakan suasana penghadapi sebuah peperangan.
Obor penerangan hampir semua telah dinyalakan.

Nyala obor di tepi kali Wedi itu terlihat jelas dari tempat Ki Ageng Giring dan para pengikutnya berada. Mereka berada di sisi utara dari bukit Candi Ijo.
“Pasukan yang besar sekali, Ki Ageng…..!” Berkata salah seorang pengikut Ki Ageng Giring.
“Ya benar. Dan mereka terdiri dari orang-orang yang berilmu itu selain dari Kanjeng Sultan sendiri…..!” Jawab Ki Ageng Giring.
“Bagaimana mungkin Mataram akan bisa menghadapi mereka Ki Ageng…..?” Bertanya pengikut Ki Ageng Giring yang lain.
“Kita tunggu saja aba-aba dari para petinggi Mataram. Kita juga harus bersiap jika ada sepasukan prajurit yang sampai ke tempat ini…..!” Berkata Ki Ageng Giring.
Di malam yang mulai sepi itu, sorak sorai dan aneka bunyi tetabuhan semakin jelas terdengar dari Kali Bulus tempat Ki Singa Dangsa dan Ki Sura Patil dan semua orang yang berada di tempat itu.
Ada debar jantung mereka membayangkan apa yang akan terjadi kemudian. Mereka pun menunggu aba-aba dari para petinggi Mataram untuk bertindak.
“Kita juga harus bersiap jika ada sepasukan prajurit Pajang yang sampai ke tempat ini…..!” Berkata Ki Singa Dangsa.
“Yaa…., kemungkinan itu bisa saja terjadi. Mungkin ada prajurit sandi dari Pajang yang sampai ke tempat ini pula….!” Jawab Ki Sura Patil.
“Kita tempatkan orang kita agak ke bawah agar jika ada pergerakan dari mereka, kita bisa mengetahui…..!” Usul Ki Sura Patil.
“Baik, nanti orang-ku dan orang-mu biar berada lebih ke bawah…..!” Jawab Ki Singa Dangsa.
Setegar apapun, namun membayangkan pasukan gabungan yang sangat besar itu tergetar juga hatinya. Tergetar bukan karena takut, namun jika terjadi bentrok lansung pasti pasukan Mataram tidak bisa bertahan.

Sorak sorai dan bunyi tetabuhan itu juga terdengar dari barak perkemahan pasukan Mataram di Randu Gunting.
Mereka sudah mendengar bahwa pasukan gabungan Pajang tersebut belasan ribu jumlahnya. Sangat tidak seimbang dengan pasukan Mataram yang tidak mencapai seribu prajurit.
Namun demikian, para prajurit Mataram itu tidak ingin menyerah begitu saja. Mereka teringat betapa beratnya babat hutan Alas Mentaok ketika itu. Dan membangun jalan serta pemukiman serta alun-alun, beteng, gapura dan bangunan layaknya keraton dengan kerja keras tak mengenal lelah. Tentu akan mereka pertahankan sampai titik darah penghabisan.

Namun menjelang tengah malam, sorak sorai itu menjadi reda. Bahkan menjadi sunyi sepi. Mereka memerlukan beristirahat setelah perjalanan yang cukup jauh.
Kanjeng Sultan Hadiwijaya memerlukan mengumpulkan para senopati dari seluruh pasukan. Baik yang para senopati dari Pajang maupun yang dari kadipaten-kedipaten yang tergabung.
Mereka tidak secara khusus membicarakan gelar perang yang akan digelar. Karena mereka yakin, dengan gelar apapun tidak akan kesulitan untuk melumat pasukan Mataram. Bahkan para senopati saling berebut untuk bisa maju di yang paling depan. Bahkan tak sedikit yang ingin berhadapan langsung dengan Danang Surawijaya yang bergelar Panembahan Senopati Ing Ngalaga Sayidin Panatagama tersebut.
Yang sudah disepakati, mereka akan menyergap sebelum matahari semburat merah di ufuk timur.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *