Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#772

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(772)
Mataram.

Kanjeng Sultan Hadiwijaya tertegun beberapa saat. Ia tak dapat berkata-kata dan tak segera bertindak. Hatinya sangat terguncang menerima laporan tersebut. Terbayangkan korban yang tak terkira jumlahnya.
Belum sempat berkata-kata, Kanjeng Sultan Hadiwijaya kembali terkejut ketika mendengar teriakan dan jeritan dari arah kali Opak.
“Banjiir….., banjiir…, banjiiir…., banjiir….!”
“Tolooong….., tolooong….., toloong…..!”
Dan terdengar bergemuruh suara banjir bandang terdengar jelas dari tempat Kanjeng Sultan Hadiwijaya berada.
Suasana semakin mencekam ketika hujan abu semakin tebal.
Kanjeng Sultan Hadiwijaya seorang yang berilmu tinggi dan sugih ilmu jayakawijayan itu tak mampu berbuat apa pun. Ia amat terpukul mendengar dan menyaksikan peristiwa yang sungguh sangat mengguncang hatinya.
Jeritan dan lolongan minta tolong terus terdengar menyayat hati dari arah kali Opak. Dan sesaat kemudian terjadi hiruk pikuk orang-orang berlarian menyelamatkan diri. Mereka berlarian tak terkendali saling tubruk karena tak tahu arah mesti berlari kemana. Dari arah timur – arah barak perkemahan kali Wedi, mereka berlarian dan berteriak-teriak minta tolong ke arah Kanjeng Sultan Hadiwijaya berada. Dan sebaliknya, dari arah kali Opak, mereka berlarian tak tahu arah sehingga saling bertubrukan. Keadaan sungguh kacau balau tak terkendali karena hujan abu terasa semakin tebal.
Para prajurit di sekitar Kanjeng Sultan yang masih di atas punggung gajah itu terkejut bukan kepalang dan sangat terguncang. Mereka sempat mendengar Kanjeng Sultan memerintahkan; “Semua pasukan mundur…..! Kembali ke Pajang…..!” suara Kanjeng Sultan yang bergetar. Dan sekejap kemudian mereka sangat terkejut ketika menyaksikan Kanjeng Sultan Hadiwijaya melayang jatuh dari atas punggung kuda, pingsan.

Sementara itu, kali Opak benar-benar banjir bandang. Banjir di musim kemarau yang lebih besar dari banjir di kali Wedi. Banjir yang sama sekali tidak diperhitungkan oleh pasukan Pajang.
Pasukan Pajang saat itu telah berhasil menyeberangi kali Opak beberapa puluh bregada prajurit. Namun yang sedang berada di tengah sungai tak terhitung jumlahnya. Mereka yang masih di tengah sungai itu yang diterjang banjir yang tak sempat mengaduh dan hanyut terbawa arus yang pasti akan sampai di laut Kidul.
Mereka, para prajurit Pajang yang telah sempat menyeberangi kali Opak tersebut segera disambut hujan anak panah dan lembing serta tombak dari balik pepohonan dan bongkahan batu. Mereka pun tak sempat mengadakan perlawanan sehingga jatuh banyak korban. Namun demikian ada beberapa senopati Pajang yang sakti mandraguna yang kebal terhadap anak panah dan lembing maupun tombak. Mereka sangat marah karena melihat kenyataan yang sama sekali jauh di luar perhitungan mereka. Mereka kemudian menerjang siapapun lawan di pihak pasukan Mataram. Beberapa prajurit Mataram menjadi korban keganasan para senopati yang sakti mandraguna tersebut.
Namun Panembahan Senopati dan para senopati pendampingnya dari pasukan berkuda itu tak tinggal diam. Mereka segera menghadapi para senopati Pajang yang marah dan mengamuk itu. Para senopati pendamping Panembahan Senopati adalah para senopati pilihan yang digembleng oleh Panembahan Senopati sendiri.
Kemudian terjadi peperangan yang sesungguhnya. Para senopati Pajang itu tidak mempunyai pilihan lain selain menuntut balas atas hanyutnya banyak prajurit Pajang. Mereka ingin membunuh sebanyak mungkin prajurit Mataram. Dan mereka pun yakin akan mampu melakukannya. Namun kini yang dihadapi adalah para senopati pilihan dari pasukan Mataram dan diantaranya ada Panembahan Senopati sendiri.
Ki Manca sangat marah ketika berhadapan dengan Panembahan Senopati. Ia yang telah menyimpan dendam kesumat kepada Mataram itu ingin membuktikan bahwa ia akan mampu membunuh Danang Sutawijaya.
…………….
Bersambung……….
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *