Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(800)
Mataram.
Panembahan Senopati masih sempat menyampaikan beberapa pesan kepada Pangeran Benawa. Demikian pula Ki Juru Martani.
“Yang akan aku titipkan di kasatrian adalah Senopati telik sandi sendiri……!” Berkata Panembahan Senopati.
“Terimakasih Kangmas, kami juga akan membentuk pasukan ‘baris pendem’ yang jangan sampai diketahui oleh Dimas Pangiri dan para pengikutnya…..! Di rumah Paman Wirasakti kami berkumpul……!” Jawab Pangeran Benawa.
“Ooh….., Paman Wirasakti tentu aku akrab dengan beliau…..!” Berkata Panembahan Senopati.
“Kita usahakan agar jangan sampai keruh airnya tetapi ikannya tertangkap…..!” Pesan Ki Juru Martani.
“Semoga tidak perlu ada korban dari pihak manapun…..!” Jawab Pangeran Benawa.
Setelah menyantap hidangan makan siang, Pangeran Benawa benar-benar mohon diri.
“Berhati-hatilah Angger Pangeran…..!” Berkata Ki Juru Martani.
Panembahan Senopati tidak khawatir akan keselamatan dari Pangeran Benawa karena ia tahu bahwa adiknya itu memiliki bekal yang lebih dari cukup untuk menjaga diri.
Sepeninggal Pangeran Benawa, Panembahan Senopati memanggil Senopati telik sandi serta sang adik, Raden Gagak Baning.
Panembahan Senopati kemudian mengatakan tentang kedatangan Pangeran Benawa. Namun demikian tidak semua harus diceritakannya.
“Senopati sendiri yang aku utus untuk masuk di kasatrian Pangeran Benawa. Kau bisa mengatur segalanya untuk membantu Pangeran Benawa…..!” Berkata Panembahan Senopati.
“Daulat Kanjeng Panembahan….! Akan kami jalani dengan penuh kesungguhan dan kehati-hatian…..!” Jawab senopati itu.
Kepada Raden Gagak Baning, Panembahan Senopati berpesan agar menemui Senopati Wirasakti. Ia tahu bahwa sang adik itu juga akrab dengan Senopati Wirasakti yang tinggal tak jauh dari Manahan. Manahan adalah tempat tinggal keluarga Ki Pemanahan sebelum boyongan ke Mataram, termasuk Raden Gagak Baning.
Panembahan Senopati kemudian juga minta kepada Ki Dandang Wisesa untuk menyiapkan pasukan berkuda yang tangguh yang setiap saat bisa diberangkatkan ke Pajang. Namun demikian, semua rencana ini jangan sampai bocor agar tidak terendus oleh para telik sandi dari Pajang.
Dalam pada itu, Sultan Pangiri bangga dan berbesar hati karena peralihan kekuasaan bisa berjalan dengan mulus. Tidak ada penolakan dari pihak manapun. Bahkan dari para punggawa dan sentana keraton tidak terdengar ada gejolak apapun. Demikian pula dari para senopati dan para prajurit yang selama ini dekat dengan Kanjeng Sultan Hadiwijaya seperti halnya pasukan pengawal raja. Dengan demikian Sultan Pangiri bisa lebih leluasa menempatkan orang-orang kepercayaan untuk menduduki jabatan penting di dalam pemerintahannya.
Sementara itu, kehadiran Pangeran Benawa di Sangkalputung diterima oleh Ki Demang dengan prihatin. Karena Ki Demang telah mendengar bahwa Pangeran Pangiri telah menobatkan dirinya sendiri menjadi seorang Sultan. Padahal bukan rahasia lagi bahwa hal waris tahta keraton Pajang adalah Pangeran Benawa.
“Bagaimana bisa terjadi demikian, Pangeran…..?” Bertanya Ki Demang setelah saling berkabar keselamatan.
“Itulah yang akan kami bicarakan, Paman…..!” Berkata Pangeran Benawa.
“Aaah sayangnya Guru orang bercambuk dan kedua muridnya sedang di berasa di kademangan…..!” Berkata Ki Demang.
“Sebenarnya aku juga ingin bertemu dengan beliau…..!” Berkata Pangeran Benawa.
Kemudian Pangeran Benawa bercerita tentang keadaan di keraton Pajang. Dan bagaimana ia memiliki rencana yang jangan sampai diketahui oleh Sultan Pangiri.
“Kami telah mendapat dukungan dari Mataram. Dan kami juga mohon dukungan dari kademangan Sangkalputung. Namun demikian, jangan menunjukkan perlawanan terhadap pemerintahan Pajang…..!”
“Tentu kami akan mendukung usaha Pangeran. Dan nanti juga akan aku minta kepada Guru orang bercambuk serta kedua muridnya…..!” Berkata Ki Demang.
…………..
Bersambung……….
**
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.