Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(804)
Mataram.
Senopati Wirosekti mengangguk-angguk kemudian katanya; “Baik Pangeran, saya tidak berkeberatan. Biarlah nanti ia menjadi pekatik di rumahku…..!”
“Yaaa….., bisa menjadi apa saja…..!” Jawab Pangeran Benawa.
Pangeran Benawa dan Senopati Wirosekti kemudian berbincang tentang banyak hal. Terutama tentang pasukan baris pendem yang mereka bentuk.
“Rumah ini bisa untuk tempat kita berbincang dan mempersiapkan segala sesuatu…..!” Berkata Senopati Wirosekti.
“Yaa….., terimakasih Kakang. Tempat ini cukup aman untuk berbincang…..!” Berkata Pangeran Benawa.
Pangeran Benawa kemudian juga mengatakan bahwa kademangan Sangkalputung dan barak pasukan Pajang di Jatinom telah bersedia untuk mendukung pergerakan mereka.
“Ooh…..! Pasukan di barak Jatinom adalah pasukan yang tangguh. Tentu sangat menguntungkan kita…..!” Berkata Senopati Wirosekti.
“Paling tidak sudah ada tiga pasukan yang bisa mendukung pergerakan kita. Pasukan pengawal raja yang Kakang pimpin, pasukan barak Jatinom dan pasukan Mataram…..!” Berkata Pangeran Benawa.
Pangeran Benawa juga berencana untuk membentuk pasukan baris pendem di dalam keraton Pajang.
“Paman Tumenggung Widarba bisa aku percaya untuk menghimpun kekuatan itu….!” Lanjut Pangeran Benawa.
“Ki Tumenggung Widarba memiliki pengaruh yang kuat terhadap para nayaka praja Pajang saat kemarin. Semoga sekarang pun masih cukup kuat pula…..!” Berkata Senopati Wirosekti yang mengenal Ki Tumenggung Widarba dengan cukup baik.
“Malam ini aku akan ke rumah Paman Tumenggung Widarba…..!” Berkata Pangeran Benawa.
“Baik Pangeran…..!” Jawab Senopati Wirosekti singkat.
“Dan besuk pagi-pagi sekali aku akan ke Madiun untuk bertemu dengan Paman Adipati Rangga Jumena…..!” Lanjut Pangeran Benawa.
“Semoga Kanjeng Adipati Rangga Jumena belum dibujuk oleh Pangeran Pangiri…..!” Berkata Senopati Wirosekti.
“Aku kira belum, oleh karena itu aku akan segera menemuinya…..!” Jawab Pangeran Benawa.
Pangeran Benawa kemudian juga mengatakan bahwa untuk selanjutnya akan ke Pati untuk menemui Ki Panjawi dan Adipati Pragola Pati. Juga akan ke Jepara untuk bertemu dengan Kanjeng Ratu Kalinyamat.
“Ketiga kadipaten itu adalah kadipaten yang besar. Jika bisa bergabung tentu merupakan kekuatan yang kuat…..!” Berkata Senopati Wirosekti.
Malam itu Pangeran Benawa tidak menginap di rumah Senopati Wirosekti tetapi segera akan menemui Ki Tumenggung Widarba. Pangeran Benawa tidak ingin menunda-nunda rencana itu. Ia harus segera bertindak.
Sementara itu, malam itu di Mataram, para petinggi Mataram juga sedang memperbincangkan pembentukan pasukan yang akan mendukung pergerakan Pangeran Benawa di Pajang.
“Tentu pasukan yang bisa bergerak cepat, Uwa…..!” Berkata Panembahan Senopati.
“Pasukan berkuda yang telah ada bisa menjadi pasukan inti dari pasukan itu….!” Jawab Ki Juru Martani.
“Tentu akan kita tambah dengan para prajurit pilihan yang juga harus berlatih berkuda…..!” Lanjut Panembahan Senopati.
“Besuk pagi harus segera dimulai, Angger Panembahan…..!” Saran Ki Juru Martani.
“Biarlah Adi Gagak Baning yang akan memimpin pasukan itu…..!” Berkata Panembahan Senopati.
Di Mataram memang tidak kekurangan kuda-kuda yang bagus untuk mendukung pasukan berkuda yang telah ada. Kuda-kuda itu dikembangkan dan dirawat di Lipura sejak semula. Beruntung mendapat bibit kuda yang bagus dari Pati saat itu. Kuda unggul yang ditukar dengan sapi unggul pula waktu itu. Pertukaran yang saling menguntungkan. Karena di Pati sapi unggul tersebut juga telah berkembang dengan cepat.
Sementara itu, Senopati telik sandi pasukan Mataram juga telah memilih beberapa prajurit sandi pilihan untuk di tempatkan di Pajang dan bergabung dengan prajurit sandi sebelumnya. Senopati telik sandi itu sendiri nanti yang akan memimpin para prajurit telik sandi di Pajang.
…………..
Bersambung……….
**
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.