Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(812)
Mataram.
Panembahan Senopati pun ingat bahwa keberhasilan pasukan Mataram menggagalkan penyerbuan pasukan Pajang juga karena peran dari para prajurit sandi. Sebaliknya Pangeran Benawa dalam benaknya juga mengakui bahwa kegagalan pasukan Pajang itu karena mengabaikan peran dari prajurit sandi. Karena pasukan Pajang yang sangat besar saat itu merasa tak akan tertandingi oleh pasukan Mataram dari segi apapun. Dan juga tidak memerlukan prajurit sandi dan tanpa gelar perang.
“Upaya kita jangan sampai gagal hanya karena kita mengabaikan para prajurit sandi…..!” Berkata Pangeran Benawa.
Raden Benawa juga sempat menyinggung tentang kadipaten- kadipaten seberang kali Progo. Bagimana sikap mereka. Namun Panembahan Senopati meyakinkan bahwa kadipaten-kadipaten itu akan sejalan dengan Mataram. Karena hampir semua adipati dari wilayah tersebut telah datang ke Mataram setelah penyerbuan Pajang ke Mataram. Semua mereka yang datang memberi dukungan kepada Mataram. Dan akan menjalin persahabatan dengan erat dengan Mataram.
“Jangan khawatirkan mereka……!” Berkata Panembahan Senopati.
“Yaaa….., Benawa memahami, Kangmas……!” Jawab Pangeran Benawa.
Kadipaten-kadipaten di seberang kali Progo itu ingin berhubungan lebih erat dengan Mataram dari pada dengan Pajang.
Mereka kemudian berbincang untuk mematangkan rencana mereka.
“Pagi-pagi sekali di hari yang sudah kita tentukan, prajurit pilihan dari pasukan berkuda Mataram akan langsung menuju alun-alun Pajang secara terbuka….!” Berkata Panembahan Senopati.
“Baiklah, pasukan kami akan baris pendem di sekitar alun-alun….!” Berkata Pangeran Benawa.
“Jika terjadi perang terbuka, biarlah pasukan Mataram yang menghadapi pasukan Dimas Pangiri. Dengan demikian tidak akan terkesan sebagai perang saudara…..!” Lanjut Panembahan Senopati.
“Semoga berjalan sesuai rencana…..!” Jawab Pangeran Benawa.
“Aku akan berada diantara pasukan berkuda itu bersama Dimas Gagak Baning……..!” Lanjut Panembahan Senopati.
“Pasukan dari barak Jatinom akan menyusul kemudian…..!” Lanjut Pangeran Benawa.
“Biarlah mereka nantinya berada di belakang pasukan Mataram…..!” Jawab Panembahan Senopati.
“Lewat prajurit sandi nantinya kami akan mengabarkan perkembangan dan kepastian harinya….!” Berkata Pangeran Benawa.
“Aku nanti yang tinggal di Mataram…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Ini permainan anak-anak muda, Uwa…..!” Canda Pangeran Benawa.
Ki Juru Martani dan Panembahan Senopati pun tersenyum.
Setelah beberapa saat mereka berbincang, telah beberapa hal yang menjadi kesepakatan. Pangeran Benawa kemudian minta diri.
Pangeran Benawa sempat singgah di kademangan Sangkalputung dan barak pasukan Pajang di Jatinom. Pangeran Benawa telah meyakinkan mereka bahwa waktu yang direncanakan telah semakin dekat.
Pangeran Benawa pun senang telah bertemu dengan Guru orang bercambuk dan kedua orang muridnya. Dan mereka telah sanggup untuk bergabung bersama pasukan dari barak pasukan Pajang yang berada di Jatinom.
Malam hari Pangeran Benawa telah tiba di kediaman Senopati Wirasekti.
Senopati Wirasekti mengabarkan bahwa Sultan Pangiri masih terlena dengan ketenangan suasana keraton Pajang. Ia sama sekali tidak menyadari adanya gerakan bawah tanah yang digerakkan oleh Pangeran Benawa yang didukung oleh Senopati Wirasekti tersebut.
“Besarkan hati Dimas Pangiri agar tidak mengendus rencana kita, Kakang……!” Berkata Pangeran Benawa.
“Itulah yang selalu kami sampaikan, Pangeran…..!” Jawab Senopati Wirasekti.
Pangeran Benawa pun telah menceritakan kunjungannya ke Mataram dan ke Jatinom. Diceritakan pula tentang kesepakatan-kesepakatan yang telah disepakati bersama.
“Kita yang di sini tinggal menentukan hari dan waktunya…..!” Lanjut Pangeran Benawa.
Keduanya kemudian membicarakan dengan sungguh-sungguh untuk menentukan hari dan waktunya.
…………..
Bersambung……….
**
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.