Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#814

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(814)
Mataram.

Sementara itu, Pangeran Benawa sempat singgah di barak prajurit di Jatinom. Senopati barak pasukan khusus itu menerima dengan hati-hati.
Setelah saling berkabar keselamatan sesuai adat yang berlaku, Pangeran Benawa kemudian menyampaikan rencana yang sudah matang. Bahwa rencana itu telah disepakati oleh Senopati pasukan pengawal raja dan juga oleh Panembahan Senopati.
“Baiklah, besuk pagi sebelum fajar, kami sudah sudah berada di alun-alun Pajang. Kami akan datang setelah pasukan Mataram tiba terlebih dahulu. Kami juga akan berkuda agar gesit dalam bergerak…..!” Berkata Senopati pasukan khusus di Jatinom itu.
“Bagaimana dengan Guru orang bercambuk nantinya. Kami berharap mereka ikut terlibat…..!” Berkata Pangeran Benawa.
“Dia orang muridnya akan ikut bergabung dengan pasukan kami, sedangkan guru mereka akan berada di luar pasukan. Beliau merasa terlalu tua untuk ikut permainan para muda….!” Berkata Senopati pasukan khusus di Jatinom.
“Baiklah, kami menghormati beliau…..!” Berkata Pangeran Benawa.
“Apakah sekarang beliau berada di rumah Jatinom….?”Bertanya Pangeran Benawa.
” Semestinya ada, silahkan singgah, Pangeran…..!” Tawaran dari Senopati pasukan khusus di Jatinom.
Rumah itu adalah rumah peninggalan orang tua dari senopati barak pasukan khusus di Jatinom. Namun sekarang lebih banyak ditinggali oleh sang adik yang juga merupakan salah seorang dari dua orang murid orang bercambuk. Bahkan di rumah itu juga ada sanggar yang bisa untuk berlatih olah kanuragan. Demikian juga di halaman belakang yang cukup luas. Namun demikian, jika mereka berlatih memainkan cambuk pasti pergi ke tempat yang sepi. Ledakan cambuk tentu akan menarik perhatian setiap orang yang mendengarnya. Terlebih jika ledakan itu dilambari dengan ilmunya.

Pangeran Benawa diterima dengan senang oleh Guru orang bercambuk dan kedua orang muridnya.
Setelah saling berkabar keselamatan, Pangeran Benawa kemudian menyampaikan rencananya yang telah matang. Tentu saja dikatakan pula bahwa ia baru saja berkunjung ke tempat barak pasukan dan bertemu dengan sang senopati.
“Kami senang boleh bergabung dengan para prajurit……!” Berkata murid yang muda yang bertubuh tambun. Dia adalah juga merupakan putra dari Ki Demang Sangkalputung.
“Para prajurit juga dengan dengan bergabungnya kalian…..!” Berkata Pangeran Benawa.
Para prajurit memang telah mengatahui bahwa orang-orang bercambuk itu berilmu tinggi. Kehadiran mereka pasti akan menambah kekuatan dari pasukan itu.
“Tetapi Kiai tidak perlu terlibat dengan permainan anak-anak muda ini…..!” Berkata Pangeran Benawa.
Guru orang bercambuk itu tersenyum. Pangeran Benawa pasti sudah mengetahui dari Senopati pasukan di barak.
“Aku akan melihat-lihat di keramaian pasar gede saja…..!” Seloroh Guru orang bercambuk.
Mereka yang mendengar pun tersenyum.
“Menurut penuturan dari Kakang Senopati, sedikit setelah tengah malam, pasukan akan berangkat dari barak…..!” Lanjut Pangeran Benawa.
Mereka mengangguk-angguk paham maksud dari Pangeran Benawa.
Beberapa saat mereka berbincang, namun Pangeran Benawa segera minta diri. Ia harus segera tiba di Pajang, di rumah tempat tinggal Senopati Wirasekti.

Matahari telah jauh condong ke barat ketika Pangeran Benawa meninggalkan Jatinom. Ia perkiraan setelah petang ia akan sampai di Pajang. Jarak Jatinom – Pajang memang tidak terlalu jauh.

Ki Senopati Wirasekti sudah menduga bahwa setelah petang, Pangeran Benawa pasti akan datang. Karena malam hari itu segala rencana harus benar-benar dimatangkan. Dini hari seluruh pasukan sudah harus bergerak. Dan sebelum fajar menyingsing, seluruh pasukan sudah harus tiba di alun-alun. Kehadiran pasukan itu memang terbuka, tidak ditutup-tutupi. Itu disengaja untuk memancing Sultan Pangiri. Namun demikian, di rumah tempat tinggal Ki Wirasekti tidak tampak adanya para prajurit, apalagi sebuah pasukan.
…………..
Bersambung……….

**
Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *