Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#832

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(832)
Mataram.

Sultan Benawa masih teringat ketika menemui Kanjeng Adipati Rangga Jumena yang juga pamannya itu. Ia diterima dengan baik ketika akan menuntut hak tahta dan negeri Pajang kepada Sultan Pangiri ketika itu. Bahkan sangat mendukungnya. Dan kini Adipati Rangga Jumena itu pasti kecewa karena kekuasaan negeri Pajang yang besar diserahkan kepada sang kakak – Panembahan Senopati di Mataram. Walaupun tahta keraton Pajang telah kembali kepada Sultan Benawa. Walau Sultan Benawa telah duduk di tahta keraton Pajang, namun kuasanya hanya sebatas kotaraja dan kadipaten Pajang.

Sementara itu, pasewakan agung di Siti Hinggil Mataram berlangsung hampir sehari penuh. Karena Panembahan Senopati memberi kesempatan kepada utusan-utusan dari berbagai kadipaten itu untuk saling berembuk satu sama lain. Biarlah mereka saling mengenal dan kemudian saling berkerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan dan keamanan bagi mereka. Banyak di antara mereka yang kemudian menjalin kemitraan dalam perdagangan, peternakan, perikanan dan keamanan, bahkan juga di bidang budaya.

Namun akhirnya pasewakan agung di Siti Hinggil keraton Mataram itu berakhir pula. Mereka – para adipati dan para pengiringnya telah kembali ke penginapan masing-masing. Dan mereka esok hari akan kembali ke asal mereka masing-masing. Hampir semua utusan itu mendapatkan kesan yang baik dalam pasewakan agung tersebut. Dan mereka kagum dengan cara Panembahan Senopati bersama Ki Juru Martani merengkuh mereka ke dalam kesatuan negeri Mataram yang luas.
Namun hampir semua juga prihatin karena para adipati di bang wetan tidak ada yang hadir. Mereka belum tahu langkah apa yang akan diambil oleh Panembahan Senopati terhadap para adipati di bang wetan tersebut.

Sementara itu, malam itu Raden Gagak Baning menyanggupkan diri untuk melawat ke Madiun. Mereka ingin menjajagi kekuatan Madiun.
“Secepatnya kami akan melawat ke Madiun mumpung Madiun belum siap sepenuhnya…..!” Berkata Raden Gagak Baning.
“Apa maksudnya, Dimas….?” Bertanya Panembahan Senopati yang belum sepenuhnya memahami maksud dari Raden Gagak Baning.
“Kami akan melawat ke Madiun dengan pasukan berkuda yang tangguh. Pasukan yang dahulu melawat ke Pajang. Pasukan itu tentu akan mampu mengimbangi pasukan Madiun…..!” Lanjut Raden Panembahan Senopati.
Panembahan Senopati tertarik dengan rencana dari Raden Gagak Baning itu. Ia pun tahu bahwa pasukan itu adalah pasukan yang tangguh.
“Kami akan menyerbu secara dadakan ke keraton Madiun. Kami akan mengajak paman Dandang Wisesa dan paman Karep Kariya yang cukup berpengalaman…..!” Lanjut Raden Gagak Baning.
“Baiklah….., tetapi harus dengan persiapan yang matang…..!” Pesan Panembahan Senopati.

Malam itu khabar tentang akan dikirimnya pasukan berkuda dari Mataram ke Madiun telah tersebar di antara para utusan dari berbagai kadipaten itu. Mereka kagum kepada Raden Gagak Baning yang segera tanggap akan keadaan. Sesungguhnya mereka pun bersedia untuk bergabung dengan pasukan yang akan dipimpin oleh Raden Gagak Baning tersebut. Namun hampir semua dari mereka belum bersiap dengan pasukan yang kuat. Apalagi pasukan pimpinan Raden Gagak Baning itu adalah pasukan berkuda. Namun mereka percaya akan ketangguhan dari pasukan berkuda dari Mataram tersebut.
Namun yang tidak diperhitungkan terjadilah. Madiun pun telah menempatkan para prajurit sandi di Mataram. Khabar rencana penyerbuan pasukan berkuda dari Mataram ke Madiun itu telah didengar oleh beberapa prajurit sandi dari Madiun.
“Secepatnya kita kabarkan ke Madiun. Dua orang dari kalian segera berangkat malam hari ini pula. Jangan sampai keduluan pasukan Mataram. Beberapa dari kita tetap tinggal di Mataram untuk mengikuti perkembangan….!” Berkata lurah prajurit sandi Madiun yang berada di Mataram.
“Baiklah…..! Kami berdua akan berangkat sekarang juga. Kami perlu kuda yang tegar agar tidak loyo di jalan……!” Berkata salah seorang prajurit sandi dari Madiun.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *