Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#836

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(836)
Mataram.

Karena di jalanan yang tidak luas seperti itu tidak leluasa memasang gelar perang, maka Senopati Retna Dumilah harus menghadapi pasukan Mataram dengan memasang para adipati dan senopati tangguh di barisan depan.
“Para Adipati dan para senopati pilihan segera bersiaga di barisan paling depan…..!” Pinta Senopati Retna Dumilah.
Tanpa diminta dua kali, para adipati dan para senopati pilihan dari masing-masing kadipaten segera menempatkan diri di barisan paling depan. Mereka semua adalah orang-orang yang berilmu tinggi.
Senopati Retna Dumilah berada di paling depan. Walau ia seorang wanita, namun sudah digembleng sejak remaja di sebuah sanggar khusus dengan mendatangkan beberapa guru yang mumpuni. Ia pun telah menguasai berbagai macam ilmu olah kanuragan dan jaya kasantikan. Namun ia lebih mengandalkan ilmu dengan senjata pedang rangkap. Ia telah teruji dengan berlatih melawan para senopati tangguh dari kadipaten Madiun. Dan selama itu belum ada yang mampu menandingi kesakitan Senopati Retna Dumilah.
Sang ayah, Adipati Rangga Jumena percaya akan kemampuan dari putrinya, Senopati Retna Dumilah untuk memimpin seluruh pasukan. Sedangkan Adipati Rangga Jumena pun berilmu tinggi pula, namun usia memang telah lanjut.
“Ayo kita bergerak…..! Gagak Baning akan aku hadapi…..!” Perintah Senopati Retna Dumilah.
Ujung pasukan yang terdiri dari para Adipati dan Senopati pilihan segera menyongsong pasukan Mataram yang semakin dekat.

Pasukan pilihan dari Mataram itu belum menyadari bahwa yang menyongsong mereka adalah para adipati dan para senopati pilihan dari bang wetan. Raden Gagak Baning memang ada ketergesaan tanpa mengirim prajurit sandi untuk mengetahui kekuatan lawan. Namun kini dua pasukan tangguh itu telah saling berhadapan.
“Yang mana Raden Gagak Baning……! Ayo hadapi aku, senopati Retna Dumilah…..!” Tantang Senopati Retna Dumilah tanpa berbasa-basi.
Ki Dhandhang Wisesa ingin mencegah Raden Gagak Baning, namun Raden Gagak Baning yang masih muda itu telah meloncat untuk menghadapi Senopati Retna Dumilah yang seorang wanita.
Senopati Retna Dumilah tidak ingin penjajakan, ia segera menyerang dengan pedang rangkap. Sedangkan Raden Gagak Baning dengan pedang tunggal yang lebih besar dan lebih panjang di tangan kanan. Sedangkan tameng baja ringan di tangan kiri Raden Gagak Baning.
Raden Gagak Baning memang pernah mendengar nama Retna Dumilah sebagai putri Adipati Rangga Jumena. Namun ia tidak mengira bahwa putri yang cantik jelita itu maju di medan laga, bahkan sebagai seorang senopati.
Raden Gagak Baning tidak boleh terlena oleh kecantikan lawannya.
Pedang rangkap Senopati Retna Dumilah segera melibas Raden Gagak Baning. Namun pedang yang lebih panjang dan lebih besar di tangan Raden Gagak Baning sedikit menguntungkan, juga tameng baja ringan mampu melindungi diri.
Senopati Retna Dumilah memang gesit dan lincah, namun tameng di tangan Raden Gagak Baning masih mampu melindungi dirinya. Sedangkan pedang panjangnya pun mampu menahan pedang rangkap di tangan Senopati Retna Dumilah.
Adipati Trenggalek yang berada di samping Senopati Retna Dumilah sebelumnya telah menyerang Ki Dhandhang Wisesa yang sebelumnya di samping Raden Gagak Baning.
Adipati Trenggalek juga bersenjatakan pedang panjang seperti halnya Raden Gagak Baning. Sedangkan Ki Dhandhang Wisesa bersenjatakan canggah – tombak bermata dua yang tidak terlalu panjang. Namun canggah itu lebih panjang dari pedang di tangan Adipati Trenggalek.
Adipati Trenggalek harus berhati-hati melawan senjata canggah. Canggah yang bermata dua itu bisa untuk menyerang dan bertahan dari serangan pedang. Namun Adipati Trenggalek adalah seorang adipati yang kaya pengalaman. Ki Dhandhang Wisesa segera terlibat pertarungan melawan Adipati Trenggalek.
Dalam pada itu, Adipati Lamongan telah menyerang Ki Karep Kariya yang sebelumnya juga berada di samping Raden Gagak Baning. Ia yakin bahwa orang-orang yang berada di sekitar Raden Gagak Baning pasti para senopati pilihan.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *