Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(877)
Mataram.
Kini Adipati Pragola telah bersiaga kembali sepenuhnya. Ia tak ingin gagal untuk serangan-serangan berikutnya. Sedangkan Panembahan Senopati tetap berdiri tenang namun waspada. Ia yakin bahwa lawannya tak ingin gegabah lagi. Dan pasti ia akan meningkatkan ilmunya. Panembahan Senopati pun tak ingin dipermalukan di hadapan dua pasukan yang besar tersebut. Oleh karena itu, ia pun telah membentengi diri dengan ilmu kebalnya dan ilmu-ilmu yang lain terutama ilmu meringankan tubuh.
Benar juga, sesaat kemudian Adipati Pragola memancing dengan serangan- serangan ringan. Namun Panembahan Senopati menyadari bahwa itu hanyalah pancingan dan jangan sampai ia terpancing. Dan yang terjadi kemudian, Adipati Pragola mengayunkan kakinya dengan kekuatan penuh yang dilambari dengan ilmu tenaga dalamnya. Seandainya yang menjadi sasaran bukan Panembahan Senopati, tentu ia akan terkapar di tengah arena. Namun yang diserang adalah Panembahan Senopati. Ia melenting kecil, namun telah mampu menghindari ayunan kaki dari Adipati Pragola. Adipati Pragola segera menyadari kegagalannya. Ia kini memburu dengan hantaman tangan kiri kanan dan tendangan kakinya. Namun semua serangannya hanya menerpa angin. Panembahan Senopati yang tidak segagah dan setinggi besar lawannya itu mampu berkelit dengan ringannya. Panembahan Senopati selalu berkelit dan berkelit. Ia belum sekalipun melakukan serangan balik. Para penonton, terutama dari pasukan Mataram yang geregetan karena Panembahan Senopati tidak kunjung melakukan serangan balik. Bahkan sepertinya Panembahan Senopati seperti sedang bermain-main saja. Namun demikian, Adipati Pragola tetap memburu lawannya dengan serangan dari berbagai arah. Karena Adipati Pragola yakin jika sekali saja serangannya menghantam lawan, lawannya pasti akan terkapar dan akan disusul dengan serangan berikutnya yang mematikan. Namun ternyata sangat sulit bagi Adipati Pragola untuk sekedar bisa menggapai lawannya, apalagi menghantamnya. Walaupun Adipati Pragola telah melambari dengan ilmunya. Selama ini, dalam setiap latihan bersama beberapa senopati Pati di sanggarnya, dengan serangan seperti itu tak ada yang mampu bertahan. Namun Panembahan Senopati sungguh sangat licin dan gesit. Namun dalam sebuah kesempatan, Panembahan Senopati sengaja tidak menghindar, sebuah hantaman dari Adipati Pragola mengarah tepat ke dada Panembahan Senopati. Semua orang yang menyaksikan terperangah, karena Panembahan Senopati tidak menghindar. Namun yang terjadi tidak seperti yang diharapkan oleh Adipati Pragola dan seluruh prajurit Pati. Hantaman Adipati Pragola meleset sejengkal dari dada Panembahan Senopati.
Adipati Pragola pun terkejut bukan kepalang.
“Oooo….., aji Lembu Sekilan….!” Seru banyak orang yang pernah mendengar adanya ilmu itu.
Adipati Pragola meloncat mundur. Ia pun menyadari bahwa Panembahan Senopati telah membentengi diri dengan ilmu Lembu Sekilan. Ilmu yang konon juga dikuasai oleh Sultan Hadiwijaya yang juga merupakan ayah angkat dan guru dari Panembahan Senopati. Dan sepertinya Panembahan Senopati mewarisi ilmu itu.
Namun semua orang menjadi berdebar- debar ketika melihat Adipati Pragola menghunus sebuah keris yang lurus tanpa luk. Sebuah keris pusaka yang menjadi sipat kandel – andalan yang sangat diyakini oleh Adipati Pragola. Sebuah senjata pusaka di tangan seorang yang berilmu tinggi tentu akan sangat berbahaya.
Panembahan Senopati pun tidak boleh gegabah hanya dengan mengandalkan ilmu Lembu Sekilan. Bisa jadi ilmu itu akan bisa ditembus oleh senjata pusaka di tangan Adipati Pragola.
“Jangan bermain dengan senjata pusaka, Dimas…..! Karena taruhannya adalah nyawa…..!” Tegur Panembahan Senopati.
“Jika Kangmas Panembahan ketakutan, menyerah saja bersama seluruh pasukan Mataram….!” Sanggah Adipati Pragola.
…………..
Bersambung……….
***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.