Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#879

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
(@SUN-aryo)
(879)
Mataram.

Adipati Pragola yakin bahwa keris pusakanya akan mampu menggores kulit Panembahan Senopati sekecil apapun. Dan jika itu terjadi, lawannya pasti akan meregang nyawa. Adipati Pragola pernah mencoba keris pusaka itu menggoreskan ke kulit seekor sapi yang tinggi besar. Dan yang terjadi, sapi itu menggelinjang beberapa saat dan kemudian mati kaku. Apalagi jika itu terjadi pada kulit manusia, ia pasti
akan meregang nyawa seketika.
Panembahan Senopati pun tahu bahwa keris pusaka milik Adipati Pragola itu sangat berbahaya. Adipati Pragola pernah bercerita tentang sapi itu kepadanya pada suatu saat. Dan Panembahan Senopati tidak ingin gegabah hanya dengan mengandalkan ilmu Lembu Sekilan yang bisa saja ditembus oleh ilmu jayakasantikan yang disalurkan lewat keris pusaka tersebut. Bahkan kini Panembahan Senopati merangkapi ilmu Lembu Sekilan dengan ilmu Tameng Waja. Dan kemudian juga meningkatkan ilmu meringankan tubuh. Dengan demikian, walau Adipati Pragola telah mengerahkan ilmunya dan dengan memegang senjata pusaka, namun tetap saja kesulitan untuk sekedar menggoreskan pucuk senjatanya ke kulit lawannya. Bahkan untuk sekedar merobek pakaian lawan pun tak terjadi.
Panembahan Senopati masih saja berkelit dan berkelit menghindari serbuan lawan.
Para prajurit Pati pun berharap-harap cemas. Sebagian besar dari mereka tahu bahwa senjata pusaka di tangan Adipati Pragola tersebut adalah senjata sakti andalan dari pemiliknya.
Dan sekali lagi medan pertarungan digetarkan oleh dentangan logam beradu yang memercikkan api. Kini Adipati Pragola telah bersiaga dengan mengerahkan ilmunya, sehingga keris tetap di tangan. Walau demikian, tangannya pun tergetar. Sekali lagi ia meloncat mundur untuk menghindari serangan balasan dari Panembahan Senopati.
Mereka yang menyaksikan takjub kepada kedua ksatria yang masih ada hubungan saudara itu. Mereka sama-sama sakti mandraguna. Terbukti dentangan senjata yang beradu itu menggetarkan seluruh arena. Jika tidak dilambari ilmu yang tinggi, mustahil itu akan terjadi.
Namun demikian, Panembahan Senopati tidak segera memburu lawannya. Padahal ada kesempatan yang terbuka bagi Panembahan Senopati untuk melancarkan serangan ketika Adipati Pragola meloncat mundur.
Para prajurit dari pasukan Mataram yang geregetan ingin segera menyaksikan Adipati Pragola mendapat serangan balasan.
Demikian pula murid orang bercambuk yang bertubuh tambun, getam-getam tak sabar. Jika ia yang menjadi lawan Adipati Pragola pasti sudah ia libas dengan ilmu cambuk yang ia miliki. Namun tidak demikian dengan murid orang bercambuk yang lebih dewasa. Ia bisa memahami cara bertempur dari Panembahan Senopati, bahkan ia menikmatinya.
Demikian pula para senopati dari pasukan Mataram, mereka masih menunggu apa yang akan terjadi. Namun mereka telah bertekad, jika Panembahan Senopati tidak bisa bertahan, mereka akan menyerbu pasukan Pati yang jumlahnya jauh lebih sedikit.
Sebaliknya, pasukan Pati semakin berdebar-debar karena Adipati Pragola tak kunjung bisa menggoreskan keris pusakanya.
Sesungguhnya, Adipati Pragola telah mengerahkan segala ilmu jayakasantikan yang ia kuasai, termasuk juga ilmu kebal yang tentu berbeda dengan yang dikuasai oleh Panembahan Senopati. Namun demikian, tangannya masih juga bergetar ketika beradu tenaga yang disalurkan lewat senjata pusaka masing-masing. Sedangkan Panembahan Senopati masih tetap tenang. Bahkan belum melakukan serangan balasan. Jika terjadi benturan senjata, itu karena Panembahan Senopati sekedar menangkisnya.
Mereka yang menyaksikan terpana dan ternganga ketika Adipati Pragola kembali menyerang dengan garangnya. Namun kali ini hampir semua yang menyaksikan berdesah hampir berbarengan.
“Uaaaach……!” Desah seluruh yang menyaksikan.
…………..
Bersambung……….

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Harjuna Sasrabahu dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Sutanto Prabowo

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *