Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1047

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1047
Mataram.
Ki Ageng Mangir
Wanabaya.

Di telatah Mangir sebagai sebuah tanah perdikan belum pernah terjadi sebuah perhelatan yang mendapat sambutan yang sedemikian besar dari warganya.
Pagi menjelang siang, setelah matahari naik sepenggalah, tata upacara perhelatan agung telah benar-benar dimulai. Setelah sebelumnya gending nada ganjur menggema memanggil para undangan dan para penonton untuk datang.
Ki Wanakerta telah memberi sesorah sambutan mewakili keluarga besar trah Mangir Wanabaya.
Tarian Srimpi mengawali sajian tari untuk menyambut kehadiran para tamu undangan. Tarian Srimpi untuk mengenang leluhur orang-orang Mangir, yakni Prabu Angling Darma yang merupakan leluhur orang-orang Majapahit pula. Konon kisahnya, Ki Ageng Mangir yang pertama adalah salah seorang anak turun dari Prabu Brawijaya dari Majapahit. Prabu Angling Darma dianggap pula sebagai leluhur orang Majapahit sehingga orang-orang Mangir pun menempatkan kisah Angling Darma sebagai bagian dari budayanya. Budaya tersebut diwujudkan dalam bentuk tarian, yakni tari Srimpi. Kisah dalam tarian ini adalah mengisahkan tentang Angling Darma yang dikutuk menjadi seorang burung Meliwis yang berwarna putih. Meliwis itu kemudian diberi nama Meliwis Putih.
Para penari terdiri dari lima orang penari. Salah seorang penari dengan dandanan seekor burung yang serba putih. Sedangkan salah seorang penari memerankan sebagai seorang dewi. Jika dewi itu berhasil menyentuh penari dengan dandanan burung yang serba putih itu, maka burung itu akan kembali menjadi wujud semula, yakni Prabu Angling Darma.
Para tamu undangan dan para penonton pun bertepuk tangan dan bersorak gembira ketika muncul Prabu Angling Darma. Kemunculannya itu diwujudkan oleh sosok Ki Ageng Mangir Wanabaya yang muncul di antara para penari. Ketika kemudian para penari masuk kembali ke dalam bangsal. Kini tinggal Ki Ageng Mangir Wanabaya seorang diri yang seakan menjadi simbul kehadiran Angling Darma. Angling Darma yang telah lepas dari kutukan itu akan melangsungkan pernikahan dengan seorang putri yang cantik jelita pujaan hati. Dan sang putri cantik jelita tersebut adalah Ni Madusari yang telah berdandan sebagai calon mempelai.
Ni Madusari didampingi oleh seorang wanita yang cantik pula walau telah menjelang paruh baya, yakni Nyi Pinjung. Sedangkan Ki Ageng Mangir Wanabaya kini telah didampingi oleh Nyi Sepuh – ibunda dari Ki Ageng Mangir Wanabaya sendiri.
Seorang tetua adat yang disertai oleh pendampingnya telah di hadapan para undangan pula. Tetua adat itu akan menikahkan calon mempelai yang kini telah berdiri berhadap-hadapan.
Ki Ageng Mangir Wanabaya yang masih muda itu bagai sosok Angling Darma pada masa mudanya. Ia seorang perjaka yang bijaksana serta sakti mandraguna yang tampan dan perkasa. Ia telah berhadapan dengan seorang wanita yang cantik jelita tiada tara, yakni Ni Madusari. Ni Madusari bagai sosok Dewi Sekarwangi yang kemudian menjadi istri Angling Darma. Dewi Sekarwangi yang anggun berwibawa nan cantik jelita. Dewi Sekarwangi yang kemudian menjadi permaisuri dari Prabu Angling Darma.
Angling Darma yang kemudian diwisuda menjadi seorang raja di negara Malawapati, Prabu Angling Darma yang didampingi sang permaisuri Dewi Sekarwangi.
Tepuk tangan bergemuruh di seluruh kedaton Mangir, ketika Ki Ageng Mangir Wanabaya benar-benar telah dinikahkan dengan Ni Madusari. Kini Ki Ageng Mangir Wanabaya telah duduk di dampar pengantin yang berdampingan dengan sang mempelai wanita, Nyi Ageng Mangir Wanabaya. Sepasang dampar pengantin yang sangat indah dengan hiasan sepasang burung meliwis putih yang sedang beradu kasih.
Kedua mempelai bagai sosok Prabu Angling Darma dan Dewi Sekarwangi yang mengejawantah – hadir di bumi Mangir.
Mereka yang hadir sungguh bangga kepada sepasang pengantin junjungan mereka.
………
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *