Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1143

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1143
Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati.

Ki Dadung Luwuk memandang orang itu dengan tajamnya. Kemudian katanya; “Kau-kah orang bercambuk itu….?”
“Ya aku salah satunya….!” Jawab orang itu.
“Ha ha ha ha…..! Inilah kesempatan yang aku tunggu…..! Perguruan-mu terlalu dibesar-besarkan. Tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan perguruan Alas Roban. Muridku ada ratusan, belum lagi yang tersebar di berbagai tempat, ada ribuan. Sedangkan perguruan orang bercambuk hanya dua atau tiga orang aku tidak tahu….!”
“Apa hubungannya dengan perang ini….?” Orang itu balik bertanya.
“Buka matamu….! Ratusan murid-ku ada di pasukan Demak. Di mana pasukan orang bercambuk….?” Jawab Ki Dadung Luwuk dengan keras.
“Yaa…. aku tahu. Yang ratusan murid perguruan Alas Roban itu sekarang telah kocar-kacir tak mampu menahan gempuran pasukan Mataram. Mereka tak ubahnya hanya para pencari kayu bakar di hutan Alas Roban….!” Jawab orang itu untuk memancing kemarahan Ki Dadung Luwuk.
“Gila…..!” Teriak Ki Dadung Luwuk yang terpancing kemarahannya sambil mengayunkan senjata luwuknya yang besar dan panjang berwarna kehitaman itu.
Namun yang meloncat mundur justru Ki Dadung Luwuk sendiri. Sebelum senjata luwuk itu menggapai lawannya, lecutan cambuk lawannya telah berdengung menggetarkan dadanya. Lecutan itu tidak meledak keras seperti petir, namun hanya berdengung, tetapi dengungan cambuk itu menggetarkan dada Ki Dadung Luwuk.
Ki Dadung Luwuk terkesiap, karena pernah mendengar bahwa lecutan cambuk seperti itu yang mampu membelah tanah sepanjang jangkauan utas cambuk sedalam satu dua jengkal. Seandainya cambuk itu melecut tubuh tentu akan hancur seketika. Sedangkan getarnya saja seperti akan merontokkan isi dada. Namun Ki Dadung Luwuk masih yakin bahwa senjata luwuknya akan mampu menebas putus utas cambuk itu. Ia pun akan menyalurkan ilmunya lewat senjata luwuk itu.
“Ha ha ha ha…., cambuk pertunjukan reog kok dipamerkan di medan perang…..!” Sindir Ki Dadung Luwuk untuk menutupi keemasannya.
“Marilah kita buktikan…..!” Jawab murid orang bercambuk itu singkat.
Ki Dadung Luwuk kembali mengayun-ayunkan luwuk itu dengan cepat. Seakan luwuk itu ringan seperti bilah bambu saja. Seperti sebelumnya, luwuk itu mampu melemparkan senjata lawan-lawannya ketika dikeroyok. Namun kini yang dihadapi adalah murid orang bercambuk yang telah matang dan berpengalaman. Dalam pertempuran seperti itu tak perlu penjajakan seperti dalam perang tanding. Lebih cepat melumpuhkan lawan tentu lebih baik bagi pasukan secara keseluruhan. Itulah pedoman dalam sebuah pertempuran, terlebih pertempuran besar seperti saat itu. Maka yang tidak diperhitungkan oleh Ki Dadung Luwuk terjadilah. Luwuk yang besar dan panjang dan tajam di kedua sisinya itu dibelit oleh cambuk lawannya. Semestinya cambuk itu yang akan rantas oleh tajamnya senjata luwuk namun yang terjadi sebaliknya. Tangan Ki Dadung Luwuk yang memegang senjata luwuk terasa panas. Dan tak disadari senjata itu telah berada digenggaman tangan kiri lawannya. Dan sekejap kemudian, sebuah lecutan ringan telah menyabet kaki Ki Dadung Luwuk. Ki Dadung Luwuk mengaduh tertahan dan kemudian jatuh terduduk dengan darah mengucur deras dari kakinya.
“Auuuch….! Aku menyerah….!” Berkata Ki Dadung Luwuk sambil menahan sakit yang teramat sangat. Ia menyadari bahwa jika lawannya itu mau, ia bisa saja menghancurkan kakinya, bahkan tubuhnya. Namun itu tidak terjadi. Dan jika ia tidak menyerah, bisa jadi luka yang lebih parah akan dialami.
Terdengar sorak sorai dari pasukan Mataram yang sempat menyaksikan pertarungan antara dua orang yang berilmu tinggi itu. Para prajurit gabungan dari Mataram memang sudah banyak yang kehilangan lawan. Sehingga banyak di antara mereka yang menyaksikan pertarungan tadi.
“Dadung Luwuk menyerah…! Dadung Luwuk menyerah….! Dadung Luwuk menyerah….!” Bersahut-sahutan.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *