Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1167

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1167
Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati.

Ia, prajurit itu telah mendengar bahwa pasukan berkuda dari Mataram itu akan menyerbu Ponorogo. Dan kemungkinan sekali, pasukan itu telah memasuki telatah Ponorogo saat ini.
“Gila….! Ini benar-benar gila….! Bagaimana mungkin kau terlambat mengetahui, prajurit…..?!” Bertanya Pangeran Jayaraga dengan keras.
“Mohon maaf, Kanjeng Adipati. Ini sungguh di luar perhitungan kami. Karena pasukan itu kemarin baru tiba dari Demak, tetapi tadi sebelum matahari terbit sudah berangkat ke Ponorogo dalam jumlah yang besar…..!” Dalih dari prajurit sandi itu.
“Heem….! Ini adalah keteledoran kalian…..!” Geram Pangeran Jayaraga yang juga sebagai Adipati Ponorogo. Walau sesungguhnya dalam batin kagum dengan kecerdikan para petinggi Mataram. Namun tentu saja itu tidak terucap.
Para warok yang sedang berkumpul pun heran. Bagaimana mungkin pasukan Mataram itu tiba-tiba telah menuju ke Ponorogo. Bukan pasukan Ponorogo yang menyerbu Mataram seperti yang baru saja di rencanakan.
Benar saja, selagi mereka berbincang, datanglah dua orang prajurit perbatasan kota dengan terengah-engah pula. Namun demikian, prajurit itu sempat menghaturkan sembah bakti dan saling berkabar keselamatan. Ketika kemudian prajurit itu mengabarkan bahwa sepasukan prajurit yang jumlahnya besar telah sampai di luar perbatasan. Ia telah mengetahui bahwa pasukan berkuda itu pasukan dari Mataram yang akan menyerbu Ponorogo.
Merah padam wajah Pangeran Jayaraga. Namun demikian demikian, ia harus segera mengambil tindakan.
“Pukul kentongan tanda untuk seluruh prajurit agar segera bersiaga di alun-alun…..!” Perintah Pangeran Jayaraga.
Prajurit itu segera berlari ke sudut pendapa yang tergantung kentongan besar yang terbuat dari kayu sonokeling yang berkilat dan berukir indah.
Sesaat kemudian telah bertalu-talu suara kentongan dengan irama tertentu. Para prajurit yang mendengar tahu bahwa suara kentongan itu berasal dari pendapa kadipaten karena lingkingan suara kentongan yang berbeda dengan suara kentongan pada umumnya. Mereka pun segera tahu bahwa irama itu sebagai pesan tanda gawat darurat agar seluruh prajurit segera berkumpul di alun-alun.
Suara kentongan itu bertalu-talu tidak ada hentinya dengan suara menghentak-hentak, lebih dari irama tanda bahaya yang lain. Sesaat kemudian sambung bersambung suara kentongan di seluruh kotaraja Ponorogo. Setiap kademangan dalam kotaraja juga memiliki kentongan yang hampir serupa dengan yang ada di pendapa kadipaten walau dari kayu dan ukuran yang berbeda. Namun irama pukulannya seirama dengan yang telah mereka dengar.
Sesaat kemudian seluruh kotaraja telah bergema suara kentongan yang menggetarkan seluruh penghuninya.
Para prajurit yang mendengar segera tanggap dengan irama kentongan itu. Mereka pun segera bergegas memenuhi panggilan melalui suara kentongan itu. Bahkan mereka yang sedang tidak bertugas pun segera bersiap dengan senjata telanjang dan kemudian berlari menuju alun-alun. Mereka berlarian dari segala penjuru kota. Bahkan juga para prajurit berkuda yang berada di luar kota pun segera bergegas menuju alun-alun.
Di pendapa kadipaten, Pangeran Jayaraga segera minta kepada para warok untuk bersiap menghadapi musuh yang telah datang. Mereka yang bisa mengumpulkan para murid-nya diminta untuk segera memanggilnya. Mereka yang berasal dari dalam kotaraja Ponorogo mungkin masih bisa, namun yang dari luar kotaraja tentu kesulitan.
“Baik Kanjeng Adipati….! Kita hadapi lawan. Ibarat mereka sulung mlebu geni – kutuk marani sunduk, pasrah nyawa di Ponorogo…..!” Sesumbar Ki Suranggala yang merasa berilmu tinggi tak tertandingi.
Para warok yang lain pun bertekad untuk menghadapi musuh yang telah datang. Mereka tak gentar menghadapi para prajurit dari Mataram. Bahkan mereka justru ingin unjuk kemampuan bahwa para warok yang bersenjatakan cambuk itu akan dengan mudah mengalahkan para prajurit dengan senjata apapun.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *