Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1170

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1170
Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati.

Senjata cambuk orang bertubuh gempal itu tidak lebih panjang dari cambuk para warok. Namun ledakannya jauh lebih kuat dari ledakan cambuk para warok. Ledakan itu tidak hanya memekakkan telinga, namun juga menggetarkan dada. Sehingga para warok memilih lawan yang lain dari pada melawan orang bercambuk bertubuh gempal itu. Lagi pula mereka telah menyaksikan sendiri, betapa mudahnya dua orang kawannya telah direnggut cambuknya dan kemudian keduanya jatuh terkapar tak berdaya. Bahkan para warok yang terbiasa bermain cambuk itu tergetar dadanya jika dekat dengan ledakan cambuk orang bertubuh gempal itu.
Demikian pula para prajurit Mataram memilih agak menjauh dari orang yang bertubuh gempal itu, karena ledakan cambuknya juga menggetarkan dada mereka. Baik kawan maupun lawan akan menerima akibat yang sama dari ledakan cambuk itu. Yang terjadi kemudian, terjadi beberapa lingkaran pertempuran yang serupa. Seorang warok dikeroyok oleh tiga atau orang prajurit prajurit Mataram. Para prajurit Mataram itu mengepung seorang warok dari arah yang berbeda. Hal demikian terjadi pada beberapa lingkaran pertempuran.
Orang bertubuh gempal itu masih saja meledakkan cambuknya ke arah para warok di halaman samping pendapa keraton Ponorogo itu. Seakan ia tidak mendapat lawan. Namun tiba-tiba seorang warok yang berjanggut putih dengan tenang mendekati orang bertubuh gempal
itu. “Jangan jumawa pamer ilmu di sini, kisanak….!” Sapa orang itu.
Bukan jawaban kata-kata dari orang bertubuh gempal, tetapi ledakan cambuk yang lebih keras ke arah orang berjanggut putih itu. Orang berjanggut putih itu pun meloncat dengan ringannya menghindari serangan yang tiba-tiba dari orang bertubuh gempal itu. Bahkan kemudian orang berjanggut putih itu juga meledakkan cambuknya yang menggetarkan arena pertempuran pula. Namun orang bertubuh gempal itu tidak terpengaruh oleh getaran cambuk lawannya. Kini dua orang bercambuk yang berilmu tinggi telah saling berhadapan. Namun dengan bentuk cambuk yang berbeda. Dan suara ledakannya pun berbeda pula. Tetapi akibatnya bisa sama berbahayanya.
Di lingkaran pertempuran yang lain, di sisi kiri halaman samping dari pendapa keraton Ponorogo telah terjadi pertempuran pula. Ada sebuah pertempuran yang aneh. Seorang warok yang berilmu tinggi sedang menghadapi seorang prajurit Mataram yang bersenjatakan seutas sabuk kulit. Sama-sama bersenjata lentur namun memiliki watak yang berbeda. Cambuk di tangan warok itu tidak meledak keras, namun lebih kuat menggetarkan dada orang yang berada di sekitarnya. Dan tentu saja jika cambuk itu mengenai sasaran tentu akibatnya akan lebih berbahaya. Namun lawannya adalah seorang senopati muda kawan bermain Raden Rangga pada masa mudanya. Ia tidak terpengaruh oleh getaran cambuk lawannya. Sabuk kulitnya pun mendesing-desing mengimbangi cambuk lawannya. Sabuk itu memang lebih pendek dari cambuk lawannya. Sehingga ia harus berhati-hati agar ia tidak tersentuh oleh cambuk lawannya. Menilik dari getaran cambuk lawannya itu, ia tahu bahwa cambuk itu pasti sangat berbahaya jika sampai menyentuh kulitnya.
Pertarungan dua orang berilmu tinggi dengan senjata yang berbeda pun segera terjadi. Cambuk yang menggetarkan isi dada melawan seutas sabuk kulit yang mendesing- desing.
Yang tak kalah menegangkan adalah pertempuran di halaman depan pendapa keraton Ponorogo. Ki Suranggala mempermainkan cambuknya dengan tidak biasa. Cambuk itu sebelumnya memang menggetarkan dada dan jantung siapa pun yang berada di dekatnya. Sehingga baik kawan maupun lawan memilih menjauh dari ledakan cambuk Ki Suranggala. Walau mereka tidak menjadi sasaran serangan Ki Suranggala, namun ledakan cambuk Ki Suranggala bisa merontokkan isa dada dan bahkan bisa menghentikan detak jantung siapa pun.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *