Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1172

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1172
Mataram.
Sinuhun Hanyakrawati.

Ki Suranggala heran bahwa lawannya yang lebih muda darinya itu sama sekali tidak terpengaruh oleh gelegarnya ledakkan cambuknya. Sementara orang-orang yang lain, baik kawan maupun lawan memilih menjauh dari arena pertarungan. Mereka tak tahan dengan suara gelegar cambuk Ki Suranggala. Mereka menyibak dengan sendirinya.
Arena pertarungan kedua orang berilmu tinggi di depan keraton Ponorogo tersebut menjadi semakin luas. Namun lawannya itu masih selalu mampu menghindari ledakkan cambuk Ki Suranggala. Jika seseorang terserempet oleh ujung cambuk dari Ki Suranggala itu pasti sudah akan terkapar di tengah arena. Sementara itu lawan Ki Suranggala memang pernah bahkan sering berlatih dahulu bersama gurunya. Sang guru memang menguasai ilmu seperti yang dipertontonkan oleh Ki Suranggala tersebut. Bahkan jika diperbandingkan, gurunya lebih matang ilmunya dari pada ilmu Ki Suranggala. Dengan demikian, ia sama sekali tidak mengalami kesulitan menghadapi Ki Suranggala. Namun demikian, ia tidak boleh lengah. Siapa tahu bahwa Ki Suranggala belum mengerahkan puncak ilmunya. Bahkan kemudian semua orang sangat terkejut ketika lawan Ki Suranggala tersebut juga meledakkan cambuknya mirip dengan ledakkan gelegar cambuk Ki Suranggala. Bahkan getarannya lebih tajam dari ledakkan cambuk Ki Suranggala. Ki Suranggala-lah yang lebih terkejut. Selama ini belum ada seorang warok-pun yang mampu menandingi ilmunya itu. Tetapi yang ia hadapi pasti bukan seorang warok, namun justru bisa menandingi ilmu.
Di area yang lain, di samping kiri dan kanan dari keraton Ponorogo itu juga tengah berlangsung pertarungan yang hampir serupa walau tidak sedahsyat pertarungan di depan pendapa keraton Ponorogo. Para prajurit baik kawan maupun lawan memilih menjauh dari arena pertarungan. Mereka khawatir terkena ‘sanja baya’ – serangan yang tidak disengaja. Para prajurit Ponorogo tahu bahwa warok tersebut adalah termasuk salah seorang warok yang berilmu tinggi tak tertandingi, dia adalah Ki Mangunjaya. Bahkan para senopati Ponorogo pun segan kepada Ki Mangunjaya. Mereka yakin bahwa lawan Ki Mangunjaya yang juga bersenjata cambuk itu tak akan mampu menandinginya. Sepertinya lawan Ki Mangunjaya bukanlah seorang warok, hanya saja sama-sama bersenjata cambuk. Namun bentuk cambuknya pun berbeda dan lebih pendek. Mungkin lawan Ki Mangunjaya tersebut semula adalah seorang penggembala kambing. Mereka hanya menunggu saatnya lawan Ki Mangunjaya tersebut terkapar di arena pertarungan.
Sesaat kemudian terdengar lengkingan menyayat hati dari arena pertarungan tersebut. Mereka yang sempat melihat terkejut bukan kepalang, bukan lawan Ki Mangunjaya yang menjerit menyatat hati, namun Ki Mangunjaya sendiri yang kemudian jatuh terjerembab di tanah. Ki Mangunjaya yang yakin bahwa lawannya tak akan mampu menandinginya menjadi jumawa dan lengah. Karena ia juga telah melindungi dirinya dengan ilmu kenalnya. Ia yakin bahwa ilmu kenalnya tak akan mampu ditembus ilmu lawannya.
Namun yang terjadi tidak seperti yang diyakini. Ujung cambuk lawannya melecut dadanya. Ilmu kenalnya yang tidak mampu menahan ilmu lawannya. Ia pun kini telah terkapar di samping pendapa keraton Ponorogo.
Para warok yang lain pun heran bahwa ada seorang bukan warok mampu menandingi Ki Mangunjaya dengan bersenjatakan cambuk pula. Sedangkan mereka masing-masing masih terikat pertarungan dengan para prajurit Mataram yang mengeroyoknys. Setiap warok menghadapi tiga atau empat orang prajurit Mataram. Beberapa dari mereka belum bisa saling melukai lawannya. Para prajurit Mataram memang tidak terbiasa melawan seorang yang bersenjata cambuk. Dengan demikian mereka sedikit canggung menghadapi lawannya.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *