Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1201

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1201
Mataram.
Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Tak diperhitungkan, bahwa yang hadir untuk melayat begitu banyak. Bahkan sampai meluber ke alun-alun. Kebanyakan dari mereka memang tulus untuk memberi penghormatan yang terakhir kepada Sinuhun Hanyakrawati. Namun juga ingin tahu tentang rencana wisuda nata yang akan dilangsungkan setelah tata upacara penghormatan kepada Sinuhun Hanyakrawati. Yang membuat mereka penasaran adalah akan diwisudanya Pangeran Martapura. Hampir seluruh kawula Mataram telah tahu siapa-kah Pangeran Martapura alias Raden Mas Wuryah itu. Bagaimana jadinya jika nanti benar-benar diwisuda menjadi raja Mataram. Mereka akan menunggu sampai seluruh rangkaian tata upacara selesai.
Para adipati dan para pengiringnya dari berbagai wilayah akhirnya tahu bahwa nanti akan dilanjutkan dengan wisuda nata. Namun mereka sebelumnya belum pernah mendengar nama Pangeran Martapura. Apalagi tentang keadaan sang pangeran tersebut. Ketika nama itu disebut-sebut, mereka ingin tahu seperi apa pangeran yang bernama Pangeran Martapura itu.

Dalam pada itu, Pangeran Martapura baru mau bangun setelah matahari lewat sepenggalah. Ketika diminta untuk segera mandi, ia tidak mau. Ia justru lari ke dapur untuk minta mengambil makan sendiri. Walaupun ia telah disediakan makanan di meja makan. Ia memilih mengambil sendiri di dapur sesuka hatinya. Jika sudah demikian, tidak ada yang berani mencegah, karena bisa-bisa akan berbuat ulah. Walau ia selalu diawasi oleh seorang pemomong yang juga seorang prajurit.
Sang juru rias untuk Pangeran Martapura sungguh sangat gelisah, ia sangat khawatir jika sampai pada saatnya tidak selesai merias calon raja tersebut. Sementara itu Garwa Selir selalu menanyakan tentang Pangeran Martapura. Karena hari itu yang akan menjadi lakon utama adalah putranya itu. Sedangkan ia sendiri sudah selesai berdandan dengan penuh kemewahan sejak sebelum matahari terbit. Bangsal kaputren tempat tinggal Garwa Selir memang terpisah dengan bangsal kasatrian tempat Pangeran Martapura tinggal. Ia kemudian selalu wira-wiri dari bangsal kaputren ke bangsal kasatrian dengan busana dan perhiasan yang telah komplit.
Semua orang yang menyaksikan sungguh kagum dengan penampilan sang garwa selir tersebut. Namun tak sedikit yang merasa aneh dan sangat berlebihan perhiasan yang dikenakan. Sesungguhnya, sang juru rias pun merasakan demikian, namun Garwa Selir selalu memaksa untuk memakai seluruh perhiasan emas yang ia kehendaki.
“Akan lebih anggun jika gelang dan cincinnya dikurangi, Gusti….!” Berkata juru rias beberapa kali. Namun Garwa Selir tidak mau menerima saran itu.
“Kapan lagi emas berlian ini akan aku pakai jika tidak sekarang….? Yang aku dengar, nanti akan banyak tamu yang hadir dari berbagai kadipaten….!” Dalih Garwa Selir.
Jika sudah demikian, sang juru rias tak berani membantah. Jika Garwa Selir kecewa, tentu hadiah gelang yang dijanjikan akan melayang.
Kini setiap orang yang melihat Garwa Selir selalu ternganga.
Garwa Selir sangat bertolak belakang dengan penampilan sang permaisuri Dyah Banowati yang tanpa rias sama sekali. Bahkan tanpa perhiasan pula. Busana yang dikenakan pun sederhana pula yang serba hitam. Dyah Banowati membawa suasana suka yang mendalam. Ia sungguh sangat bersedih atas mangkatnya sang suami, Sinuhun Hanyakrawati. Ia yang sejak kemarin selalu duduk tepekur di samping jasad sang suami bersama para kerabat yang lain. Demikian pula Raden Mas Rangsang sering mendampingi sang ibundanya. Raden Mas Rangsang pula berbusana sederhana pula. Ia pandai menyelaraskan dengan keadaan. Namun demikian tidak mengurangi ketampanan dan kewibawaannya. Demikian pula ketika ia menyelami para tamu yang berdatangan. Para tamu pun menaruh hormat kepada Raden Mas Rangsang. Namun yang selalu menjadi pertanyaan dari para tamu adalah keberadaan Pangeran Martapura yang nanti akan diwisuda sebagai raja.
“Beliau sedang dipingit….!” Dalih yang mereka dengar.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *