Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#1234

trah prabu brawijaya

Trah Prabu Brawijaya.
Seri 1234
Mataram.
Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Kini telah berhadapan dua pasukan darat. Antara pasukan Tuban berhadapan dengan pasukan Mataram. Pasukan Mataram sendiri terdiri dari pasukan yang dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi dan pasukan dari barak prajurit di Jatinom yang dipimpin oleh senopati muda yang berilmu tinggi. Sedangkan pasukan berkuda justru sedikit ditarik mundur. Kini membentuk setengah lingkaran menyaksikan pertempuran yang pasti akan segera berlangsung. Namun prajurit berkuda itu telah bersiaga dengan gandewa terentang dan anak panah yang siap luncur. Sedangkan prajurit yang lain bersiaga untuk membantu pasukan darat jika mengalami kesulitan. Kanjeng Adipati Tuban heran karena para prajurit Tuban yang telah dipanggil melaui kantong titir tidak segera berdatangan. Ia tidak tahu bahwa mereka – para prajurit Tuban itu telah dihadang oleh para prajurit Mataram di luar beteng keraton. Bahkan telah banyak korban. Ia tidak menerima laporan tentang kejadian yang terjadi di luar keraton. Dan ia pun tidak menyangka bahwa pasukan Mataram begitu banyak. Namun demikian ia bertekat untuk mempertahankan keraton Tuban. Seandainya ia menyerah tentu juga akan menjadi tawanan. Dan menjadi tawanan perang itu sangat tidak terhormat. Kanjeng Adipati Tuban yang berilmu tinggi itu ingin mencari korban sebanyak mungkin dari para prajurit Mataram. Ia tak ingin ragu untuk menyerang prajurit Mataram dengan ilmunya yang tinggi.
Dalam pada itu, Senopati Pringgajaya yang merasa berilmu tinggi justru bergembira ketika melihat pasukan Mataram yang banyak mengepungnya. Ia akan berkesempatan untuk unjuk ilmu di hadapan mereka. Akan ia pamerkan ilmunya di hadapan mereka. Ia ingin membantai sebanyak mungkin prajurit Mataram. Para senopati dan para prajurit Tuban yang mendampingi senopati Pringgajaya pun ikut percaya diri akan mampu mengalahkan para prajurit Mataram walau jumlahnya cukup banyak. Mereka tahu bahwa senopati Pringgajaya adalah seorang senopati yang berilmu tinggi dengan dibentengi oleh ilmu kebal yang mampu menahan berbagai macam senjata tajam. Dan para senopati pendampingnya pun berilmu tinggi pula. Senopati Pringgajaya ingin memakan korban yang pertama kali secepatnya. Ketika ia melihat seorang prajurit lawan yang masih muda berada di barisan paling depan. Dengan pedang telanjang ia ingin menebas leher lawannya dalam kesempatan yang pertama. Dengan kecepatan penuh dan dilambari ilmunya yang tinggi, mustahil lawannya akan mampu menghindar atau bertahan. Jika dalam gebrakan pertama ia mampu menebas leher lawan tentu akan mengangkat semangat para prajuritnya. Terlebih lawannya tidak terlihat memegang senjata. Pedang telanjang pun segera ia tegaskan. Namun senopati Pringgajaya sungguh sangat terkejut. Dan juga mereka yang menyaksikan di sekitar tempat itu. Tiba-tiba pedang di tangan senopati Pringgajaya beradu dengan seutas sabuk kulit di tangan lawannya. Herannya seperti terjadi dentangan beradunya senjata logam yang berdentang. Senopati Pringgajaya yang tidak menduga sama sekali itu lengah sesaat. Pedang di tangannya pun terlepas. Ia tertegun beberapa saat dengan berdiri diam termangu. Ia sangat keheranan dengan senjata lawannya yang sangat aneh itu namun mampu membuat senjata pedang di tangannya terlepas. Sesungguhnya itu kesempatan yang sangat baik bagi lawannya untuk menyerangnya. Namun itu tidak dilakukan oleh lawannya yang masih muda itu. Yang sesaat itu menyadarkan senopati Pringgajaya. Dengan ilmunya yang tinggi dan ilmu kebalnya yang kuat ia akan mampu menahan serangan lawannya. Apalagi lawannya hanya bersenjatakan seutas sabuk kulit.
Sedangkan di samping kiri kanannya telah terjadi pertempuran yang sesungguhnya. Para senopati dan para prajuritnya Tuban berhadapan langsung dengan para prajurit Mataram.
Bersambung……..

***Tonton pula vidio kontens YouTube kami yang terbaru Seri Ken Sagopi dan Pitutur Jawi. Cari; St Sunaryo di Youtube atau di Facebook maupun di Instagram.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *