Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Gendhuk Jinten-Part#100

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)

Penerus Trah Prabu Brawijaya.

Gendhuk Jinten.
Masih dari arah timur, juga terhalang oleh sungai Opak yang kadang airnya deras jika musim penghujan. Juga ada sungai Oya yang berhulu di pegunungan Seribu.
Dari arah barat terhalang oleh sungai Progo yang deras dan air yang keruh. Dari arah selatan adalah lautan luas yang seakan tak bertepi. Dengan demikian membuat Tanah Perdikan Mangir seakan tak tersentuh oleh hiruk pikuk perebutan kekuasaan oleh negeri-negeri besar. Pasukan Majapahit maupun sekarang pasukan Demak tak pernah sampai di telatah Mangir.
Tanah Perdikan Mangir menjadi wilayah yang adem ayem tata titi tentrem kerta dan raharja, meskipun kehidupan warganya amat sederhana.
Ki Tanu bisa merasakan keadaan kademangan Tritis yang damai dan sejahtera itu. Walaupun warga kademangan Tritis bertempat tinggal tak jauh dari pantai, namun hampir tidak ada yang menggantungkan hidup sebagai seorang nelayan. Hampir semua warga kademangan Tritis sebagai petani dan peternak. Ki Tanu tadinya heran, namun setelah mengetahui ganasnya ombak pantai selatan, baru ia menyadari bahwa akan sangat berbahaya bagi seorang nelayan. Jika mereka mencari ikan, hanyalah ikan-ikan kecil yang di tepi laut saja.
Ki Tanu tetap sebagai juru sembuh, mula-mula hanya satu dua orang yang datang berobat kepada Ki Tanu. Namun semakin hari nama Ki Tanu semakin kondang sebagai seorang juru sembuh yang mujarab. Terlebih lagi, Ki Tanu tidak pernah meminta imbalan apapun. Namun Ki Tanu, seperti yang pernah dilakukan di kademangan Pengging, tidak menolak jika ada yang membawakan bibit tanaman apapun jenisnya. Bibit tanaman itu akan ia tanam di sekitar goa tempat tinggalnya yang masih pepat dengan tetumbuhan semak belukar liar.
Ki Tanu diterima dengan senang hati oleh warga kademangan. Bahkan Ki Demang Tritis menerima dengan terbuka kehadiran Ki Tanu, ketika Ki Tanu berkunjung ke kademangan.
Ki Tanu tidak ada kesulitan untuk mencari bahan makanan, terutama ikan-ikan di tepi pantai. Demikian pula banyak buah-buahan liar yang layak dimakan yang tumbuh di tepi pantai itu.
Meskipun demikian, pada kesempatan tertentu, Ki Tanu mengungkit kembali ilmu kanuragan dan ilmu jayakawijayan yang lama tak terusik. Di tepi laut yang sepi sunyi itu, Ki Tanu leluasa untuk membuka kembali ilmu di dalam dirinya. Ki Tanu berpikiran, siapa tahu suatu saat ilmu itu akan bermanfaat. Atau paling tidak bisa untuk mendukung kehidupan di tepi pantai itu. Namun demikian, Ki Tanu tak ingin ada seorangpun yang mengetahuinya.

Dalam pada itu, Bayaputih benar-benar telah meninggalkan negeri Demak Bintara. Bahkan ia telah meninggalkan tanah Jawadwipa dan menyeberangi lautan, kembali ke negeri Palembang. Ia harus secepatnya sampai ke istana agar secepatnya pula mengirimkan bala bantuan pasukan ke negeri Demak Bintara. Ia berusaha untuk melupakan Gendhuk Jinten di kademangan Pengging.

Sementara itu, di kademangan Pengging, tepatnya di pondok Ki Tanu, Gendhuk Jinten merasa mulas perutnya. Mbok Dukun yang sudah berpengalaman itu tanggap akan keadaan Gendhuk Jinten.
“Mbok Inang…..! panggilkan Nyi Demang. Gendhuk Jinten sepertinya sudah saatnya…..!” pinta Mbok Dukun.
Mbok Inang segera bergegas ke kademangan untuk memberi tahu kepada Nyi Demang.
“Mbok Dukun…..! sepertinya ada yang menendang-nendang perut saya Mbok…..!” kata Gendhuk Jinten.
“Sepertinya jagoan yang biasanya seperti itu…..!” sahut Mbok Dukun.
“Apakah jamu yang aku racik tadi sudah diminum, Nini…..?” tanya Mbok Dukun.
“Sudah Mbok…..!” kata Gendhuk Jinten.
“Ya syukurlah…..! semoga bisa menambah lancar persalinan nantinya…..!” kata Mbok Dukun.
“Mboook……, sakit Mbook……!” keluh Gendhuk Jinten.
“Telentanglah…..! tenangkan hatimu sambil memohon kepada yang di atas agar semuanya diberi keselamatan…..!” pinta Mbok Dukun.
Gendhuk Jinten tidak menjawab, namun sepertinya mulutnya berkomat -kamit, dan peluh mulai mengembun di dahi Gendhuk Jinten.
………….
Bersambung………..

Petuah Simbah: “Ingat dan selalu berserahlah kepada-Nya, agar hal terbaiklah yang kita terima.”
(@SUN)

**Kunjungi web stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

13 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

4 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

5 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#869

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…

5 hari ago