Penerus Trah Prabu Brawijaya-Gendhuk Jinten-Part#116

gendhuk jinten

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Ki Ageng Pengging.

Mereka segera berlarian menuju ke tempat ditambatkannya kapal-kapal di tempat yang terlindung di balik semak belukar tepian pantai. Namun Pangeran Samodra sempat memerintahkan untuk membakar markas pasukan Portugis itu.
Dengan cepat api berkobar membakar markas kembanggakan pasukan Portugis di semenanjung Malaka itu. Pasukan gabungan bersorak-sorai karena telah berhasil membakar markas.
Namun pasukan gabungan yang sedang bersorak sorai itu terkejut karena mendengar dentuman yang menggelegar dari arah tepian pantai. Dan sekejap kemudian terlihat api berkobar dari arah ditambatkannya kapal-kapal pasukan gabungan yang dipimpin oleh Adipati Unus dan Raden Tubagus Pasai di sisi selatan.
“Semoga kapal kita aman, karena tersembunyi di sebuah celuk…..!” kata Adipati Unus.
“Yaa…., juga kapal pengangkut perbekalan akan aman…..!” sahut Raden Tubagus Pasai.
Sementara itu, Pangeran Samodra juga telah berlari ke arah utara tempat ditambatkannya kapal-kapal dari pasukan yang dipimpin oleh Pangeran Samodra sendiri. Namun sepertinya, tempat kapal-kapal yang dipimpin oleh Pangeran Samodra belum menjadi sasaran serangan lawan. Dan juga tidak terlihat kapal-kapal lawan yang berada di sisi utara. Namun demikian, di pagi buta itu, Pangeran Samodra sayup-sayup mendengar dentuman dari arah selatan. Ia menduga pasukan kapal lawan telah menyerang pasukan Adipati Unus.

Dalam pada itu, Raden Tubagus Pasai telah memimpin pertahanan para prajurit di sepanjang garis pantai. Mereka menyiapkan panah api untuk menyerang kapal lawan jika mendekati pantai. Namun demikian, jarak jangkau panah api itu sangat terbatas. Lontaran panah api beberapa kali tidak bisa menjangkau kapal lawan.
Jarak jangkau panah api itu memang tidak sebanding dengan jarak jangkau kanon meriam lawan. Namun kanon meriam lawan jumlahnya pasti sangat terbatas. Raden Tubagus Pasai mencoba memancing lawan agar melepaskan kanon meriam lebih banyak. Sedangkan para prajurit berlindung di balik tonggak-tonggak pohon besar. Tonggak pohon besar itu masih mampu menahan hantaman kanon meriam walau nantinya pohon itu akan kering dan mati. Namun komandan prajurit lawan memang cerdik, kapal-kapal mereka berada di luar jangkauan serangan anak panah lawan. Sedangkan lontaran kanon meriam bisa menjangkau bibir pantai. Beberapa kali pasukan lawan melontarkan kanon meriam yang menerjang semak belukar di tepi pantai. Semak belukar itu pun terbakar seketika. Namun tidak ada korban prajurit yang dipimpin oleh Raden Tubagus Pasai itu. Para prajurit dari Jawa itu memang telah berlindung di balik tonggak-tonggak pohon besar.
Dalam pada itu, Raden Tubagus Pasai terkejut karena kembali mendengar dentuman keras dan beberapa saat kemudian melihat kobaran api di bibir pantai. Ia melihat sebuah kapal milik pasukan Adipati Unus meledak dan terbakar. Namun Raden Tubagus Pasai melihat bahwa kapal yang terbakar itu bukan kapal besar yang dinaiki oleh Adipati Unus sendiri. Tetapi Raden Tubagus Pasai khawatir bahwa kapal pengangkut perbekalan akan ikut terbakar. Jika hal itu terjadi, maka akan kesulitan bertahan untuk hari-hari berikutnya.
Pasukan Adipati Unus dan pasukan dari bang kulon yang dipimpin oleh Raden Pasai memang disiapkan untuk perang di daratan. Jika peperangan itu terjadi di daratan, mereka yakin akan memenangkan pertempuran. Namun pasukan lawan memilih mengorbankan markas berupa benteng pertahanan di darat. Pasukan dari Portugis itu memang lemah jika bertempur di darat, namun handal dalam pertempuran di lautan.
Raden Tubagus Pasai terkejut bukan kepalang ketika kembali mendengar dentuman meriam dan kemudian ia melihat kapal besar yang terbakar. Dan ia berdebar-debar karena yang ia saksikan kebakaran itu di arah tempat kapal yang dinaiki oleh Adipati Unus yang sebelumnya di sembunyikan di sebuah celuk. Namun ia berharap bahwa raja atau sultan Demak Bintara yang kedua itu tidak berada di dalam kapal.
…………
Bersambung…………

Petuah Simbah: “Seperti halnya dalam pertandingan olahraga, kemenangan juga ditentukan oleh taktik dan strategi.”
(@SUN)

**Kunjungi stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *