Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Gendhuk Jinten.
Ki Tanu kemudian menceritakan tentang sebuah negeri yang warganya mampu mengolah susu sapi perah menjadi sebuah bubuk yang bisa bertahan lama. Namun yang paling utama, Ki Tanu ingin mencari sang istri yang sudah terpisah beberapa waktu sejak geger Majapahit.
Ki Tanu ingin mengutarakan siapa jati diri dari dirinya dan juga putrinya, Gendhuk Jinten.
Ki Tanu juga akan berterus terang tentang keadaan Gendhuk Jinten saat ini. Ki Tanu pun mulai dengan cerita tentang kecurigaannya terhadap putrinya sendiri.
“Tetapi ia selalu menolak mengakui bahwa telah berhubungan dengan seseorang sehingga terjadi seperti itu, Ki Demang……!” kata Ki Tanu.
“Bagaimana itu bisa terjadi, Ki Tanu…..? tanya Ki Demang.
“Setelah aku desak, dia mengakui bahwa pernah bermimpi di siang bolong ketika tertidur di tepi sungai. Dan dalam keadaan tidak berdaya, Jinten merasakan sesuatu yang selama ini hanya dibayangkan. Dan kejadian yang dianggapnya sebuah mimpi itu terasa sebagai suatu yang nyata…..!” kata Ki Tanu.
“Bagaimana menurut Ki Tanu…..?” tanya Ki Demang kemudian.
“Aku duga telah terjadi rudapaksa terhadap putriku itu…..!” kata Ki Tanu dengan bersedih. Dan kemudian Ki Tanu terdiam beberapa saat. Ketika kemudian Ki Demang bertanya;
“Bagaimana rencana Ki Tanu selanjutnya…..?”
“Itulah yang membuat pening pikiran saya, Ki Demang…..! Aku tak bisa menyembunyikan muka ini di hadapan kawula kademangan ini….!” keluh Ki Tanu.
Ki Demang bisa merasakan kesedihan yang dialami oleh Ki Tanu.
Dengan nada pelan Ki Tanu berkata selanjutnya.
“Ki Demang…..! menurut pendapatku, Jinten tidak bersalah, bahkan tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya. Demikian juga janin yang dikandungnya, ia berhak untuk hidup di dunia ini…..!” lanjut Ki Tanu.
Ki Demang menghela nafas panjang, mencoba mengerti apa yang dikatakan oleh Ki Tanu itu.
“Ya benar, Ki Tanu….., aku setuju…..!” kata Ki Demang.
Kedua orang itu kemudian terdiam beberapa saat, larut dalam perasaan masing-masing.
Baru beberapa saat kemudian Ki Tanu berkata tentang jati dirinya serta putrinya, Gendhuk Jinten.
“Ki Demang……, maaf selama ini saya kurang terbuka kepada Ki Demang…..!” Ki Tanu berhenti sejenak. Sedangkan Ki Demang terhenyak mendengar kata-kata Ki Tanu.
“Maksud Ki Tanu…..?” Ki Demanglah yang bertanya.
“Maaf Ki Demang…..! Janin yang dalam kandungan Jinten tersebut, bagaimana pun adalah turun waris dari Baginda Prabu di Majapahit….!” kata Ki Tanu.
Ki Demang semakin terkejut mendengar perkataan Ki Tanu, turun waris Baginda Prabu di Majapahit?
“Bagaimana kejelasannya, Ki Tanu….?” tanya Ki Demang.
Ki Tanu kemudian menceritakan tentang geger Majapahit beberapa tahun yang lalu. Geger yang mengakibatkan tercerai berainya trah Majapahit. Hampir semua anak cucu dari Baginda Prabu oncat – meninggalkan keraton. Dan mereka tidak saling mengetahui keberadaan antar saudara. Bahkan keberadaan Baginda Prabu pun tidak ada yang tahu secara pasti. Bahkan kabar yang tersiar, Baginda Prabu telah moksa – hilang bersama jiwa dan raganya di suatu puncak gunung.
“Yang kami dengar kemudian, ibunya Jinten ikut bersama perginya Baginda Prabu itu….! Ibunya Jinten adalah putri dari Baginda Prabu juga…..!” kata Ki Tanu semakin jelas.
“Ooh maaf, Raden…..! Jadi selama ini kami seluruh warga kademangan Pengging telah menerima tamu terhormat, seorang menantu raja dan seorang cucu Baginda Prabu…..!” kata Ki Demang sambil akan menghaturkan sembah sungkem.
Namun Ki Tanu segera mencegahnya.
“Maaf Ki Demang…..! Aku dan Jinten adalah bapak-anak yang hidup terlunta-lunta yang telah ditampung dan diselamatkan oleh Ki Demang Pengging beserta seluruh warga kademangan ini…..!” kata Ki Tanu merendah.
“Namun orang yang terlunta-lunta itu telah berandil besar dalam memajukan kademangan ini…..!” kata Ki Demang yang mengakui jasa dari Ki Tanu.
“Kademangan ini bisa menjadi sebuah kadipaten yang kuat di masa yang akan datang, Ki Demang…..!” kata Ki Tanu.
………..
Bersambung……….
Petuah Simbah: “Apapun sebabnya, kehidupan dalam kandungan seorang ibu harus diselamatkan.”
(@SUN)
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(874)Mataram. Adipati Pragola juga mendapat laporan bahwa dua orang murid orang bercambuk juga…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
View Comments
Luar biasa cerpen ini pak Sunaryo
Saya mengikutinya.
Selamat berkreasi, berinspirasi dan semakin semangat menulis. Tuhan memberkati
Terimakasih. :)
Terima kasih Pak Sunaryo atas kepeduliannya terhadap budaya Jawa.
Saya selalu mengikuti dari kiriman seorang teman.
Kalau bisa dibukukan, pasti banyak peminatnya.
Terus berkarya nggih pak Sunaryo, semoga selalu sehat.
Berkah Dalem
Matur nuwun. Berkah Dalem.
awalnya saya membaca cerbung ini dari gropu di WA, tetapi ada beberapa yang belum ada... akhirnya saya mencari sendiri di stsunaryo.com, ketemu.... bahkan lebih dulu,
Hanya ada beberapa nomir yang
awalnya saya membaca cerbung ini dari gropu di WA, tetapi ada beberapa yang belum ada… akhirnya saya mencari sendiri di stsunaryo.com, ketemu…. bahkan lebih dulu,
Hanya ada beberapa nomir yang belum ada yaitu 21, (66), (87) (93), 100, 101
bagaimana cara ke nomor tersebut