Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#161

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)

Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.

Salah seorang dari mereka kemudian menjawab; “kita utang saja di warung ini, besuk kalau sudah menang kita saur…..!”
“Ha ha ha ha….., benar katamu, besuk kita bayar kalau kira sudah menang…..!”
Akhirnya mereka pun selesai makan. Dan tanpa pamit kepada penjual makanan melangkah meninggalkan warung.
“Eeeee……, dibayar dulu jajananya……!” teriakan Mbok Bakul.
“Heee……, kami sudah bilang bahwa akan aku bayar besuk kalau sudah menang……!” tukas salah seorang dari mereka.
“Itu kan hanya omongan kalian, lagi pula kami belum mengenal kalian, bagaimana kalian akan nyaur…..!” kata Mbok bakul.
“Kami ini kawannya Lurahe Godek, gegedug daerah ini…..!” sahut sang lain menakuti penjual makanan itu.
Orang yang disebut lurahe godek memang orang yang ditakuti di daerah itu. Ia sering meminta dengan paksa kepada para bakul di daerah itu.
“Aku sudah pasok kepada Lurahe Godeg setiap kliwon, baru kemarin…..!”
“Ha ha ha ha……! Anggap saja ini pasokan untuk kliwon yang akan datang…..!” kata salah seorang dari mereka sambil berbalik akan meninggalkan warung.
“Tidak Kang……! Aku tidak punya uang untuk kulakan…..!” dalih Mbok Bakul.
Tiba-tiba saja salah seorang dari mereka menuding kepada Jaka Tingkir yang sejak tadi hanya berdiam diri menunggu perkembangan.
“Hee Le……, kamu bayari ya jajan kami….!”
“Tidak…..! Itu hanya cara licik kalian untuk tidak mau membayar…..!” jawab Jaka Tingkir.
“Jika memang demikian kau mau apa, anak kecil…..?” tukas orang itu.
“Mencegah orang-orang yang semena-mena seperti kalian…..!” jawab Jaka Tingkir.
“Heee……, apa maksudmu, anak kecil……?” kata salah seorang penjudi sambil mendekati Jaka Tingkir.
“Mencegah kalian……!” jawab Jaka Tingkir singkat.
Salah seorang dari mereka melihat bungkusan ules yang dibawa oleh Jaka Tingkir tertarik dengan bungkusan itu.
“Kita ambil saja bungkusan itu, sepertinya ada barang berharganya….!” kata orang itu.
“Aku setuju….., karena aku takut pulang jika tidak membawa uang…..!” sahut kawannya.
Orang itupun segera melangkah akan menggapai bungkusan ules yang dibawa oleh Jaka Tingkir.
“Auuuch…..!” orang itu mengaduh ketika ujung tongkat bambu Jaka Tingkir memukul tangan orang itu.
“Gilaa……! Kau mau melawan kami….?” teriak salah seorang dari mereka.
“Ternyata kalian bukan hanya penjudi tetapi juga perampok…..!” kata Jaka Tingkir tanpa takut.
“Seret anak itu keluar……!” teriak salah seorang.
“Jangan Kaaang…..! Silahkan kalian pergi tetapi jangan sakiti anak ini…..!” cegah Mbok Bakul.
“Anak kecil ini sudah menantang kami, biar tahu siapa kami ini……!” jawab orang itu sambil melayangkan pukulan ke kepala Jaka Tingkir yang masih duduk di bangku.
Orang itu terkejut karena tiba-tiba saja ia tersungkur karena kakinya dijegal oleh Jaka Tingkir sambil mengelakkan pukulan.
Hampir saja orang yang tersungkur itu menimpa bangku warung.
“Ayo keluar, biar warung ini tidak porak poranda…..!” tantang Jaka Tingkir sambil meloncat keluar dengan membawa bungkusan dan tongkatnya.
“Hee jangan lari anak kecil…..!” kata salah seorang penjudi yang juga perampok itu.
Mereka pun berloncatan keluar sambil memegang pisau belati yang sebelumnya terselip di balik bajunya.
“Benar dugaanku bahwa kalian juga seorang perampok…..!” kata Jaka Tingkir yang telah bersiap dengan tongkat bambunya.
“Anak kecil tak tahu diri…..! Kita hajar saja…..!” kata salah seorang penjudi yang juga perampok itu.
Orang yang tersungkur di dalam warung pun telah melangkah keluar pula dengan memegang pisau belati.
Kini Jaka Tingkir telah dikepung tiga orang yang kesemuanya memegang pisau belati. Mereka segera menyerang dari arah yang berbeda. Namun Jaka Tingkir tak ingin membuat keributan di warung itu dengan perkelahian yang berkepanjangan. Tiba-tiba saja tiga orang itu mengaduh hampir bersamaan.
“Auuch….. auuuch…. auuuch…..!” ketiga orang itu mengaduh sambil memegang lambung mereka yang disodok tongkat bambu di tangan Jaka Tingkir.
……………
Bersambung……….

Petuah Simbah: “Butuh bekal dan keberanian untuk menegakkan kebenaran.”
(@SUN).

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *