Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#171

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(171)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.

Namun Jaka Tingkir tidak menceritakan bahwa ia sesungguhnya adalah putra dari Ki Ageng Pengging Anom yang pada masa mudanya bernama Kebo Kenanga. Jaka Tingkir serba sedikit tahu bahwa hubungan antara Demak Bintara dengan Kadipaten Pengging ada kerenggangan. Ia pun tahu ceritanya bahwa kakeknya, Ki Ageng Pengging Sepuh atau yang juga disebut Pangeran Handayaningrat telah gugur di Majapahit ketika melawan pasukan Demak Bintara. Jaka Tingkir berusaha untuk menutupi jatidiri yang sesungguhnya agar tidak ada batu sandungan untuk menjadi seorang prajurit di Demak Bintara.
Ki Ganjur juga bercerita bahwa empat hari lagi, Kanjeng Sultan Trenggono beserta seluruh pasukan yang besar akan tiba. Walau sesungguhnya Jaka Tingkir telah mendengar ketika beristirahat di warung, namun ia seakan belum mendengarnya. Bahkan ketika Ki Ganjur bercerita bahwa pasukan yang dipimpin oleh Kanjeng Sultan sendiri itu telah berhasil mengusir pasukan bangsa kulit putih dari Sunda Kelapa, Jaka Tingkir seakan belum mendengarnya.
“Sungguh sakti mandraguna Kanjeng Sultan itu, Paman. Dan pasukannya pasti pasukan yang sangat kuat…..!” kata Jaka Tingkir.
“Memang benar, Kanjeng Sultan adalah seorang raja yang sakti mandraguna dan arif bijaksana…..!” kata Ki Ganjur.
Ia kemudian melanjutkan; “Beliau juga berhasil menaklukkan negeri-negeri di bang wetan. Kini kekuasaan Kanjeng Sultan Trenggono hampir seluruh pulau Jawadwipa ini, dari ujung barat sampai ujung timur. Namun masih ada negeri yang belum mau tunduk kepada kekuasaan Demak Bintara, yakni Pasuruhan, Panarukan dan Blambangan…..!”
“Demikian Paman, Jaka ingin menjadi seorang prajurit agar bisa mendarmabaktikan tenaga ini bagi negeri kami…..!” kata Jaka Tingkir.
“Yaaa…., aku tahu. Ki Ageng Sela telah bercerita tentang kau dalam suratnya yang kau bawa tadi…..!” kata Ki Ganjur.
Ki Ganjur yakin bahwa Jaka Tingkir telah memiliki bekal yang cukup untuk menjadi seorang prajurit. Jika Jaka Tingkir belum memiliki bekal yang cukup, tentu Ki Ageng Sela tidak akan melepaskannya.
“Tingkir ingin ikut menyambut kedatangan Kanjeng Sultan beserta pasukan yang besar itu, Paman…..!” kata Jaka Tingkir.
“Boleh saja…..! kau bisa ikut menjemput di perbatasan kota….!” kata Ki Ganjur.
Jaka Tingkir senang karena akan bisa menyaksikan peristiwa langka yang belum pernah ia saksikan. Ia membayangkan sebuah iring-iringan pasukan besar yang menang perang. Kawula Demak Bintara pasti akan menyambut dengan gegap gempita. Namun kedatangan Kanjeng Sultan beserta pasukan besarnya itu masih empat hari lagi.

Ki Ganjur adalah seorang penghulu utama di tempat ibadah keraton Demak Bintara. Jaka Tingkir ingin memanfaatkan waktu di tempat Ki Ganjur itu untuk memperdalam ilmu keagamaan. Ki Ganjur dengan senang hati membimbing Jaka Tingkir. Jaka Tingkir yang cerdas dan tekun itu dengan cepat menyerap ilmu yang diajarkan oleh Ki Ganjur. Di samping cerdas dan tekun, Jaka Tingkir juga rajin dan taat menjalankan ibadah sesuai ajaran yang disampaikan oleh Ki Ganjur. Jaka Tingkir juga rajin membantu segala pekerjaan Ki Ganjur.

Kabar akan kedatangan Kanjeng Sultan Trenggono beserta seluruh pasukannya itu telah tersebar luas di seluruh negeri. Sebagian besar kawula Demak Bintara ingin ikut menyambut raja mereka beserta pasukannya yang menang perang. Hari ini, Kanjeng Sultan beserta seluruh pasukannya akan tiba. Sejak pagi sekali, kawula Demak Bintara telah berjejer di sepanjang jalan yang akan dilalui oleh Kanjeng Sultan beserta pasukannya. Banyak dari mereka yang dengan suka rela membawa aneka buah-buahan atau penganan apapun. Banyak pula yang menyediakan aneka minuman, ada dawet, cao, teh, kopi, jahe sere dan tak ketinggalan kelapa muda. Bahkan, di beberapa perempatan jalan, sejak pagi sudah digelar pentas kuda kepang yang juga disebut jatilan yang banyak digemari orang.
…………
Bersambung……………

Petuah Simbah: “Sudah sewajarnya para pahlawan yang mengharumkan nama negeri disambut dengan meriah.”
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

11 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

4 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#869

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…

5 hari ago