Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#172

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(172)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.

Jaka Tingkir yang masih muda itu ikut berbaur di antara berjubelnya kawula Demak Bintara yang menyambut kedatangan raja mereka beserta pasukannya yang menang perang. Walau ujung pasukan belum tampak, namun kawula Demak Bintara sudah berjubel di sepanjang jalan yang akan dilalui. Gema bende bertalu-talu mengiringi gerak tari para penari kuda kepang. Ketepak gendang berirama selaras dengan joget para pemain. Bahkan tanpa sadar, para penonton ikut berlenggak-lengggok mengikuti gerak para penari.
Jaka Tingkir berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Ia belum pernah menyaksikan peristiwa seperti itu. Bahkan ia menyaksikan banyak orang yang memanjat poho-pohon di sepanjang pinggir jalan itu demi bisa menyaksikan dengan leluasa raja mereka. Jaka Tingkir juga melihat dan mendengar hiruk-pikuk tetabuhan di sepanjang jalan yang ia lalui. Ada pula beberapa orang membawa kentongan berbagai ukuran yang dipukul dengan irama yang enak didengar. Di tempat lain, Jaka Tingkir takjub ketika melihat embok-embok menumbuk lesung kayu yang besar dan panjang jumengglung menghentak-hentak. Kemeriahan di sepanjang jalan itu membuat takjub Jaka Tingkir. Betapa kawula Demak Bintara hormat dan bangga kepada raja mereka.

Sorak sorai sayup-sayup mulai terdengar, Jaka Tingkir menduga bahwa ujung pasukan pasti telah tiba. Riuh rendah tetabuhan juga semakin bergema. Pasukan yang telah beberapa lama meninggalkan negeri untuk berperang dan kini telah kembali. Kini Jaka Tingkir tak lagi bisa berjalan ke sana ke mari, karena berjubelnya orang-orang di sepanjang jalan. Bahkan kini Jaka Tingkir juga ikut memanjat pohon agar tidak bedesak-desakan dan bisa leluasa menyaksikan rombongan raja.
“Jaya Demak Bintara……! Jaya Demak Bintara……!” seru mereka bersahut-sahutan.
Tanpa sadarnya Jaka Tingkir juga ikut berteriak; “Jaya Demak Bintara……! Jaya Demak Bintara…..!” seperti mereka ketika ujung pasukan sudah di dekatnya.
Para prajurit pun tersenyum gembira sambil melambai-lambaikan tangan mereka. Para prajurit bebas memilih makanan, minuman maupun buah-buahan yang tersaji di sepanjang jalan. Mereka, para prajurit itu tidak mengira sama sekali bahwa akan mendapat sambutan sedemikian meriahnya. Dahulu, ketika pulang dari penyerbuan ke bang wetan tidak mendapat sambutan meriah seperti ini.
Seorang ibu berteriak-teriak memanggil nama anaknya yang tampak gagah di antara para prajurit itu.
“Sukraaa…..! Sukraaa…..!” teriak seorang ibu dengan air mata haru bercucuran.
“Emboook……!” balas Sukra sambil tetap berlalu bersama barisan.
Mereka yang kenal dengan salah satu prajurit dalam barisan itu pun berteriak memanggil namanya. Yang dipanggil tersenyum gembira dan bangga tak terkira.
Jaka Tingkir terlamun dalam angannya; “Betapa membanggakan menjadi seorang prajurit itu…..!”
Ia semakin kuat tekatnya untuk menjadi seorang prajurit.

Kawula Demak Bintara semakin gegap gempita ketika melihat raja mereka lewat di dekat mereka.
“Jaya Kanjeng Sultan Trenggono…….! Jaya Kanjeng Sultan Trenggono……!” teriak mereka tak henti-hentinya.
Jaka Tingkir tanpa sesadarnya juga ikut berseru; “Jaya Kanjeng Sultan Trenggono…….! Jaya Kanjeng Sultan Trenggono……!”
Kanjeng Sultan Trenggono pun selalu tersenyum menyambut kawula yang mengelu-elukannya. Mereka sangat berbangga ketika sepertinya Kanjeng Sultan menatap wajah mereka satu persatu. Seakan ia disapa secara pribadi oleh raja mereka.
Bahkan Jaka Tingkir yang sedang bertengger di dahan pohon pun merasa seakan Kanjeng Sultan Trenggono melambaikan tangan kepadanya. Ia merasa bertatap pandang sekilas dengan sang raja.
“Heeem….., sedemikian besar wibawa Kanjeng Sultan……!” batin Jaka Tingkir.
“Apakah seorang kawula alit seperti dirinya bisa menjadi seorang raja…..?” terlintas di benak Jaka Tingkir tanpa prasangka.
…………..
Bersambung………….

Petuah Simbah: “Seorang raja yang arif bijaksana sudah selayaknya mendapat sambutan yang pantas.”
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

3 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

1 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

3 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#869

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…

4 hari ago