Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#175

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(175)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.

Setelah banyak bercerita tentang penyambutan Kanjeng Sultan Trenggono beserta pasukannya, Jaka Tingkir dipersilahkan untuk beristirahat dan menjalankan kewajiban agama yang dipeluknya.

Di hari berikutnya, Jaka Tingkir lebih banyak menerima tuntunan keagamaan dari Ki Ganjur. Ia juga rajin membantu merawat tempat ibadah yang menjadi tanggungjawab Ki Ganjur.
Hari itu, Jaka Tingkir ingin menguras kolam yang airnya sudah mulai keruh. Kolam yang cukup lebar yang berada di samping tempat ibadah. Kolam ubin yang sudah banyak lumut di sana-sini. Mungkin Ki Ganjur belum sempat membersihkannya.
“Biasanya aku minta tolong Si Wage untuk membersihkan kolam itu…..!” kata Ki Ganjur.
“Biarlah saya sendiri yang membersihkan, Paman……!” kata Jaka Tingkir.
Jaka Tingkir segera cancut tali wanda – menyingsingkan lengan baju dan kemudian terjun ke dalam kolam. Air dikuras lewat lobang pembuangan yang telah tersedia. Kemudian ia menggosok tepian kolam dengan sabut kelapa. Setelah air mulai surut, dinding kolam pun mulai digosok pula.
Ki Ganjur kagum kepada Jaka Tingkir yang tidak canggung mengerjakan pekerjaan kotor dan berbasah-basah. Jaka Tingkir pun cekatan mengerjakan pekerjaan yang bukan tugasnya itu. Ki Ganjur yakin bahwa Jaka Tingkir adalah seorang yang ringan tangan untuk mengerjakan segala sesuatu. Ia pasti juga ringan tangan untuk membantu sesama.
Ketika air telah terkuras, Jaka Tingkir kemudian menggosok dasar kolam yang cukup lebar itu. Jaka Tingkir sepertinya tidak memiliki rasa lelah, karena sejak pagi hingga menjelang siang belum beristirahat.
“Istirahat dahulu, Ngger…..! hari telah menjelang siang…..!” kata Ki Ganjur.
“Tinggal sedikit, Paman. Biar saya selesaikan sekalian…..!” kata Jaka Tingkir.
Setelah matahari condong ke barat, Jaka Tingkir telah selesai menggosok seluruh permukaan kolam dan kemudian membilasnya.
Kini air kolam mulai diisi dari air sungai yang jernih dan telah melewati beberapa saringan. Jaka Tingkir senang karena kolam telah terlihat bersih dan air jernih mulai menggenang. Sambil menunggu air kolam penuh, Jaka Tingkir duduk di bibir kolam.
Saat itu sore hari menjelang waktu asar. Ki Ganjur telah berada di tempat ibadah untuk menyiapkan segala sesuatunya.

Ketika Jaka Tingkir sedang duduk membelakangi kolam. Tepian kolam tersebut juga merupakan jalan dari keraton untuk menuju tempat ibadah tersebut. Ia terkejut dan tidak bisa menghindar ketika tiba-tiba ada beberapa orang yang datang. Lebih terkejut lagi, di antara orang yang datang tersebut adalah Kanjeng Sultan Trenggono yang didampingi oleh Kanjeng Sunan Kudus. Jaka Tingkir merasa ia menghalangi jalan yang akan dilalui oleh Kanjeng Sultan dan beberapa orang yang akan ke tempat ibadah tersebut. Ketika rombongan semakin dekat dan tidak mungkin menghindar. Tanpa pikir panjang, tiba-tiba Jaka Tingkir yang duduk membelakangi kolam itu meloncat ke belakang melewati kolam yang cukup lebar.
Mereka yang menyaksikan ulah dari seorang anak muda itu takjub bukan kepalang. Demikian pula Kanjeng Sultan Trenggono maupun Kanjeng Sunan Kudus. Bagaimana mungkin seseorang bisa meloncat sedemikian jauh, dan yang lebih mengherankan adalah, anak itu meloncat dengan membelakangi kolam. Jika bukan seseorang yang memiliki ilmu yang tinggi, mustahil seseorang itu akan mampu melakukannya.
Namun Jaka Tingkir segera menyelinap meninggalkan kolam. Ia merasa tidak pantas disaksikan oleh Kanjeng Sultan Trenggono beserta beberapa orang yang menyertainya.
“Siapakah anak itu, Kanjeng Sunan…..?” tanya Kanjeng Sultan.
“Aku juga belum tahu, Mungkin Ki Ganjur mengetahuinya…..!” jawab Kanjeng Sunan Kudus.
Mereka yang menyertai Kanjeng Sultan pun riuh memperbincangkan anak muda yang mampu meloncat ke belakang melewati kolam yang cukup lebar. Bahkan mereka merasa tak akan mampu melakukan hal seperti anak muda itu walau dengan ancang-ancang dan menghadap ke depan.
…………….
Bersambung…………..

Petuah Simbah: “Orang yang rajin dan ringan tangan membantu sesama pasti akan disukai banyak orang.”
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

View Comments

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

4 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

1 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

3 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#869

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…

4 hari ago