Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#178

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(178)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.

Ki Ganjur masih berlindung di balik pohon sambil memperhatikan perkelahian di tepi kolam itu. Ia belum bisa mengenali orang yang bercadar yang bergerak sangat cepat yang diimbangi oleh Jaka Tingkir. Ki Ganjur kemudian berkerut jidatnya setelah mengamati dengan seksama.
“Benarkah beliau itu…..? Tetapi mengapa menyerang Jaka Tingkir…..?” batin Ki Ganjur.
Namun Ki Ganjur kemudian tersenyum sendiri setelah yakin akan tebakannya. Dan ia merasa bahwa orang bercadar itu tidak ingin mencelakakan Jaka Tingkir.
Namun tiba-tiba serangan orang bercadar itu semakin membadai, sehingga Jaka Tingkir kuwalahan. Ki Ganjur terhenyak ketika menyaksikan sebuah tendangan sangat kuat menghantam pinggang Jaka Tingkir. Jaka Tingkir terpental beberapa langkah, namun ia jatuh dalam keadaan berdiri. Seandainya yang mendapat hantaman itu bukan Jaka Tingkir, mungkin sekali orang itu telah terkapar dan tak bangun lagi. Tetapi yang mendapat hantaman adalah anak muda murid dari Ki Ageng Sela, ia tetap berdiri kokoh.
Namun Ki Ganjur terbengong sendiri ketika orang bercadar itu menyelinap ke dalam kegelapan dan tak kunjung muncul kembali. Sedangkan Jaka Tingkir masih berdiri dengan siaga jika ia tiba-tiba mendapat serangan dari arah yang tidak diduga.

Jaka Tingkir masih berdiri termangu beberapa saat ketika kemudian Ki Ganjur mendekati.
“Ada apa Ngger, kok seperti ada gedebag-gedebug ketika aku sedang menjalankan ibadah……?” tanya Ki Ganjur seakan ia tidak menyaksikan perkelahian tadi.
“Ada seseorang yang bercadar tiba-tiba menyerang aku, Paman……!” kata Jaka Tingkir.
“Menyerang……? Jangan-jangan ada seseorang yang mendendammu sehingga sampai mengejar ke tempat ini, Ngger……?” tanya Ki Ganjur.
“Sepertinya saya tidak memiliki musuh, Paman……!” lanjut Jaka Tingkir.
“Ya sudah…..! Marilah kita pulang, kau perlu istirahat……!” ajak Ki Ganjur.

Sementara itu, orang bercadar yang menyerang Jaka Tingkir telah tadi menyelinap kembali masuk ke dalam keraton. Ia merasa puas telah bisa menjajagi anak muda yang mengagumkan yang siang sebelumnya mampu meloncat mundur menyeberangi kolam yang cukup luas. Ia yakin bahwa itu bukan karena kebetulan, tetapi memang karena didasari dengan ilmu kanuragan yang tinggi. Ia yakin bahwa anak muda itu akan menjadi seorang prajurit yang tangguh. Ki Ganjur pernah mengatakan bahwa anak muda itu ingin menjadi seorang prajurit. Jika Demak Bintara memiliki lima orang seperti anak muda itu tentu pasukan negeri ini akan disegani oleh negeri manapun.

Sementara itu, Kanjeng Sultan Trenggono memang ingin menjaring prajurit baru lagi untuk persiapan penyerangan ke ujung timur pulau ini. Karena sampai saat ini Adipati Pasuruhan, Adipati Panarukan dan Adipati Blambangan belum mau menghadap ke Demak Bintara.

Siang itu, ketika Sultan Trenggono sedang menjalankan ibadah di tempat ibadah yang dipimpin oleh Ki Ganjur melihat anak muda yang pernah melompati kolam itu. Ia semakin tertarik kepada anak muda itu yang selain memiliki bekal ilmu yang tinggi tetapi jugak taat dan patuh kepada agama yang dianutnya. Ia yakin bahwa anak murid dari Ki Ageng Sela itu juga berbudi luhur.
Siang setelah menjalankan ibadah itu, Kanjeng Sultan memerlukan berbincang dengan Ki Ganjur.
“Kakang Ganjur, anak muda yang pernah kau katakan itu nanti sore agar menghadap aku……!” kata Kanjeng Sultan Trenggono.
“Apakah Kanjeng Sultan amarah kepada anak yang tidak tahu unggah-ungguh itu……?” tanya Ki Ganjur ragu.
“Sebaliknya, Kakang……! Ia langsung akan aku terima sebagai prajurit tanpa harus mengikuti pendadaran…..!” kata Kanjeng Sultan Trenggono.
Ki Ganjur tersenyum karena telah yakin apa yang ia saksikan malam itu di tepi kolam, bahwa orang bercadar itu adalah Kanjeng Sultan Trenggono sendiri.
“Karena Kanjeng Sultan sendiri yang telah mendadar anak itu…..!” kata Ki Ganjur.
“Yaa….., aku tahu bahwa Kakang Ganjur menyaksikan dari balik pohon di tepi kolam itu……!” kata Kanjeng Sultan Trenggono.
……………
Bersambung…………..

Petuah Simbah: “Memiliki bekal ilmu yang tinggi tidak pernah akan sia-sia.”
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

17 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

3 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#869

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#868

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(868)Mataram. Senopati Retna Dumilah yang sebelumnya dengan pongah ingin menundukkan Panembahan Senopati dengan…

5 hari ago