Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(179)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Ki Ganjur tidak menyangka bahwa Kanjeng Sultan Trenggono mengetahui keberadaannya di tepi kolam saat itu. Ia yakin bahwa Kanjeng Sultan Trenggono sungguh seorang raja yang waskita dan sakti mandraguna. Ia juga percaya bahwa Kanjeng Sultan Trenggono saat itu belum mengerahkan seluruh ilmunya untuk mendadar Jaka Tingkir. Namun beliau telah mengakui bekal Jaka Tingkir untuk menjadi seorang prajurit sudah lebih dari cukup. Bahkan Ki Ganjur sendiri juga yakin bahwa Jaka Tingkir juga belum mengerahkan ilmu kesaktiannya. Bahkan pula Ki Ganjur belum melihat Jaka Tingkir melakukan serangan balasan.
“Ketika menguras kolam dengan sangat cepat pun saya sudah kagum, Kanjeng Sultan……!” kata Ki Ganjur menambahkan kekagumannya kepada Jaka Tingkir.
“Nanti sore antarkan anak itu kepadaku di pendapa pungkuran……!” ulang Kanjeng Sultan.
“Sendika, Kanjeng Sultan…..!” jawab Ki Ganjur.
Sore itu Ki Ganjur mencari Jaka Tingkir di kamar yang diperuntukkan baginya, namun tidak diketemukannya. Setelah dicari beberapa saat, Jaka Tingkir diketahui sedang mengisi air beberapa padasan yang berjejer di samping tempat ibadah. Biasanya padasan-padasan itu yang mengisi Si Wage. Tetapi beberapa hari ini Si Wage memang pamit pulang ke kampungnya. Dengan demikian, hampir semua pekerjaan yang semula dikerjakan oleh Si Wage, kini dikerjakan oleh Jaka Tingkir.
“Ia tidak hanya memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup, namun juga seorang yang rajin dan cekatan…..!” batin Ki Ganjur sambil berjalan ke arah Jaka Tingkir.
“Kua segeralah berbersih diri, nanti akan aku antar untuk menghadap Kanjeng Sultan……!” kata Ki Ganjur yang mengejutkan Jaka Tingkir.
“Menghadap Kanjeng Sultan……? Benarkah demikian, Paman…..?” tanya Jaka Tingkir untuk meyakinkan pendengarannya.
“Ya benar…..! Kanjeng Sultan sendiri yang menghendakinya……!” kata Ki Ganjur meyakinkan.
“Baiklah…..!” jawab Jaka Tingkir singkat.
Namun Jaka Tingkir berdebar-debar karena ia mengira bahwa Kanjeng Sultan pasti murka ketika beliau melihat Jaka Tingkir meloncati kolam dengan tidak sopan.
“Hukuman apapun yang akan dijatuhkan kepadaku, aku siap menerimanya…..!” batin Jaka Tingkir yang belum mengetahui bahwa orang bercadar yang menyerangnya adalah Kanjeng Sultan Trenggono sendiri.
Setelah berbenah dan memantaskan diri, Jaka Tingkir diantar oleh Ki Ganjur menghadap Kanjeng Sultan Trenggono.
Kanjeng Sultan Trenggono tengah berbincang dengan seorang senopati yang telah dikenal oleh Ki Ganjur. Ia adalah senopati Brajamusti yang menjadi tangan kanan Kanjeng Sultan Trenggono dalam pengamanan keraton. Kanjeng Sultan Trenggono telah bercerita banyak tentang Jaka Tingkir kepada senopati Brajamusti.
“Anak itu bisa mendampingimu dalam menguji para calon prajurit nantinya….!” kata Kanjeng Sultan Trenggono. Kemudian lanjut Kanjeng Sultan; “Jika kau ingin mendadar anak itu aku perbolehkan….!”
“Hamba kira tidak perlu, Kanjeng Sultan……! Hamba telah percaya…..!” jawab senopati Brajamusti.
Perbincangan mereka terputus ketika Ki Ganjur dan Jaka Tingkir telah menuju ke arah mereka.
“Hamba berdua menghadap, Kanjeng Sultan……!” kata Ki Ganjur setelah dekat dengan Kanjeng Sultan.
“Silahkan duduk, Kakang dan juga kau anak muda……!” sapa Kanjeng Sultan.
Ada dua kursi kosong yang telah disediakan. Namun Jaka Tingkir memilih duduk bersila di lantai dengan menundukkan muka.
“Heee…..! Kau jangan duduk di lantai, anak muda…..! Ini bukan pasewakan. Ini berada di pendapa belakang…..!” cegah Kanjeng Sultan.
Namun Jaka Tingkir belum beranjak dari duduknya.
“Silahkan duduk di kursi, Ngger…..! Kanjeng Sultan telah berkenan…..!” kata Ki Ganjur.
Namun Jaka Tingkir masih ragu.
“Hee anak muda…..! Duduklah di kursi, aku dan Kakang Ganjur juga seorang hamba, namun diperkenankan oleh Kanjeng Sultan untuk duduk di kursi…..!” kata senopati Brajamusti.
……………..
Bersambung…………..
Petuah Simbah: “Unggah-ungguh dan sopan santun merupakan budaya bangsa yang perlu terus kita pertahankan.”
(@SUN)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(868)Mataram. Senopati Retna Dumilah yang sebelumnya dengan pongah ingin menundukkan Panembahan Senopati dengan…