Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#180

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(180)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.

Dengan sungkan dan kikuk Jaka Tingkir duduk di kursi yang telah disediakan.

Ki Ganjur kemudian menghaturkan sembah bakti kepada Kanjeng Sultan Trenggono. Jaka Tingkir melakukan juga seperti yang dikatakan dan dilakukan oleh Ki Ganjur. Jaka Tingkir ternyata tidak canggung mengucapkan dan melakukan sembah bakti kepada Kanjeng Sultan.
Dan kemudian mereka saling berkabar keselamatan selaras dengan adat istiadat keraton.
“Kakang Ganjur telah bercerita banyak tentang kau, anak muda. Bukankah namamu Jaka Tingkir, putra Ki Ageng Tingkir dalang kondang saat itu…..?” Tanya Kanjeng Sultan.
“Daulat, Kanjeng Sultan…..! Hamba memang orang dusun yang ingin mengabdi kepada paduka prabu…..!” Kata Jaka Tingkir dengan sopan.
Kanjeng Sultan Trenggono tersenyum, kemudian katanya; “Kau orang dusun, tetapi genap tutur katamu. Aku tidak heran karena aku tahu bahwa kau salah satu putra murid dari Ki Ageng Sela…..! Bukankah demikian, Tingkir……?”
“Daulat gusti prabu, hamba seorang murid yang bodoh dan belum tuntas menuntut ilmu…..!” Kata Jaka Tingkir merendah.
“Heeem…., aku dahulu ketika masih muda juda pernah menuntut ilmu kepada beliau Ki Ageng Sela, walau hanya beberapa waktu. Saat itu aku harus segera kembali ke keraton karena Kangmas Adipati Unus harus menyeberang ke tanah Malaka….! Aku mengerti benar siapa beliau itu…..!” Kata Kanjeng Sultan Trenggono.
Jaka Tingkir mengangguk-angguk kecil karena ternyata Kanjeng Sultan Trenggono telah banyak tahu tentang Ki Ageng Sela.
“Oleh karena itu, aku tidak ragu untuk menerima kau sebagai prajurit. Dan nantinya kau akan aku percaya untuk mendampingi Senopati Brajamusti…..!” Lanjut Kanjeng Sultan Trenggono sambil menunjuk kepada senopati Brajamusti yang berada di hadapannya pula.
“Daulat gusti prabu….., hamba menghaturkan terimakasih yang tak terhingga…..!” Kata Jaka Tingkir.
Kanjeng Sultan Trenggono berkenan kepada Jaka Tingkir yang genap sopan santunnya itu.
“Dengan disaksikan oleh senopati Brajamusti dan Ki Ganjur, kau aku anugerahi pangkat lurah wira tamtama di bawah pimpinan Senopati Brajamusti ini…….!” Lanjut Sultan Trenggono.
Jaka Tingkir kemudian bersikap menyembah dengan menunduk sedalam-dalamnya.
“Anugerah yang tak terkira bagi hamba, Kanjeng Sultan……!” Kata Jaka Tingkir.
“Kau akan aku percaya untuk mendadar para calon prajurit yang sudah banyak yang mengajukan diri…..!” Kata senopati Brajamusti.
“Daulat gusti senopati…..!” jawab Jaka Tingkir.
“Kau akan aku bimbing bagaimana caranya…..!” Lanjut senopati Brajamusti.

Jaka Tingkir tergetar hatinya ketika melihat dua wanita, yang seorang membawa nampan, sedangkan yang seorang berjalan melenggang amat cantik. Ia tak pangling lagi bahwa gadis muda yang melenggang itu adalah putri bungsu Kanjeng Sultan yang pernah ia lihat di panggungan alun-alun ketika penyambutan pasukan. Yang pernah ia dengar dari orang-orang, putri bungsu itu bernama Mas Cempaka. Ia memang memperhatikan betul gadis itu ketika di alun-alun, sehingga ia tidak pangling lagi. Jaka Tingkir semakin berdebar ketika gadis jelita itu menyajikan minuman dan penganan yang dibawa dengan nampan oleh seorang wanita yang lainnya. Tanpa disadari, Jaka Tingkir melirik kepada gadis jelita yang tersenyum kepadanya. Namun Jaka Tingkir justru kemudian menunduk.
“Silahkan rama prabu dan para tamu untuk merahapi hidangan kecil kami….!” Kata gadis jelita yang tak lain adalah Gusti Raden Ayu Mas Cempaka, putri bungsu dari Kanjeng Sultan Trenggono sendiri.

Namun Ki Ganjur dan Jaka Tingkir tidak berlama-lama di pendapa pungkuran itu. Setelah merahapi hidangan yang disajikan, Ki Ganjur dan Jaka Tingkir kemudian minta diri.
“Besuk pagi kau Jaka Tingkir segera menghadap senopati Brajamusti……!” Pesan Kanjeng Sultan Trenggono.
“Daulat Kanjeng Sultan……!” Kata Jaka Tingkir yang kemudian mohon diri.
…………….
Bersambung………….

Petuah Simbah: “Anugerah tidak datang dengan tiba-tiba, namun karena kelebihan yang dimilikinya.”
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

12 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

3 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#869

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#868

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(868)Mataram. Senopati Retna Dumilah yang sebelumnya dengan pongah ingin menundukkan Panembahan Senopati dengan…

5 hari ago