Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#193

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(193)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.

Senopati Brajamusti memberikan laporan dengan rinci dan berhati-hati agar Kanjeng Sultan Trenggono tidak salah mengerti. Di ceritakan bahwa mula-mula pendadaran berjalan dengan lancar, namun Dadung Awuk dan kawan-kawan seperguruannya berbuat ulah dengan pamer ilmu. Jaka Tingkir sudah berusaha sabar menanggapi tingkah polah Dadung Awuk dan kawan-kawannya. Namun Dadung Awuk sendiri yang mencari perkara dengan menantang Jaka Tingkir.
“Hamba sendiri menyetujui langkah Jaka Tingkir yang ingin menegakkan wibawa seorang lurah wira tamtama dengan meladeni Tantangan Dadung Awuk……!” Senopati Brajamusti melanjutkan laporannya.
‘Heeem….., aku memahami…..! Teruskan laporannya…..!” Kanjeng Sultan Trenggono memerintah.

Senopati Brajamusti kemudian melanjutkan ceritanya. Bahwa pertarungan antara Dadung Awuk dengan Jaka Tingkir berjalan seru. Tetapi Dadung Awuk memang pongah. Ia selalu mengejek dan menantang Jaka Tingkir yang mereka anggap masih terlalu muda menjabat sebagai lurah prajurit wira tamtama. Bahkan kemudian Dadung Awuk juga memamerkan ilmu kebalnya yang katanya sudah sempurna. Jaka Tingkir yang mengira bahwa Dadung Awuk benar-benar telah memiliki ilmu kebal yang sempurna, kemudian meningkatkan salah satu ilmunya, walau belum sampai ke pundaknya. Namun akibatnya adalah bahwa Dadung Awuk tak mampu menahan hantaman Jaka Tingkir yang tepat di ulu hatinya. Diceritakan pula bahwa mereka telah berusaha untuk menolong Dadung Awuk.
“Namun usaha kami gagal, Kanjeng Sultan……! Dadung Awuk telah gugur…..!” Senopati Brajamusti berhenti sejenak dengan menundukkan kepala.
“Dadung Awuk tewas……?” Kanjeng Sultan ingin memastikan dengan nada keras.
“Benar Kanjeng……, Dadung Awuk telah tewas. Namun kesalahan tidak sepenuhnya ada pada Jaka Tingkir…..!” Senopati Brajamusti berdalih.
“Bagaimana pun, pembunuhan adalah pembunuhan……! Jaka Tingkir harus dihukum dengan setimpal…..!” Lanjut Kanjeng Sultan Trenggono.
Senopati Brajamusti hanya menunduk, tak berani membantah karena tahu bahwa Kanjeng Sultan benar-benar marah. Ia hanya menunggu hukuman apa yang akan dijatuhkan kepada Jaka Tingkir.
“Jaka Tingkir semestinya pantas dijatuhi hukuman mati. Namun aku masih menghormati Bapa Ki Ageng Sela. Oleh karena itu, perintahku! Sekarang juga Jaka Tingkir harus pergi dari Demak Bintara…..!” Berkata demikian, Kanjeng Sultan Trenggono langsung pergi meninggalkan senopati Brajamusti.
Senopati Brajamusti tercenung sejenak. Ia masih ragu dengan apa yang mesti ia lakukan. Namun kemudian ia menyadari bahwa yang disampaikan oleh Kanjeng Sultan Trenggono adalah titah raja yang tidak mungkin dibantah. Ia harus melaksanakan perintah itu dan menemui Jaka Tingkir walau dengan berat hati. Jaka Tingkir harus diusir dari tlatah Demak Bintara.

Sementara itu, Jaka Tingkir dengan langkah gontai dan berwajah murung kembali ke tempat tinggal Ki Ganjur. Ia menyesali tindakannya yang kurang cermat dalam perhitungan. Ia mengira bahwa Dadung Awuk telah benar-benar memiliki bekal ilmu kebal yang tinggi sehingga dengan pukulannya tidak akan terlalu berbahaya. Namun yang terjadi adalah kematian yang menimpa Dadung Awuk. Ia pun merasa pasti akan dipersalahkan oleh Kanjeng Sultan Trenggono. Ia mengira akan dicopot pangkatnya sebagai lurah wira tamtama. Namun ia berharap tetap diperkenankan untuk mengabdi sebagai prajurit di Demak Bintara.
Ki Ganjur heran ketika dari kejauhan melihat Jaka Tingkir berjalan menunduk. Sikap yang jauh dari kebiasaan Jaka Tingkir yang selalu ceria dengan dada tengadah dan tatapan tajam ke depan. Bahkan Jaka Tingkir tidak menyadari bahwa Ki Ganjur memperhatikannya.
“Ngger……, kok murung ada apa……?” Sapa Ki Ganjur yang telah berada di depan Jaka Tingkir.
Jaka Tingkir terkejut karena tiba-tiba telah sampai di tempat tinggal Ki Ganjur tanpa disadari. Ia benar-benar gundah memikirkan keteledorannya yang mengakibatkan nyawa seorang calon prajurit harus melayang.
……………
Bersambung………….

Petuah Simbah: “Penyesalan datangnya pasti terlambat.”
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

19 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

4 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

5 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#869

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…

5 hari ago