Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(197)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Jaka Tingkir mengangguk-angguk tanda setuju dengan tawaran dari pamannya itu. Ia pun merasa senang tinggal di tempat seperti ini, terlebih di tempat ini ia bisa mengembangkan ilmunya. Ia pun tahu bahwa pamannya itu adalah seorang yang berilmu tinggi. Ia sejak muda telah berkelana ke berbagai tempat untuk menuntut ilmu kepada banyak guru. Bahkan pamannya itu jarang sekali pulang ke Pengging. Yang paling ditekuni oleh pamannya itu adalah bertapa di tempat-tempat yang terkenal sebagai tempat yang wingit – angker. Bahkan Jaka Tingkir pernah mendengar dari Ki Ageng Sela bahwa Ki Kebo Kanigara pernah bertapa tak jauh dari kawah gunung Merapi. Beruntungnya saat itu gunung Merapi tidak sedang batuk dengan memuntahkan laharnya.
Pagi itu Jaka Tingkir diajak berkeliling oleh Mas Manca dan Mas Wila di sekitar padepokan di tepi rawa itu. Jaka Tingkir kagum terhadap penataan padepokan dan sekelilingnya. Tanaman pepohonan berbagai buah-buahan terkelompok menurut jenisnya. Yang paling banyak adalah pohon buah klengkeng yang sedang berbuah.
Mas Wila segera memanjat pohon klengkeng yang tidak terlalu tinggi itu. Dipetiknya beberapa dompol buah klengkeng yang telah matang.
“Di daerah ini sepertinya cocok untuk buah klengkeng. Setiap musim berbuah seperti ini pasti buahnya lebat…..!” Kata Mas Manca.
“Yaaa….., aku suka buah klengkeng…..!” Sahut Jaka Tingkir.
Mereka bertiga pun kemudian berbincang di bawah pohon klengkeng itu sambil menikmati buahnya.
Mas Manca menceritakan bahwa Ki Kebo Kanigara memang sering pergi untuk beberapa waktu. Ki Kebo Kanigara pergi untuk bertapa, namun sekarang sudah agak jarang meninggalkan padepokan. Diceritakan bahwa mereka bertiga, yakni Ki Wuragil, Mas Manca dan Mas Wila tidak hanya di ajar ilmu kanuragan, namun juga ilmu pengetahuan. Diceritakan pula bahwa Ki Wuragil di samping menekuni olah kanuragan juga senang olah tani. Pohon-pohon buah di sekitar padepokan itu Ki Wuragil yang merawatnya.
Diceritakan oleh Mas Wila bahwa padepokan ini termasuk bagian dari tanah perdikan Banyubiru. Ki Gede Banyubiru memiliki wewenang untuk memerintah wilayah ini.
Diceritakan pula oleh Mas Manca bahwa Ki Gede Banyubiru masih trah dari Prabu Brawijaya dari Majapahit pula. Namun Ki Gede Banyubiru lebih mendalami ilmu agama yang baru yang berbeda dengan kepercayaan para raja Majapahit terdahulu.
“Ki Gede Banyubiru sangat dekat dengan seorang wali…..!” Imbuh Mas Wila.
“Suatu saat aku akan menghadap Ki Gede Banyubiru. Bapa Pengging pernah bercerita tentang Ki Gede Banyubiru pula…..!” Kata Jaka Tingkir.
“Beliau sering berkunjung ke padepokan ini pula…..!” Kata Mas Wila.
Mereka berbincang cukup lama di bawah pohon klengkeng tersebut. Banyak hal yang mereka perbincangan. Walau Jaka Tingkir masih lebih muda, namun banyak pengetahuan yang bisa diceritakan.
Jaka Tingkir banyak bercerita tentang petualangannya ke berbagai daerah. Bahkan Jaka Tingkir bercerita bahwa pernah mengembara sampai Nusakambangan. Nusakambangan sebuah pulau di laut kidul yang di huni oleh banyak buaya raksasa.
Dalam pengembaraannya bukannya tanpa rintangan, namun selama ini segala rintangan itu mampu ia atasi.
Jaka Tingkir tertarik dengan cerita Mas Manca tentang seorang wali yang dekat dengan Ki Gede Banyubiru. Ia ingin sekali menghadap kepada wali tersebut untuk memperdalam ilmu keagamaannya. Jaka Tingkir tahu bahwa pamannya, Ki Kebo Kanigara kurang tertarik dengan ilmu agama yang sekarang menjadi kepercayaan Jaka Tingkir itu.
Jaka Tingkir juga kurang cocok dengan ilmu agama yang didalami oleh ayahandanya, Ki Ageng Pengging yang menerima pengajaran dari Syekh Sitijenar. Oleh karena itu, Jaka Tingkir sangat ingin bertemu dengan seorang wali yang diceritakan oleh Mas Manca tersebut. Ia berharap dapat memperdalam ilmunya agamanya dari wali tersebut.
Sementara itu, Kanjeng Sultan Trenggono sedang berbincang dengan Kanjeng Sunan Kudus perihal Ki Ageng Pengging yang belum mau menghadap ke Demak Bintara.
……………
Bersambung………….
Petuah Simbah: “Tuntutlah ilmu selagi masih mampu.”
(@SUN)
**Kunjungi web kami di Google
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…