Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(210)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Mereka pun terus berjalan menyusuri tepian kedung. Jaka Tingkir membawa tongkat bambu kuning yang juga merupakan senjatanya. Sedangkan ketiga kawannya bersenjatakan canggah yang tidak terlalu panjang dan tidak terlalu besar. Sepintas seperti tongkat biasa karena ujungnya ditutup kain. Masing-masing juga menggendong ules kecil berisi pakaian dan bekal seperlunya.
Ki Wuragil pernah mendengar nama tempat itu, kemudian katanya; “Kalau tidak salah, tempat inilah yang dinamakan Kedung Srengenge. Yang aku dengar, di sekitar tempat ini merupakan sarang gerombolan penyamun yang sangat kuat……!”
“Yaaa…., aku pernah mendengar dan pimpinannya adalah Bahurekso dan Jalumampang yang sangat ditakuti oleh siapapun…..!” Sahut Mas Manca.
“Apakah tidak sebaiknya kita mencari jalan lain saja……?” Kata Mas Wila.
Jaka Tingkir bukannya takut, tetapi justru tertarik untuk bisa bertemu dengan gerombolan penyamun itu.
“Tidak…..! Kita pancing agar mereka keluar sarang……!” Kata Jaka Tingkir.
“Tetapi yang aku dengar, jumlah mereka sangat banyak dan sangat kejam…..!” Dalih Mas Wila.
“Kita tidak dididik untuk menghindari tantangan, apalagi tantangan itu adalah tindak kejahatan. Harus kita hadapi, apapun akibatnya…..!” Kata Jaka Tingkir.
Jaka Tingkir kemudian bersuit dengan jari di mulutnya dengan suara melengking memecah kesunyian kedung. Suitan yang dilambari dengan ilmunya. Kawan-kawannyapun terkejut dengan suitan yang melingking tinggi itu. Bahkan burung-burung pun beterbangan menjauh karena takut dan terkejut.
Sementara itu, di sebuah goa yang di kiri dan kanannya berdiri beberapa pondok, Bahurekso dan anak buahnya terkejut mendengar suitan yang tidak sewajarnya.
“Jalumampang…..! Suara apa itu…..?” Bertanya Bahurekso.
“Mungkinkah prajurit Demak sampai di tempat ini…..? Jika demikian, akan kita bantai mereka…..!” Sahut Jalumampang.
“Swuiiiit….. swuiiiit….. swuiiiit……!” Kembali terdengar suitan panjang.
“Drohon keparat…..! Itu bentuk tantangan…..! Ayo kita hadapi. Siapkan segala persenjataan…..!” Perintah Bahurekso.
Mereka pun segera bergegas ke sumber suara yang kira-kira di tepi kedung.
Jumlah mereka memang cukup banyak karena siang itu mereka belum keluar sarang untuk mencari mangsa.
Mereka berharap bahwa orang yang bersuit itu akan menjadi mangsa mereka. Kutuk marani sunduk ibaratnya.
Jaka Tingkir dan kawan-kawannya telah mendengar bergeruduknya banyak orang yang datang. Bahkan terdengar teriakan-teriakan kasar.
“Bangsat cecurut-cecurut kecil mengganggu ketenangan kami……!” Umpat Jalumampang yang telah tiba di paling depan.
Jaka Tingkir berdiri tegap dan tenang dengan tongkat di tangannya dan bungkusan ules kecil di punggungnya. Sedangkan kawan-kawannya berdiri tegap di sampingnya.
Mas Wila sedikit bimbang dan khawatir melihat banyaknya orang yang datang. Sedangkan mereka hanya berempat. Setangguh apapun, menghadapi sekian banyak berandalan yang garang-garang tentu terlalu berat. Ia dalam batin menyalahkan Jaka Tingkir yang masih muda itu. Bahkan ia menilai anak muda itu sombong juga. Dan mereka berempat yang akan menanggung akibatnya. Seandainya tadi mencari jalan lain tentu tidak akan menghadapi halangan yang sedemikian berat.
“Heee….., siapa yang berani mengganggu kami dengan main suit-suit kayak anak kecil……?” Lanjut Jalumampang.
“Aku sengaja memancing kalian agar keluar dari sarang kalian……!” Jawab Jaka Tingkir dengan tersenyum.
“Bangsat keparat……! Kau jangan main-main dengan kami…..!” Bentak Jalumampang.
“Kaukah yang bernama Bahurekso…..?” Bertanya Jaka Tingkir yang tadi mendengar dari Mas Manca bahwa pimpinannya adalah Bahurekso.
“Jangan sebut nama Kakang Bahurekso dengan tidak sopan…..! Aku Jalumampang yang akan melemparkan mayat kalian ke dalam kedung untuk santapan buaya…..!” Jawab Jalumampang yang telah marah.
………………
Bersambung……….
Petuah Simbah: “Watak seorang ksatria selalu berusaha mengatasi halangan, bukan menghindarinya.”
(@SUN).
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(868)Mataram. Senopati Retna Dumilah yang sebelumnya dengan pongah ingin menundukkan Panembahan Senopati dengan…