Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(214)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Jaka Tingkir berpikir, jika Dadung Awuk adalah sahabat dari Bahurekso, jangan-jangan ia pun juga seorang pimpinan gerombolan penyamun. Namun Jaka Tingkir tak ingin memikirkan Dadung Awuk. Ia adalah masa lalu yang membuat Jaka Tingkir semakin berhati-hati dalam mengambil keputusan. Pengalaman adalah guru yang paling baik, kata Ki Ageng Sela pada suatu saat. Demikian pula dalam menangani Bahurekso dan gerombolannya, Jaka Tingkir tak ingin gegabah dan tak ingin menambah musuh. Kalau bisa musuh itu dijadikan kawan bukan lawan. Kemudian katanya kepada Bahurekso; “Apa buktinya kau dan kalian semua menyerah……?”
Bahurekso bepikir seribu kali untuk berani ingkar dan melawan anak muda itu. Tadi ia mendengar bahwa ia berasal dari padepokan Rawapening. Bahurekso tahu bahwa guru di padepokan Rawapening itu adalah seorang yang sakti mandraguna, Ki Kebo Kanigara. Ia pun tidak ingin berseteru dengan Ki Kebo Kanigara itu.
“Bagaimana Ki Lurah Bahurekso…..?” Pertanyaan ulang dari Jaka Tingkir yang mengejutkan lamunan Bahurekso.
“Ba….ba…ik…..! Aku dan seluruh anak buahku akan setia kepada perintah Raden……!” Kata Bahurekso dengan sopan.
“Ada permintaan yang akan aku ajukan, permintaan yang teramat ringan, dan semua bisa melaksanakan jika ada kemauan……!” Kata Jaka Tingkir.
“Katakan Den….., pasti akan aku sanggupi…..!” Kata Bahurekso.
“Baik, aku percaya kepadamu. Dengarkan…..! Mulai saat ini, kau dan kalian semua harus berhenti sebagai penyamun…..! Sanggup….!” Kata Jaka Tingkir.
Bahurekso tak segera menjawab, sehingga Jaka Tingkir berkata agak keras.
“Apakah sanggup…..?!” Kata Jaka Tingkir.
“Yaa…. ya…. aku sanggup…..! Aku sanggup…..!” Jawab Bahurekso.
Jaka Tingkir mengangguk-angguk, ia berharap Bahurekso benar-benar akan menghentikan perbuatannya sebagai penyamun.
Jaka Tingkir kemudian teringat kepada Jalumampang, apakah ia masih pingsan atau sudah siuman dan bersembunyi.
“Di mana kawanmu yang mengaku bernama Jalumampang itu…..?” Kata Jaka Tingkir.
“Hee…. Jalumampang…..!” Teriak Bahurekso.
“Yaa….. yaa…. aku ada di sini…..!” Jawab Jalumampang yang segera mendekat ke Jaka Tingkir dan Bahurekso.
“Apakah kau juga menyerah…..?” Tanya Jaka Tingkir.
“Tentu….., tentu saya menyerah……!” Jawab Jalumampang tanpa ragu.
“Ajak teman-temanmu untuk tidak melakukan perampokan lagi……!” Kata Jaka Tingkir.
Jalumampang yang telah merasakan dahsyatnya ilmu anak muda itu tidak ingin merasakan lagi.
“Heee….. apakah kalian sanggup untuk menghentikan perampokan lagi……?” Kata Jalumampang.
“Sanggup….!” Sahut hanya beberapa orang dan itupun tidak serempak penuh keraguan.
Jaka Tingkir ingin memberi kejutan lagi bagi mereka. Tiba-tiba tongkatnya menghantam pohon ketepeng sebesar tubuh orang yang berada dekat dengannya. Terdengar gemeretak kayu patah, sekejap kemudian pohon ketepeng itu pun roboh. Mereka pun terbelalak menyaksikan kejadian yang di luar nalar mereka. Serentak mereka berlutut kembali.
“Apakah kalian sanggup menghentikan tindakan perampokan kalian……!” Kata Jaka Tingkir yang kali ini dilambari dengan ilmu tenaga dalamnya sehingga menggetarkan seluruh tepian kedung.
“Sangguuup……..!” Sahut mereka serentak.
Mereka benar-benar kagum atas kesaktian anak muda itu.
Jaka Tingkir masih melanjutkan kata-katanya yang masih pula dilambari dengan ilmunya.
“Apa yang sudah kalian dapatkan dengan merampok…..? Kekayaan, kemewahan, emas berlian…..? Kalian tidak akan pernah tercukupi dengan cara seperti itu……! Kembalilah ke kampung halaman jangan lagi merampas milik orang lain…..! Sanggup……?”
“Sangguuup……..!” Mereka menjawab dengan serentak dan tegas.
Jaka Tingkir tersenyum karena usahanya untuk meyakinkan mereka telah berhasil.
Ki Wuragil, Mas Manca dan Mas Wila pun tersenyum pula dan ia semakin kagum kepada anak muda sahabatnya itu.
……………
Bersambung………….
Petuah Simbah: “Menyesal itu belum cukup, harus dibuktikan dengan tidak mengulangi perbuatan yang merugikan orang lain.”
(@SUN)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…