Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(228)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Mula-mula diceritakan bahwa Ki Kebo Kanigara akan bersamadi di puncak gunung Merapi. Bagi Ki Kebo Kanigara, bersamadi di tempat itu sudah sering ia jalani. Konon dari tempat itu ia bisa merasakan betapa agungnya alam ciptaan ini, dan tentunya Sang Pencipta pasti Sang Maha Agung.
“Yaa….., aku sudah pernah mendengar hal itu dari Ki Kebo Kanigara sendiri….!” Kata Ki Ganjur.
“Sedangkan Kakang Wuragil memilih untuk merawat padepokan di tepi Rawapening itu…..!” Mas Manca yang menambahkan.
“Yang aku tahu, Ki Wuragil memang senang berkebun dan memelihara ikan…..!” Kata Ki Ganjur.
Jaka Tingkir kemudian mengatakan bahwa Mas Manca dan Mas Wila ini juga berhasrat untuk menjadi prajurit di Demak Bintara ini.
“Saat yang tepat, karena saat ini negeri baru membutuhkan prajurit yang banyak. Tak lama lagi pasukan besar akan berangkat ke bang wetan…..!” Imbuh Ki Ganjur.
Mas Manca yang memang pandai bercerita kemudian menceritakan perjalanannya dari padepokan Rawapening. Diceritakan pula bagaimana mereka bertemu dengan gerombolan penyamun Kedung Srengenge yang dipimpin oleh Bahurekso dan Jalumampang. Namun gerombolan bersama lurahnya dapat ditundukkan dan kemudian bertobat dan semua kembali ke kampung halamannya.
“Gerombolan yang ditakuti itu telah kalian tundukkan…..?” Bertanya Ki Ganjur.
“Bukan kami Ki…….! Tetapi Dimas Tingkir…..!” Mas Wila yang menyahut sambil melurik ke Jaka Tingkir.
Mereka pun tertawa karena tahu bahwa Mas Wila bercanda. Jaka Tingkir pun tersenyum.
“Paman Kebo Kanigara akan mampir ke Kedung Srengenge untuk membuktikan bahwa sarang mereka telah kosong……!” Kata Jaka Tingkir kemudian.
Mas Manca kemudian menceritakan tentang Ki Sura Kebo dengan kebo bule miliknya yang dinamakan Kebondanu.
“Yaa…., aku juga kenal Ki Sura Kebo yang juga sering dipanggil Sura Dagang, pedagang kerbau yang kondang……!” Sahut Ki Ganjur.
Diceritakan bahwa kemudian kebo bule itu dipinjam oleh Ki Kebo Kanigara untuk menarik perhatian Kanjeng Sultan.
Cerita yang seru adalah ketika kebo bule itu mengamuk di pasanggrahan tepi hutan Prawata. Tidak ada prajurit maupun pasukan yang mampu menghentikan amukan dari kebo bule itu sampai menjelang sore.
Pancingan dari Dimas Tingkir berhasil. Kanjeng Sultan kemudian memanggilnya dan diminta untuk melumpuhkan kebo bule itu.
Mas Manca berhenti sejenak dalam bercerita karena hidangan minum dan nyamikan telah di sajikan oleh Nyi Ganjur.
“Silahkan minum dahulu Angger sekalian…..!” Kata Nyi Ganjur.
“Terimakasih Nyi….!” Hampir berbareng mereka menyahut.
“Bagaimana selanjutnya Ngger……?” Ki Ganjur seperti tidak sabar.
Mas Manca kemudian melanjutkan ceritanya. Seperti yang pernah mereka ceritakan kepada Ki Sura Kebo ketika itu, kini ia ceritakan kepada Ki Ganjur. Sampai akhirnya Kanjeng Sultan mecabut hukuman kepada Jaka Tingkir, dan bahkan diangkat kembali menjadi lurah wira tamtama.
“Wuoooh…….! Aku percaya semua itu. Dan ternyata Kanjeng Sultan sangat bijak dalam mengambil keputusan……!” Kata Ki Ganjur.
“Aku sendiri tidak sabar untuk mengabarkan hal ini kepada Ki Ganjur……!” Jaka Tingkir-lah yang menyahut.
“Aku sangat sedih ketika dahulu Angger Tingkir diusir dari telatah Demak Bintara ini. Dan sekarang aku bersyukur karena hukuman telah dicabut dan kedudukan lurah wira tamtama telah dipulihkan…..!” Kata Ki Ganjur penuh haru.
“Dan yang lebih menggembirakan, bahwa saya ditugaskan di njeron beteng ini. Dan seandainya ikut melawat ke bang wetan pun akan saya dengan senang hati……!” Kata Jaka Tingkir selanjutnya.
“Aku ikut senang Ngger, dengan demikian kalian bisa tetap tinggal di pondok ini menemani kami…..!” Kata Ki Ganjur yang tampak berbahagia.
“Terimakasih Ki, kami memang akan numpang di pondok ini…..!” Mas Manca yang menyahut.
Mereka masih berbincang dengan ruang sampai malam.
…………..
Bersambung……….
Petuah Simbah: “Saling membantu akan menuai buah dikemudian hari.”
(@SUN).
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Tks pak Sunaryo..
Semoga sehat dan sejahtera selalu
Aamiin