Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#237

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(237)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Pasukan gabungan yang dipimpin Adipati Blambangan telah menyiapkan berbagai jebakan di sepanjang sungai perbatasan. Bahkan sungai itu merupakan jebakan maut yang bisa memakan banyak korban jika musuh meneyeberang. Jembatan kayu juga telah dipasang perangkap yang bisa celaka siapa pun yang menyeberang. Bahkan duri kemarung juga sudah disebar di dua sisi jembatan. Pasukan bang wetan memang memiliki banyak waktu untuk menyiapkan perangkap yang berbahaya bagi musuh.

Sementara itu, malam itu pasukan Demak Bintara sedang berembuk bagaimana besuk melaksanakan penyerbuan. Namun senopati telik sandi telah melaporkan bahwa di sepanjang sungai telah dipasang jebakan. Prajurit sandi Demak Bintara memang cukup berpengalaman, mereka ada yang telah dipasang jauh hari di telatah Pasuruhan. Dengan demikian, gerak-gerik pasukan bang wetan banyak yang diketahui. Juga jebakan-jebakan sudah banyak yang terbaca.
“Kita tidak mudah untuk bisa menyeberangi sungai itu. Bahkan jembatan-jembatan itu adalah perangkap bagi kita……!” Kata senopati telik sandi yang telah berpengalaman itu.
Sungai itu bukanlah sungai yang lebar, namun juga bukan sungai kecil. Akan sangat berbahaya jika menyeberang langsung mencebur ke sungai. Mereka pasti akan terjerat berbagai jebakan dan lawan akan dengan mudah menghujani dengan anak panah dan lembing.
Senopati telik sandi masih memaparkan segala kemungkinan yang bisa berbahaya bagi pasukan Demak Bintara.
Malam itu, para senopati dari pasukan Demak Bintara masih saling berdebat. Bahkan ada pula yang meragukan keterangan yang disampaikan oleh senopati telik sandi itu.
“Apakah ini bukan bentuk ketakutan kita untuk berani menyerbu musuh. Kita tidak yakin dengan kekuatan yang besar ini…..?” Dalih salah seorang senopati.
“Lawan kita kali ini bukan pasukan segelar sepapan di padang pertempuran seperti Padang Kurusetra dalam kisah Baratayuda, namun sungai yang penuh jebakan. Kita tidak boleh mengorbankan prajurit dengan sia-sia…..!” Dalih senopati telik sandi.
Bahkan senopati telik sandi telah menunjukkan beberapa duri kemarung yang ditemukan di sepanjang tepi sungai di sisi pasukan Demak Bintara.
“Ini duri yang sangat sederhana, dan tidak mungkin bisa membunuh prajurit. Tetapi setiap prajurit yang tertusuk duri ini pasti akan terpincang-pincang dan akan sangat terganggu geraknya……!” Dalih senopati telik sandi yang telah berpengalaman itu.
“Kita juga tidak tahu apa yang ada di dalam sungai itu. Bisa jadi juga penuh dengan perangkap atau buaya yang sengaja dilepas oleh musuh. Prajurit sandi yang aku kirim telah melihat bahwa di sungai itu memang ada buayanya……!” Lanjut senopati telik sandi.
“Aku sendiri mampu meloncati sungai itu dengan galah. Dan duri kemarung itu tak akan ada artinya bagiku…..!” Sesumbar salah seorang senopati.
“Aku percaya akan kesaktian yang kau miliki, namun di pihak kita tentu tidak banyak yang mampu melakukannya….!” Sahut salah seorang senopati yang lain.
“Setelah kita berhasil menyeberang, tentu akan disambut dengan hujan anak panah…..!” Dalih yang lain.
“Aku tidak takut dengan hujan anak panah……!” Sesumbar salah seorang senopati yang merasa kebal terhadap berbagai senjata tajam.
“Jika seluruh prajurit sesakti kau, tentu tidak masalah……!” Sahut seorang senopati yang lain lagi.
Sampai tengah malam mereka masih berdebat tentang rencana penyerbuan. Namun demikian, mereka belum menemukan kata sepakat.
“Besuk kita belum akan mengadakan penyerbuan, namun demikian siapkan seluruh pasukan seakan kita akan mengadakan penyerbuan pagi itu. Kita tidak boleh terjebak, tetapi kita yang akan menipu mereka……!” Kata Kanjeng Sultan Trenggana pada akhirnya.

Sementara itu, pasukan bang wetan ingin segera menyaksikan pasukan lawan terjebak di sungai perbatasan. Sungai yang terlihat tenang namun dalam dan penuh jebakan. Sungai yang merupakan benteng pertahanan yang sangat ampuh untuk melindungi seluruh pasukan.
…………..
Bersambung…………

Petuah Simbah: “Taktik dan strategi itu penting.”
(@SUN).

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

13 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

3 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#869

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#868

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(868)Mataram. Senopati Retna Dumilah yang sebelumnya dengan pongah ingin menundukkan Panembahan Senopati dengan…

5 hari ago