Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(243).
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.
Kanjeng Sunan Kudus heran mendengar Harya Penangsang tertawa lepas. Selama ini Harya Penangsang selalu marah-marah tanpa sebab, namun kini lain dari biasanya. Kanjeng Sunan Kudus pun segera menghampiri Harya Penangsang.
“Ha ha ha ha ha……, Bapa…..! Dendam sudah sedikit terbalaskan…..!” Kata Harya Penangsang setelah Kanjeng Sunan Kudus mendekat.
“Apa yang terjadi, Anakmas Adipati….?” Bertanya Sunan Kudus.
“Ha ha ha ha……! Paman Trenggana telah mampus Bapa…..!” Berkata Harya Penangsang.
“Apa maksudmu, Anakmas……?” Bertanya Kanjeng Sunan Kudus lagi.
“Demak tidak mampu mbedhah Blambangan. Justru Paman Trenggana yang mampus…..! Ha ha ha ha…..!” Jawab Harya Penangsang dengan tertawa-tawa.
“Prajurit…..! Ceritakan kembali apa yang kau ketahui tentang pasukan Demak Bintara dan mampusnya Trenggana…..!” Perintah Adipati Harya Penangsang.
Prajurit sandi yang dikirim Adipati Harya Penangsang itu pun kemudian menceritakan apa yang terjadi di bang wetan. Diceritakan secara rinci tertang pasukan Demak Bintara yang tidak mampu menembus pertahanan lawan yang dipimpin oleh Adipati Blambangan. Bahkan pasukan Demak Bintara belum mampu menyeberangi sungai perbatasan yang penuh dengan jebakan.
Diceritakan pula bagaimana akhirnya Kanjeng Sultan Trenggana gugur karena ulah seorang prajurit juru ladi muda dari Surabaya.
“Seorang yang sugih ilmu jayakasantikan pun bisa lengah….!” Berkata Sunan Kudus kemudian.
“Itu karena ketamakan dan keangkuhan Trenggana, Bapa…..!” Berkata Adipati Harya Penangsang yang memang sangat tidak suka kepada pamannya yang ia anggap telah merebut tahta kerajaan Demak Bintara.
Ayahnya Pangeran Sekar Seda Lepen yang semestinya menduduki tahta kerajaan Demak Bintara. Dan Harya Penangsang sebagai putra Mahkotanya. Tetapi yang telah terjadi tidak seperti yang diangankan oleh Harya Penangsang.
“Paman Trenggana telah mampus….! Harya Penangsang tak mau mengakui pemerintahan Prawoto di Demak Bintara, Bapa…..!” Berkata Harya Penangsang.
Kanjeng Sunan Kudus tak segera memberi tanggapan. Bagaimana pun, pemerintahan Demak Bintara telah diakui oleh banyak bupati dari berbagai daerah. Namun Kanjeng Sunan Kudus juga mendukung cita-cita anak muridnya itu untuk menggapai cita-cita yang tinggi. Menurut Kanjeng Sunan Kudus, Harya Penangsang memang berhak atas tahta warisan dari Kanjeng Sultan Fatah tersebut. Namun tentu tidak mudah untuk meyakinkan para bupati dari berbagai wilayah. Mereka, para bupati itu telah setia kepada Demak Bintara.
Namun demikian, Kanjeng Sunan Kudus tak ingin mengecewakan siswa kesayangannya itu, kemudian katanya;
“Kita tunggu perkembangan dulu, pada saatnya cita-citamu pasti akan terwujud……!”
“Heeem….., Prawoto-lah yang harus aku jadikan sasaran. Ia yang membunuh ayahku…..!” Gumam Harya Penangsang.
Sementara itu, upacara pemakaman jasad Kanjeng Sultan Trenggana telah usai. Para Adipati dan para senopati dari pasukan yang tergabung ke bang wetan juga memberikan penghormatan yang terakhir kepada Kanjeng Sultan Trenggana. Mereka kini telah kembali ke kadipaten-kadipaten masing-masing bersama pasukannya. Pasukan yang kecewa dengan hasil lawatan ke bang wetan. Demikian pula para senopati pun kecewa terhadap pemerintahan Demak Bintara. Mereka ragu dengan kepemimpinan Sunan Prawoto. Mereka belum tahu, apakah nanti akan tetap setia kepada pemerintahan Demak Bintara.
Yang tinggal di Demak Bintara kini tinggal keluarga dekat kerajaan. Dan juga para sentana dan para punggawa kerajaan.
Pangeran Hadiri dan Kanjeng Ratu Kalinyamat masih berada di Demak Bintara pula. Demikian pula Pangeran Timur yang telah kembali dari petualangannya.
Sunan Prawoto kini telah ditetapkan sebagai seorang sultan sepenuhnya di Demak Bintara. Namun Sunan Prawoto lebih senang dengan gelar sunan dari pada gelar sultan.
Nimas Cempaka tak ingin berpisah dengan Jaka Tingkir.
……………
Bersambung…………
Petuah Simbah: “Awal mula kehancuran sebuah negeri adalah adanya perebutan kekuasaan. Bahkan perang saudara.”
(@SUN)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…