Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#244

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(244)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Semua sentana keraton telah mengetahui hubungan Nimas Cempaka dengan Jaka Tingkir. Semua kerabat keraton tidak ada yang menolak hubungan itu. Mereka tahu siapa Jaka Tingkir itu, walau baru berpangkat lurah wira tamtama, namun memiliki kemampuan yang tak kalah dengan para senopati. Sunan Prawoto pun mengakui hal itu.
Kanjeng Ratu Kalinyamat kemudian mengusulkan untuk segera meresmikan Nimas Cempaka dengan Jaka Tingkir, namun dalam upacara ijab yang sederhana saja. Karena suasana keraton memang masih berkabung, maka cukup disaksikan oleh para kerabat dekat saja dan disahkan oleh penghulu keraton.
Upacara ijab bisa segera dilangsungkan mumpung para kerabat masih komplit.
“Mumpung kami masih di sini……!” Berkata Gusti Kanjeng Ratu Kalinyamat.
Semua sepakat dengan usulan dari Gusti Kanjeng Ratu Kalinyamat tersebut.
Nimas Cempaka dengan senang hati menerima usulan dari kakaknya itu walau tanpa pesta sama sekali. Jaka Tingkir tentu saja tidak menolak usulan itu.

Upacara ijab benar-benar telah berlangsung dengan sangat sederhana untuk ukuran seorang putri raja. Namun Nimas Cempaka dengan ikhlas bisa menerimanya.
Gusti Kanjeng Ratu Kalinyamat dan Pangeran Hadiri pun segera minta diri untuk kembali ke Jepara.
“Berkunjunglah ke Jepara bersama istrimu, Dimas Karebet…..!” Kata Gusti Kanjeng Ratu Kalinyamat ketika berpamitan.
“Dengan senang hati, Kangmbok Gusti Ratu……!” Kata Jaka Tingkir.

Akhirnya Gusti Kanjeng Ratu Kalinyamat dan Pangeran Hadiri beserta para kerabat dari Jepara telah meninggalkan keraton Demak Bintara.
Nimas Cempaka dan Jaka Tingkir kini telah sah sebagai suami istri. Betapa bahagianya Nimas Cempaka dipersunting oleh perjaka yang ia kagumi. Jaka Tingkir pun tidak menduga bahwa ia bisa dengan tanpa hambatan menjadi bagian dari keluarga kerajaan.
Jaka Tingkir kemudian teringat kepada seseorang yang berjubah putih yang pernah menemuinya di bawah pohon asem di tepi Rawapening dahulu. Orang berjubah putih itu pernah mengatakan bahwa dirinya akan mendapatkan pangkat dan derajat yang tinggi. Siapakah dia? Sampai kini ia belum mengetahuinya. Namun suatu saat pasti akan tahu juga. Sebelumnya Jaka Tingkir tidak terlalu memikirkan, karena sepertinya mustahil. Namun kini benar-benar menjadi kenyataan, menjadi menantu seorang raja. Tetapi sayangnya Kanjeng Sultan Trenggana telah mangkat.
Namun jalan yang ditempuh oleh Jaka Tingkir tak lepas dari rancangan sang paman, Ki Kebo Kanigara.
Tiba-tiba Jaka Tingkir berdebar-debar teringat akan sang paman. Terlebih dengan adanya hujan abu yang sampai di kotaraja Demak Bintara. Pasti yang terjadi di sekitar gunung Merapi, abunya lebih tebal.
“Aku harus mengunjungi paman Kebo Kanigara di puncak gunung Merapi……!” Batin Jaka Tingkir.

Sementara itu, Sunan Prawoto telah menemui Jaka Tingkir yang kini sebagai adik iparnya. Dikatakan bahwa Senopati Wirajaya sudah mendekati masa purna tugas. Jaka Tingkir akan diangkat sebagai senopati untuk menggantikan Ki Wirajaya.
Dalam kesempatan itu, Jaka Tingkir menyampaikan niatnya untuk mengunjungi pamannya yang diperkirakan sedang bertapa di puncak gunung Merapi ketika terjadi hujan abu. Mumpung Ki Wirajaya belum benar-benar purna tugas.
Sunan Prawoto tidak berkeberatan dengan niat dari Jaka Tingkir tersebut.

Nimas Cempaka sebenarnya berkeberatan akan ditinggal sang suami untuk naik ke puncak gunung Merapi. Ia mengkhawatirkan keselamatan sang suami. Namun Jaka Tingkir bisa meyakinkan Nimas Cempaka.
“Aku akan berkuda saja biar tak perlu waktu yang lama……!” Berkata Jaka Tingkir.
“Berhati-hatilah Kangmas, jika masih hujan abu sebaiknya ditunda dahulu….!” Pesan dari Nimas Cempaka.
“Besuk pagi-pagi benar aku akan berangkat…..!” Berkata Jaka Tingkir.

Sementara itu, Harya Penangsang di Jipang Panolan selalu uring-uringan. Ia telah mendengar bahwa Prawoto telah ditetapkan sebagai seorang sultan namun dengan gelar sunan.
Hari itu Kanjeng Sunan Kudus sedang kembali ke Kudus.
Adipati Harya Penangsang hanya didampingi oleh patih kadipaten, Ki Patih Mentahun.
………….
Bersambung………

Petuah Simbah: “Seorang yang tahu diri tidak akan melupakan orang yang berjasa terhadap dirinya.”
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

13 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

4 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

5 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#869

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…

5 hari ago