Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#247

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(247)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Sementara itu, Jaka Tingkir telah kembali ke ksatrian. Ia bercerita panjang lebar tentang perjalanannya. Nimas Cempaka ikut bersedih atas meninggalnya Ki Kebo Kanigara, paman dari Jaka Tingkir. Namun Nimas Cempaka juga bersyukur karena sang suami pulang dengan selamat setelah menempuh perjalanan yang berat.
“Setiap hari Nimas mencemaskan keselamatan Kangmas Jaka Tingkir…..!” Berkata Nimas Cempaka.
“Gusti Yang Maha Agung masih berkenan melindungi perjalananku, Nimas……!” Sahut Jaka Tingkir.
“Jika keadaan sudah memungkinkan, aku akan memindahkan jasad paman ke Sela…..!” Berkata Jaka Tingkir kemudian.
“Semua terserah Kangmas saja……!” Berkata Nimas Cempaka.
“Namun dalam waktu dekat kita mesti ke Jepara, Kangmbok Ratu Kalinyamat telah melahirkan……!” Berkata Nimas Cempaka kemudian.
“Baiklah, akan aku cari waktu yang baik……!” Jawab Jaka Tingkir.

Sementara itu, pembangunan keraton di tepi hutan Prawata telah hampir selesai. Namun Sunan Prawoto tak ingin menunggu sampai semuanya selesai untuk segera memindahkan pusat pemerintahan.
Tiba saatnya keraton Demak Bintara boyongan ke tepi hutan Prawata. Namun tepi hutan tersebut sudah tidak sepi lagi, barak prajurit telah dibangun pula. Pemukiman warga pun telah banyak yang berdiri. Pasar juga telah dibangun, demikian pula warung-warung telah banyak pula. Hutan yang tidak terlalu lebat telah berubah menjadi tanah perkebunan. Jalan-jalan pun telah dibuat lebar dan tertata.
Pasanggrahan Prawata telah benar-benar berubah menjadi istana yang megah dengan ukiran kayu jati yang indah dan rumit.
Ketika dalam upacara perpindahan pusat pemerintahan itu, Sunan Prawoto telah mengumumkan bahwa pusat pemerintahan itu dinamakan; Demak Prawata.
Ya, Kasultanan Demak Bintara kini telah disebut Demak Prawata.

Dalam pada itu, Rungkut telah beberapa hari berada di Demak Prawata. Ia bersama dengan dua orang kawannya belum bisa melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh Adipati Harya Penangsang lewat Ki Patih Mentahun. Mereka masih kesulitan mencari waktu dan tempat yang pas untuk bisa bertemu dengan Sunan Prawoto. Justru karena keraton yang masih baru, Rungkut dan kawan-kawannya belum mengetahui seluk beluk istana.
“Rangkong…..! Kau harus bisa masuk istana dan bisa mengetahui seluk-beluk keraton……!” Kata Rungkut kepada anak buahnya.
“Heeem….., bagaimana ya caranya…..!” Gumam Rangkong.
“Bagaimana jika besuk kita pura-pura melamar menjadi juru taman…..?” Usul Gandos, anak buah rungkut yang lain.
“Ha ha ha ……., usul yang baik. Tumben otakmu jalan Ndos……!” Kelakar Rungkut.
Mereka pun tertawa bareng.

Pagi itu Rangkong berhasil menemui dua orang inang keraton yang sedang berbelanja di pasar di luar keraton.
Rangkong tahu bahwa mereka adalah abdi keraton karena dari bisik-bisik orang di pasar itu.
“Maaf Mbakyu….., apakah saya boleh bertanya…..?” Kata Rangkong dengan berusaha sesopan mungkin.
“Ada apa Kisanak…..?” Mbok Inang balik bertanya.
“Apakah di keraton yang baru ini masih membutuhkan juru taman…..?” Bertanya Rangkong dengan hati-hati.
“Aku kurang tahu, tetapi marilah aku antar untuk bertemu Kang Rebon salah seorang juru taman…..!” Berkata Mbok Inang yang telah setengah umur itu.

Rangkong akhirnya bisa bertemu dengan Rebon tanpa dicurigai. Walau Rebon belum bisa memastikan apakah Rangkong diterima atau tidak, namun Rebon menerima tamunya itu dengan ramah. Bahkan Rebon sempat bercerita banyak tentang keadaan keraton Demak Prawata itu. Rebon merasa senang ada teman mengobrol di saat dia sedang beristirahat. Rangkong berhasil memancing Rebon untuk bisa mengetahui bamgsal yang ditempati oleh Sunan Prawoto. Bahkan Rangkong sempat diajak berjalan-jalan di taman keraton itu. Rangkong banyak memuji tentang megahnya keraton Demak Prawata tersebut dan tak lupa memuji indahnya taman yang diurus oleh Rebon.
Rebon yang tersanjung itu semakin bergairah untuk bercerita tentang banyak hal.
…………….
Bersambung………..

Petuah Simbah; “Berhati-hatilah terhadap mulut manis orang yang baru dikenal.”_
(@SUN)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#873

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…

11 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#872

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…

2 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#871

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#870

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…

4 hari ago

Dilema Library Genesis dalam Dunia yang Haus Ilmu

Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…

4 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#869

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…

5 hari ago