Categories: Cerbung

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#250

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(250)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Jaka Tingkir mengatakan bahwa dalam waktu dekat, dirinya akan boyongan ke Pajang. Dan ketika saat itu tiba, akan memberi kabar sebelumnya. Pada saat itu nanti, Jaka Tingkir sudah sebagai seorang adipati Pajang.
Matahari telah jauh conndong ke barat, namun Jaka Tingkir tetap minta diri.
“Mas Danang diajak serta, bisa tinggal di ksatrian. Dan bisa berlatih di sanggar dan dibimbing bersama…..!” Berkata Jaka Tingkir.
“Jebeng…..! Kemarilah…..!” Ki Juru Martani memanggilnya.
“Ya Uwa….!” Kata Mas Danang sambil berlari kecil.
“Kau ditimbali pamanmu….!” Berkata Ki Juru Martani.
“Mas Danang….! Kau besuk harus ikut tinggal di kadipaten Pajang. Di sana kau bisa berlatih di sanggar. Kakang Juru, Bapa-mu Kakang Pemanahan dan Kakang Penjawi juga akan tinggal di kadipaten……!” Bujuk Jaka Tingkir.
“Dengan senang hati, Paman. Tetapi sebaiknya, Biyung juga ikut serta…..!” Pinta Mas Danang.
“Tentu aku tidak berkeberatan. Justru itu yang aku harapkan…..!” Berkata Jaka Tingkir.
Jaka Tingkir pun segera mohon diri.

Walaupun malam hari, Jaka Tingkir akan melanjutkan perjalanan. Meskipun demikian, tentu memerlukan beberapa kali beristirahat untuk memberi kesempatan kudanya makan, minum dan beristirahat. Menurut perhitungan Jaka Tingkir, sebelum matahari terbit, ia sudah sampai di keraton Demak Bintara.

Pada hari itu pula, Sunan Prawoto telah kembali ke keraton Demak Prawata. Ia dengan beberapa kereta yang mengangkut berbagai barang-barang berharga untuk ditempatkan di keraton yang masih baru, Demak Prawata.
Rebon dan beberapa temannya sesama juru taman sibuk menurunkan barang-barang tersebut. Rangkong dengan senang hati ikut membantu Rebon mengangkat barang-barang yang berat. Tentu saja Rebon dengan senang hati menerima bantuan tenaga dari Rangkong. Terlebih, Rangkong memiliki tenaga yang kuat, jauh lebih kuat dari Rebon.
Kesempatan itu benar-benar dimanfaatkan oleh Rangkong untuk mengamati keadaan. Dan ia benar-benar bisa mengenali Sunan Prawoto dan sang istri dengan seksama. Bahkan, ia sempat ikut mengangkat almari ukir yang sangat indah namun juga berat. Ia sempat mengamati tempat tidur Sunan Prawoto serta lorong untuk menuju ke tempat itu.
“Untung Adi Rangkong ikut membantu, almari tadi sungguh berat. Jika kami hanya berempat tentu sangat berat…..!” Berkata Rebon.
“Aah…., ini tidak seberapa. Aku dengan senang hati membantu…..!” Kata Rangkong sewajarnya agar tidak dicurigai.
Sampai menjelang petang, mereka menata barang baru selesai, namun tentu belum semuanya beres.
Rangkong pun kemudian minta diri kepada Rebon juru taman.
“Besuk boleh aku bantu lagi…..?! Rangkong menawarkan.
” Saya kira sudah cukup, nanti merepotkan kamu…..!” Rebon berbasa-basi.

Sementara itu, Rungkut cukup gelisah menunggu Rangkong tidak segera kembali. Ia menunggu bersama Gandos di tempat persembunyiannya.
“Jangan-jangan ia tertangkap…..!” Kata Rungkut kepada Gandos.
“Kadang ia sering sembrono, kalau sampai tertangkap, habislah riwayat kita. Gusti Adipati Harya Penangsang pasti akan menghabisi kita dan keluarga kita…..!” Keluh Gandos.
“Jika Rangkong gagal, aku akan melarikan diri….! Banyak tempat yang bisa untuk menyambung hidup…..!” Berkata Rungkut selanjutnya.
“Aku akan ikut Kakang Rungkut. Kita bisa membentuk gerombolan lagi di lain tempat…..!” Kata Gandos.

Ketika mereka sedang berbincang, datanglah Rangkong dengan tertawa-tawa.
“Ha ha ha ha……, kita akan berhasil….! Berhasil……! Ha ha ha ha ha……!”
“Jangan besar mulut, Rangkong……! Ceritakan dulu apa hasil kerjamu…..!” Kata Rungkut.
“Ha ha ha ha……, bodohnya juru taman aku bodohi…..!” Kata Rangkong.
“Katakan…..! Cepat…..! Jangan banyak mulut…..!” Bentak Rungkut.
Rangkong kemudian menceritakan apa yang terjadi di keraton Demak Prawata. Bahkan dikatakan bahwa ia berhasil masuk ke kamar tidur Sunan Kudus.
…………….
Bersambung…………

Petuah Simbah: “Berhati-hatilah terhadap orang yang baru dikenal, walau ia tampak baik dan sopan.”
(@SUN-aryo)

**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Recent Posts

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#806

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(806)Mataram. Guru orang bercambuk itu tahu bahwa Pangeran Pangiri sama sekali tidak ada…

14 jam ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#805

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(805)Mataram. Para prajurit sandi itu juga bisa menjadi bagian pasukan tempur jika diperlukan.…

2 hari ago

Chipset A Bionic: Kenapa iPhone Selalu Lebih Cepat?

Di era teknologi yang terus berkembang pesat, kecepatan serta performa perangkat menjadi faktor penting dalam…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#804

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(804)Mataram. Senopati Wirosekti mengangguk-angguk kemudian katanya; "Baik Pangeran, saya tidak berkeberatan. Biarlah nanti…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#803

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(803)Mataram. Di barak prajurit di Jatinom, Pangeran Benawa tidak lama. Yang paling utama…

3 hari ago

Penerus Trah Prabu Brawijaya-Part#802

Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(802)Mataram. Pangeran Benawa dan Senopati barak prajurit itu kemudian berbincang berdua saja. Pangeran…

5 hari ago