Penerus Trah Prabu Brawijaya-Jaka Tingkir-Part#252

penerus trah prabu brawijaya

Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(252)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.

Saat itu telah lewat tengah malam.
Bulan telah telah hilang ditelan bumi. Beberapa sudut keraton gelap gulita, karena sinar lampu ting tak mampu menjangkau tempat itu. Malam semakin pekat karena awan hitam menggantung di langit.
“Sepertinya akan hujan…..!” Bisik Rangkong kepada Rungkut.
“Alam membantu tugas kita…..!” Kata Rungkut berbisik pula.
Di lingkungan keraton terasa sepi. Sesekali terdengar suara burung hantu di luar benteng keraton. Rangkong dan Rungkut telah berhasil melompati benteng yang tidak terlalu tinggi. Mereka berdua beberapa saat berdiam diri di sebalik rumpun pohon wura-wari. Mereka mengamati keadaan.
“Bangsal tempat Sunan Prawoto masih agak masuk…..!” Bisik Rangkong kepada Rungkut.
“Yaaa….!” Jawab Rungkut singkat dan pelan.
Setelah keadaan dirasa aman, Rangkong kemudian berjalan mengendap di depan Rungkut beberapa depa. Setiap kali ia berhenti untuk berlindung di balik tanamkan hias.
Ia telah mengetahui letak gardu jaga prajurit. Kecil kemungkinan prajurit jaga sampai di tempat itu.
Rangkong kemudian memberi aba kepada Rungkut untuk mendekat.
“Itu adalah bangsal tempat Sunan Prawoto….!” Bisik Rangkong sambil menunjuk.
Rungkut mengangguk tanda mengerti.
Keris pusaka yang teselip di pinggang depan dielusnya seakan ingin meyakinkan bahwa sebentar lagi akan memakan korban. Calon korbannya adalah seorang raja besar, Sunan Prawoto.
Di pinggang kanannya terselip pisau belati yang cukup kuat dan tajam.
“Aku yakin tidak ada prajurit jaga di depan teras bangsal itu…..!” Bisik Rangkong lagi.
Yaa…., sepi sekali…..! Kau tunggu di sini. Jika ada yang mencurigakan segera beri tanda.
Rangkong memang telah membawa beberapa butir kerikil yang siap dilemparkan jika ada yang mencurigakan.
“Di samping kiri agak kebelakang ada jendela kecil yang mudah untuk dicongkel…..!” Bisik Rangkong lagi.
Rungkut kemudian mengendap-endap mendekati samping kiri bangsal tempat Sunan Prawoto beristirahat.
Rungkut menahan umpatan ketika seekor kadal terinjak olehnya.

Hari telah lewat tengah malam, sesekali terdengar ayam jantan berkokok. Namun kemudian sepi kembali.
Rungkut yang adalah seorang pencuri ulung telah sampai di samping kiri bangsal. Jendela kecil yang dikatakan oleh Rangkong telah ia dekati. Beruntung tempat itu terlindung oleh pepohonan.
Rangkong tersenyum ketika terasa titik hujan mulai turun. Ia menunggu beberapa saat agar hujan benar-benar turun semakin deras. Dalam keadaan seperti itu, orang yang tertidur tentu semakin nyenyak. Rintik hujan juga akan membaurkan suara jika ia memcokel jendela.
Pisau belati telah ia lolos. Pisau yang kuat itu akan mudah untuk memcokel jendela.
Rungkut telah pula meraba-raba jendela untuk meyakinkan bagian yang akan dicongkel. Ia tak akan memcokel jendela itu dengan menghentak. Jika demikian tentu akan membangunkan orang yang ada di dalam.
Benar, hujan telah turun walau tidak terlalu deras. Rangkong mulai memcokel jendela dengan hati-hati.
“Kreeek…..!” Ia berhenti.
“Kreeek…..!” Ia mengulangi.
Sejenak Rungkut diam, ia mengamati keadaan. Namun sepertinya tidak ada suara apapun di dalam bangsal.
“Kreeek….., kreeek…..!” Ia ulangi mencokel jendela.
Kini telapak tangan Rungkut sudah bisa masuk di sela-sela daun jendela. Ia cari kancing kayu yang masih nyangkut.
Dada Rungkut justru berdebar ketika jendela telah benar-benar terbuka. Ia masih berusaha untuk menenangkan pikiran.

Dalam pada itu, Rangkong gelisah pula. Ia merasa terlalu lama menunggu tindakan lurahnya, Rungkut. Ia pun tak menghiraukan hujan yang mulai membasahi pakaiannya. Semestinya dalam keadaan seperti itu, lurahnya segera bertindak, batin Rangkong. Namun demikian, Rangkong mencoba memahami keadaan lurahnya. Ia percaya bahwa lurahnya itu cukup berpengalaman.
Rangkong mencoba merangkak lebih dekat ke bangsal. Ia pun menuju ke samping kiri bangsal itu.
………..
Bersambung………..

Petuah Simbah: “Hati-hati, pencuri memang pandai mencari celah lengah tuan rumah.”
(@SUN-aryo)

St. Sunaryo

Pensiunan pegawai PT Telkom Indonesia. Sekarang bertempat tinggal di Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kunjungi website https://stsunaryo.com , ada yang baru setiap hari.

Learn More →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *