Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(260)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.
Kanjeng Sunan Kudus berkata demikian karena Jaka Tingkir juga sudah menyatakan sebagai muridnya. Ia tahu banyak tentang kemampuan muridnya yang masih muda itu.
Sultan Harya Penangsang tidak menjawab, namun ia telah merencanakan sesuatu agar kedudukan sebagai seorang sultan tidak diusik oleh trah Trenggono.
Yang mereka perbincangan kemudian adalah bagaimana Demak Jipang menggalang kepercayaan kadipaten-kadipaten yang selama ini sumpah setia kepada Demak Bintara dan kemudian kepada Demak Prawata.
Pangeran Harya Mataram – adik dari Sultan Harya Penangsang dipercaya untuk membentuk pasukan Demak Jipang yang kuat. Kademangan-kademangan diminta untuk mengirim anak-anak mudanya untuk dijadikan prajurit Demak Bintara.
Rangkong dan Gandos dipercaya menjadi salah satu senopati Demak Jipang. Namun pasukan yang dipimpin oleh Rangkong dan Gandos adalah bekas para begal, kecu dan para perampok yang dijadikan menjadi satu bregada prajurit.
Sultan Harya Penangsang juga telah menunjuk enam orang pilihan untuk mengawasi Pangeran Hadliri dan Ratu Kalinyamat. Mereka diutus ke Jepara.
“Cari waktu yang tepat untuk melenyapkan mereka……!” Perintah Sultan Harya Penangsang.
Sementara itu, penyelenggaraan penghormatan terakhir jasad Sunan Prawoto dan sang permaisuri telah berlangsung dengan lancar tanpa gangguan. Meskipun upacara pemakaman itu tanpa dihadiri oleh Kanjeng Sunan Kudus.
Para adipati pun telah kembali ke kadipaten masing-masing. Mereka masih menunggu perkembangan yang akan terjadi. Sebagian besar dari mereka belum menyatakan kesetiaan kepada Sultan Harya Penangsang di Demak Jipang.
Jaka Tingkir dan Nimas Cempaka beserta para pengiringnya akan segera meninggalkan Demak Prawata ke Demak Bintara.
“Kami akan segera ke Pajang untuk membenahi pemerintahan di sana. Nanti saat kami pisowanan agung yang pertama, Kangmas Hadliri dan Kangmbok Ratu Kalinyamat harap hadir. Demikian pula Kangmas Pangeran Timur…..!” Berkata Jaka Tingkir.
“Itu pasti, Dimas…..! Kami juga akan segera kembali ke Jepara. Namun dalam waktu dekat, kami akan ke Kudus untuk menghadap Kanjeng Sunan Kudus. Kami akan minta keadilan atas peristiwa ini…….!” Berkata Kanjeng Ratu Kalinyamat.
“Namun kita harus selalu berhati-hati menghadapi keadaan yang tidak menentu ini……!” Berkata Jaka Tingkir.
Sementara itu, Ki Juru Martani, Ki Penjawi, Ki Pamanahan dan Mas Danang telah kembali ke Sela. Mereka akan akan meninggalkan Sela untuk jangka waktu yang lama. Mereka akan mendampingi Jaka Tingkir Mas Karebet di Kadipaten Pajang.
Padepokan Sela dan sekitarnya akan diserahkan kepada Ki Demang Sela.
Sementara di Demak Jipang sedang gencar menggalang kekuatan untuk memperkuat kedudukan Sultan Harya Penangsang. Di Kadipaten Pajang, Jaka Tingkir Mas Karebet sedang mempersiapkan pisowanan agung yang pertama. Seluruh nayaka praja dan para senopati diundangnya. Demikian pula para adipati sahabat diundangnya pula. Kebanyakan para adipati itu adalah dari wilayah bang tengah dan barat. Adipati Jepara, Pangeran Hadliri dan Kanjeng Ratu Kalinyamat telah berangkat pula dengan diiringi oleh pasukan prajurit yang kuat.
“Heeem….., mereka diiringi oleh pasukan yang kuat…..!” Gerutu senopati Demak Jipang yang diutus oleh Sultan Harya Penangsang.
“Kita adalah para prajurit pilihan. Pasti akan mampu mengalahkan mereka…..!” Tanggapan seorang prajurit.
“Jangan asal menang, tetapi pihak kita banyak yang tewas pula. Aku sendiri pasti akan mampu selamat. Tetapi kau dan yang lain bisa tewas…..!” Dalih senopati prajurit itu.
Kemudian senopati itu melanjutkan; “Awasi mereka…..! Jangan terbalik, kalian yang diawasi…..!”
Pagi itu, mereka masih membiarkan rombongan dari Jepara itu lewat, namun tetap diikuti oleh prajurit dari Demak Jipang yang menyamar.
Pangeran Hadliri dan Kanjeng Ratu Kalinyamat tidak menyadari bahwa bahaya selalu membayanginya.
………….
Bersambung…………
Petuah Simbah: “Demi ambisi kekuasaan, apapun akan dilakukan, walau itu bertentangan dengan norma kehidupan.”
(@SUN)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(874)Mataram. Adipati Pragola juga mendapat laporan bahwa dua orang murid orang bercambuk juga…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…