Inspirasi Pagi …….!!
(@SUN-aryo)
(261)
Penerus Trah Prabu Brawijaya.
Jaka Tingkir.
Seri Arya Penangsang.
Namun demikian prajurit sandi yang berpengalaman menyadari, ada beberapa orang yang mengikuti dan mengawasi mereka. Ada dua atau tiga orang di depan rombongan. Yang di belakang rombongan juga antara dua atau tiga orang. Mereka kadang-kadang dekat, namun kadang-kadang tidak terlihat sama sekali.
Prajurit itu kemudian melaporkan kepada senopati pimpinan rombongan.
“Baiklah….., kita harus berhati-hati. Kalian harus bersiaga dengan senjata kalian…..! Prajurit pilihan harus selalu berada di dekat Kanjeng Ratu Kalinyamat dan Pangeran Hadliri…..!” Perintah senopati pimpinan rombongan.
Mereka menyadari bahwa di dalam kereta itu berada para wanita dan seorang kanak-kanak putra dari Kanjeng Ratu Kalinyamat dan Pangeran Hadliri, dia adalah Raden Pangiri. Raden Pangiri selalu didampingi oleh Kingkin dan Semangkin selaku pamomongnya.
Dalam pada itu, para prajurit suruhan Sultan Harya Penangsang mulai menyadari bahwa keberadaan mereka sepertinya telah dicurigai. Mereka melihat bahwa rombongan itu telah menyiapkan senjata-senjata telanjang. Jika mereka memaksakan diri untuk menyerang rombongan itu tentu sangat berbahaya. Jumlah rombongan itu juga jauh lebih banyak dari prajurit dari Demak Jipang.
Oleh karena itu, mereka melepaskan begitu saja rombongan itu. Mereka akan mencari kesempatan lain. Namun justru para prajurit suruhan Sultan Harya Penangsang itu mendahului untuk sampai di Pajang. Mereka ingin tahu apa yang akan terjadi di Pajang. Meskipun demikian, jika di Pajang nanti ada kesempatan, peluang itu tentu tidak akan disia-siakan.
Sementara itu, Ki Juru Martani, Ki Penjawi, Ki Pemanahan dan Mas Danang telah sampai di Pajang pula. Demikian pula para adipati sahabat sudah beberapa yang hadir memenuhi undangan Jaka Tingkir Mas Karebet sebagai Adipati Pajang.
Mereka juga telah mendengar bahwa Harya Penangsang telah mengangkat dirinya sebagai seorang Sultan di Demak Jipang. Namun mereka tahu bahwa beberapa adipati belum menyatakan setia kepada Demak Jipang. Terutama para adipati yang hadir di Pajang saat itu.
Ki Juru Martani yang bijak itu kemudian mengusulkan kepada Jaka Tingkir Mas Karebet.
Jika Harya Penangsang saja berani mengangkat dirinya sebagai sultan, mengapa hal itu tidak dilakukan oleh Adipati Pajang.
“Yayi Adipati, sebaiknya besuk ketika pisowanan agung, juga menyatakan diri sebagai sultan, Sultan Pajang…..!” Berkata Ki Juru Martani.
“Tetapi aku hanyalah seorang putra menantu, Kakang…..!” Dalih Jaka Tingkir Mas Karebet.
“Nanti jika Kanjeng Ratu Kalinyamat dan Pangeran Hadliri sudah tiba, sebaiknya disampaikan usulan ini. Katakan bahwa ini semata-mata sebagai tandingan akan tindakan Harya Penangsang yang mengangkat dirinya sebagai sultan. Bukan sebagai penguasa negeri Demak Bintara dan Demak Jipang. Kekuasaan Sultan Pajang sebatas kadipaten Pajang sekarang ini. Katakan pula kepada para adipati yang hadir nanti bahwa bukan maksud Sultan Pajang akan menguasai negeri Demak…….!” Berkata Ki Juru Martani.
“Rasanya belum saatnya, Kakang……!” Dalih Jaka Tingkir Mas Karebet.
“Saya kira usulan Kakang Juru tadi cukup baik sebagai tandingan Sultan Demak Jipang…..!” Ki Pemanahan memberikan pendapat.
“Aku juga setuju dengan usulan Kakang Juru itu, Yayi…..!” Ki Penjawi menguatkan.
“Baiklah jika demikian…..! Namun harus seijin Kangmbok Ratu Kalinyamat selaku ahli waris paling dekat dengan gelar Sultan Demak……!” Dalih Jaka Tingkir Mas Karebet lagi.
Ketika Kanjeng Ratu Kalinyamat dan Pangeran Hadliri telah tiba, usulan dari Ki Juru Martani tersebut disampaikan oleh Jaka Tingkir Mas Karebet.
Kanjeng Ratu Kalinyamat tidak berkeberatan karena Sultan Pajang bukan berarti sebagai Sultan Demak. Sultan Pajang tidak menggunakan gelar Sultan Demak Pajang seperti Demak Bintara, Demak Prawata dan kemudian Demak Jipang. Kekuasaan Sultan Pajang pun sebatas kadipaten Pajang sampai saat ini.
……………
Bersambung………..
Petuah Simbah: “Perebutan kekuasaan menjadi awal kehancuran sebuah negeri.”
(@SUN)
**Kunjungi web kami di Google.
Ketik; stsunaryo.com
Ada yang baru setiap hari.
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(873)Mataram. Benar juga, dengan gerak cepat saat itu juga Senopati Widarba segera bertindak.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(872)Mataram. Raden Mas Jolang telah memiliki bekal ilmu yang lebih dari cukup. Ia…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(871)Mataram. Sedangkan Adipati Pragola menganggap bahwa kedudukan Kadipaten Pati itu sejajar dengan Mataram.…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(870)Mataram. Di kademangan, pasukan Mataram disambut dengan suka cita. Walau semuanya serba mendadak,…
Di era digital yang cepat ini, akses terhadap berbagai sumber informasi dan literatur menjadi semakin…
Trah Prabu Brawijaya.(@SUN-aryo)(869)Mataram. Bagaimana pun juga, Kanjeng Adipati Rangga Jumena harus menerima kenyataan. Madiun kini…